"Saat diperhadapkan dengan ketidakpastian, kesulitan dan
cobaan, mereka yang menaruh iman pada Kristus tidak akan dibiarkan berjuang
sendirian," demikian disampaikan Paus Fransiskus dalam khotbahnya yang disiarkan dari perpustakaan di Istana Apostolik.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa situasi ini sama seperti
yang dialami oleh murid-murid Yesus saat meninggalkan Yerusalem setelah
kematian Kristus. Mereka berangkat ke Emaus dengan hati yang diliputi kesedihan
dan ketakutan. “Banyak orang merasa putus asa karena hanya berfokus pada keadaan mereka,” terangnya.
Dia menjelaskan bahwa orang Kristen dipanggil untuk menaruh harapan kepada Tuhan dan tidak fokus pada keraguan atau ketakutan.
Saat seseorang memilih untuk mengikut Tuhan, kita akan
menemukan bahwa tidak ada pendakian yang menanjak. Tidak ada malam yang tidak bisa dihadapkan dengan Yesus.
Paus Fransiskus juga menyampaikan bahwa saat murid-murid
Yesus pergi ke Emaus, mereka melakukan dua perjalanan yaitu perjalaan menuruni bukit
yang menyedihkan dan mudah. Setelah Bertemu dengan Yesus mereka kembali dengan penuh sukacita meskipun mereka lelah karena perjalanan menanjak itu.
“Yang pertama, ada Tuhan yang berjalan di samping mereka.
Tapi mereka tidak mengenalinya. Yang kedua, mereka tidak melaihtanya lagi, tapi
mereka merasakannya di dekat mereka. Yang pertama, mereka berkecil hati dan
putus asa, yang kedua mereka berlari untuk membawa kabar baik tentang perjumpaan dengan Yesus yang bangkit kepada yang lain,” kata Paus.
Di masa-masa yang tidak pasti ini, Paus mengajak semua orang untuk mengalami sukacita.
“Ini adalah tiga langkah yang dapat kita ambil di rumah kita.
Pertama, membuka hati kita kepada Yesus, mempercayakan dia dengan beban,
kesulitan, kekecewaan dalam hidup kita. Kedua, untuk mendengarkan Yesus, untuk
mengambil injil, bacalah perikop ini dari pasal 24 dari Injil Lukas dan ketiga
berdoalah kepada yesus degan kata-kata yang sama dari para murid, ‘Tuhan
tinggallah bersama kami.’ Tuhan tinggallah bersamaku, Tuhan tinggallah bersama kami semua karena kami bisa menemukan jalannya,” kata Paus.
Selain membagikan pesan ini, Paus pun berdoa bagi orang-orang yang terdampak secara langsung oleh pandemi saat ini.
“Kita berdoa untuk semua yang menderita kesedihan, karena
mereka sendirian atau karena mereka tidak tahu apa yang diharapkan di masa
depan atau karena mereka tidak bisa menghidupi keluarga mereka karena mereka
tidak punya uang, mereka tidak punya pekerjaan. Ada begitu banyak orang yang menderita kesedihan,” ucapnya.
Dia pun mengakhiri khotbahnya dengan pesan agar orang-orang Kristen tidak kehilangan gairah untuk mengikuti firman Tuhan.
“Tuhan selalu membuat kita kembali ke tempat pertama itu,
saat pertama di mana Dia memandang kita, berbicara kepada kita dan membuat kita
mengikuti Dia. Ini adalah anugerah yang harus kita minta dari Tuhan karena
dalam kehidupan, kita selalu tergoda untuk menjauhkan diri saat kita berhadapan
dengan sesuatu yang lain,” tandasnya.
Kita percaya bahwa Tuhan memberikan pertolongan dan
perlindungan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, jangan takut dan
kuatir!