Gedung Putih berencana akan
mengeluarkan kebijakan baru terkait langkah-langkah yang harus diambil dalam menjalankan
kembali aktivitas di berbagai sektor termasuk membuka gedung gereja untuk ibadah.
Kebijakan atas rekomendasi Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) ini sendiri telah dituliskan dalam
kertas sebanyak 17 halaman dan telah diterbitkan pada 27 April 2020. Meski
begitu CDC menyarankan kepada gereja dan rumah ibadah lainnya untuk melakukan
pembatasan pertemuan publik di tahap pertama pembukaan. Mereka juga masih disarankan untuk melakukan ibadah secara virtual.
Selain itu, pihak gereja juga
diminta untuk membatasi kontak langsung dengan meniadakan kertas lagu atau
bahan untuk ibadah dan mempertimbangkan untuk menggunakan kotak koleksi di satu
tempat. Gereja juga dianjurkan untuk meniadakan paduan suara atau grup musik
selama ibadah. Setidaknya jumlah anggota yang terlibat dalam ibadah bisa dikurangi dari biasanya.
Selain Washington, wilayah Missouri
juga akan memberlakukan kebijakan baru ini dan akan dimulai pada 4 Mei 2020 mendatang.
Baca Juga:
Keadaan Makin Membaik, Gereja Korea Selatan Ini Dibuka Kembali Buat Ibadah
Wabah Virus Corona di Italia Mereda, Dulu Gereja Dipenuhi Peti Mati Kini Sudah Kosong
Namun berbeda halnya dengan sebuah gereja
di New York yang memilih untuk menahan pembukaan gereja demi mendukung
pencegahan penyebaran virus secara meluas. Namun gereja ini mungkin akan mencoba dengan membuat perkumpulan kecil saja.
"Saya merasa kita melakukan
kesalahan di sisi kehati-hatian untuk memberantas virus mematikan ini dari
komunitas kita dan akan terus mengikuti arahan pemerintah setempat. Saya ingin
melihat apakah missa luar ruang dengan peserta yang tinggal di mobil mereka
latak sebagai tindakan sementara jika tidak diizinkan berkumpul di gedung-gedung gereja," kata Uskup Douglas Lucia.
Sementara kebijakan pembukaan kembali
aktivitas ini akan berlangsung selama tiga tahap, pertama gedung-gedung besar
akan dibuka namun dengan penerapan aturan social
distancing. Namun sekolah serta pusat penitipan anak masih tetap ditutup.
Kondisi pandemi saat ini memang
menempatkan setiap negara yang terjangkit dalam situasi yang sulit. Kondisi
perekonomian lumpuh total dan aktivitas sehari-hari terpaksa hanya dilakukan di
dalam rumah. Dalam kondisi ini banyak orang yang mengalami depresi dan stress.
Namun, tanpa melakukan akarantina penyebaran virus ini sendiri akan terus
berkembang dan meluas. Karena itu dibutuhkan kesabaran untuk menahan diri dari
segala aktivitas. Jika tidak maka taruhannya justru akan lebih banyak nyawa
yang berjatuhan dan salah satu diantaranya bisa kita dan juga orang yang kita
kasihi. Khususnya bagi gereja-gereja saat ini, mari menahan diri dengan tetap
beribadah di rumah saja. Karena dengan menjaga jarak sosial kita menyelamatkan
diri kita dan orang lain dari ancaman pandemi dan hal inilah yang membuat
orang-orang percaya jadi berkat bagi dunia.