Walaupun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
belum tahu pasti kapan anak-anak akan kembali masuk sekolah. Tapi Kementerian Perekonomian memastika kalau kegiatan pendidikan sudah bisa dimulai pada 15 Juni 2020 mendatang.
Namun bagaimanapun pemerintah sendiri akan mengikuti proses
pembukaan sekolah ini sesuai dengan panduan yang sudah dikeluarkan oleh Badan perserikatan Bangsa-bangsa untuk kesejahteraan anak (UNICEF) yang
terdiri dari tiga tahap yaitu sebelum pembukaan, memasuki proses pembukaan dan saat pembukaan berlangsung.
Pembukaan sekolah pasca pandemi ini tentunya akan tampak semacam
normal yang baru atau New Normal bagi anak. Karena pastinya anak akan
menghadapi aturan-aturan atau sistem yang baru saat menjalani proses belajar mengajar.
Adapun tiga hal yang harus dihadapi anak saat sekolah mulai dibuka adalah:
1. Mengikuti panduan sekolah mengenai pembatasan hari masuk sekolah sesuai dengan tingkatannya .
2. Anak bahkan harus tetap menjaga jarak dengan teman-temannya yang lain selama proses belajar di sekolah.
3. Anak akan terlibat secara langsung dalam menjalankan
protokol kesehatan yang diterapkan pihak sekolah seperti tidak berbagi makanan dengan siswa lain dan melakukan skrining harian.
Baca Juga:
Inilah 4 Sosok Orangtua Terbaik yang Ada Dalam Alkitab, Belajar Dari Mereka Yuk!
5 Nilai Penting Ini yang Perlu Ditanamkan ke Anak Sejak Usia Lima Tahun
Sementara dari pihak sekolah sendiri, pemerintah akan
memastikan untuk menjalani tiga tahapan yang dikeluarkan oleh UNICEF diantaranya:
Tahap Sebelum Pembukaan
1. Sekolah menyusun panduan yang jelas mengenai indicator pembukaan
sekolah. Pembukaan bisa dimulai dari daerah dengan risiko paling rendah. Dimana
pembukaan bisa dilakukan secara bertahap, seperti pembatasan hari masuk sekolah.
2. Sekolah menyusun panduan yang jelas mengenai penegakan social distancing di sekolah.
3. Sekolah menyusun panduan yang jelas mengenai protokol kesehatan dan kebersihan yang tetap harus dijaga di sekolah.
4 Merevisi porsi kehadiran dalam menentuan nilai pelajaran.
5. Staf pengajar yang berisiko tinggi terpapar virus harus dilindungi secara maksimal. Dalam
hal ini sekolah harus membuat rencana untuk menggantikan guru yang belum bisa mengajar.
6. Mengalokasikan dana khusus untuk menjamin kebersihan sekolah.
7. Membuat fasilitas tanggap darurat seperti shelter, unit kesehatan dan lokasi karantina di sekolah.
8. Menyediakan pelatihan bagi guru untuk mendukung proses belajar jarak jauh.
9. Membuat kalender akademik yang baru sesuai dengan kondisi yang terjadi.
10. Sekolah wajib membayar gaji guru dan menopang kehidupan mereka secara layak.
1 . Memberikan bantuan dana kepada sekolah yang terdampak pandemi.
12. Anak-anak dari lingkungan yang tidak layak harus mendapatkan prioritas khusus dalam pendidikan.
Tahap Pembukaan
1. Sekolah diminta untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dari sekolah kepada siswa, orangtua murid, dan masyarakat.
2. Meningkatkan pasokan air bersih di sekolah serta peningkata sanitasi.
3. Sekolah wajib memberikan pelatihan kepada guru dan staf
sekolah dalam penerapan social distancing dan jaminan kebersihan.
4. Menyusun prosedur jika siswa, guru, dan staf sekolah
merasa kurang sehat dengan meningkatkan koordinasi dengan otoritas kesehatan setempat.
5 Memperbaharui biaya sekolah.
6. Melengkapi pengetahuan guru dalam hal memberikan bimbingan kesehatan mental dan psikososial.
7. Menerapkan pembelajarn skala besar untuk meningkatkan literasi anak usia dini dan anak berkebutuhan khusus.
8. Menyusun asesmen risiko untuk guru yang menghadapi kondisi tertentu seperti lanjut usia atau mengalami kondisi medis tertentu.
9 Memberikan keringana biaya sekolah bagi siswa.
10. Menyusun langkah khusus untuk mendukung siswa perempuan selama proses beajar.
Tahap Selama Pembukaan
1. Sekolah wajib menyusun model pembuatan keputusan kapan sekoah bisa ditutup dan dibuka kembali.
2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembersihan sekolah.
3 Meningkatkan pemakaian pembersih tangan dan masker.
4. Meningkatkan sistem pembelajaran jarak jauh sebagai antisipasi apabila sekolah perlu ditutup kembali.
5. Mempertimbangkan untuk menunda ujian dan memungkinan semua siswa bisa naik kelas.
6. Mengembangkan metode pembelajaran inovatif seperti metode belajar online.
7. Menginformasi semua hal tentang pandemic Covid-19 kepada siswa secara jelas, akurat dan mudah dipahami.
8. Prioritaskan dukungan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
9. Pastikan materi pembelajaran bisa diakses oleh siswa yang mengalami keterbatasan.
Kondisi pandemi saat ini memang masih belum pulih secara
total. Karena itu ahli Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc. PH. Phd Global Health
Security CEPH Griffith University menyampaikan kalau pola hidup sehat harus terus disosialisasikan.
Dia mengaku kalau risiko penularan pandemi ini masih tinggi.
Apalagi mengingat kalau kondisi ini masih belum berakhir dalam waktu dekat.
Karena itu, pembukaan sekolah harus dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah
dan juga pihak sekolah.
Banyak orangtua pasti akan merasa was-was saat anak akan
kembali ke sekolah di tengah pandemi ini. Hal itu sangat wajar mengingat kasus
penularan virus Covid-19 juga ternyata bisa terjadi di kalangan anak berusia
lebih muda. Tapi mari mempercayakan perlindungan sempurna dari Tuhan dan
berharap supaya tahap pembukaan sekolah ini benar-benar dipersiapkan pemerintah
dan pihak sekolah dengan maksimal.