Angela Primachenko mengungkapkan pujian kepada Tuhan setelah berhasil
melewati masa krisis pasca terjangkit positif corona dan harus melahirkan buah hatinya.
Primachenko sendiri yang tengah hamil 33 minggu mengaku awalnya
mengalami alergi dan mulai demam. Dia pun memeriksakan diri ke rumah sakit
tempatnya bekerja sebagai ahli terapi pernapasan di Vancouver, Washington.
Seminggu kemudian kondisinya semakin memburuk dan dia harus berjuang melawan virus corona yang masuk ke dalam tubuhnya dengan menggunaan ventilator.
Menariknya, selama dalam keadaan kritis, Primachenko tak
menyadari jika dirinya akan melahirkan. Dalam keadaan koma, dokter melakukan
proses ceasar. Dan pada 6 April, dia kembali sadarkan diri dan mendapati kandungannya tak lagi ada.
"Saya terbangun dan tidak mendapati kandungan saya lagi," katanya.
Dokter menuturkan bahwa mereka melakukan persalinan pada 1
April terhadap Primachenko yang saat itu sedang koma dan berhasil melahirkan
seorang putri yang diberi nama Ava. Proses bersalin tersebut dilakukan dua minggu
lebih awal dari jadwal melahirkan yang sudah ditentukan karena pihak keluarga berpikir itulah pilihan terbaik bagi sang ibu dan anaknya.
Sayangnya, Primachenko masih belum diizinkan untuk menemui
putrinya sampai tes rapid membuktikan dirinya sudah sembuh dari virus corona. Meski
begitu, dia bisa menyaksikan sang buah hati melalui video call dengan bantuan
suaminya David. Sementara sang bayi Ava masih akan tetap berada di ruang NICU karena
kondisinya masih belum stabil setelah lahir secara prematur. Dia akan berada di sana sampai kondisinya semakin membaik.
Pengalaman mengerikan yang dia alami ini, katanya,
membuktikan bahwa masih ada harapan bahkan di hari-hari tersulit sekalipun. Dia
juga menyampaikan betapa pentingnya mengandalkan Tuhan dan mendapatkan dukungan dari orang terdekat dan juga komunitas.
“Jumlah komunitas dan orang-orang yang berdoa untuk saya sungguh sulit dipercaya. Saya terpesona dan saya sangat berterima kasih,” ungkapnya.
Baca Juga: Sembuh Dari Virus Covid-19, Pendeta Hillsong Carl Lentz Sebut ‘Harapan Ada di Dalam Tuhan'
Satu momen yang paling mengharukan bagi Primachenko adalah
saat rekan-rekannya muncul dan menghiburnya setelah keluar dari ruangan perawatan intensif.
“Semua orang bertepuk tangan dan mendukungku keluar dari ICU,
itu sangat menakjubkan dan saya bersyukur bisa meninggalkan ICU. Itu adalah berkat Tuhan,” katanya.
Dia juga menyampaikan bahwa keyakinannya berperan besar dalam mengatasi masa-masa sulit yang dia lewati.
“Saya tidak tahu bagaimana cara melewatinya tanpa iman. Beriman
untuk sembuh, beriman untuk kehidupan setelah kematian dan iman atas segala sesuatunya,” jelasnya.
Saudara kembar Primachenko, Oksana Luiten menyampaikan bahwa dia
percaya hanya imanlah yang memampukan saudaranya itu untuk bisa melalui masa-masa tersebut.
“Itu adalah masa-masa yang gelap. Saya ragu dan
mempertanyakan iman dan Tuhan saya. Saya merasa sangat tidak berdaya dan sangat
takut dan di luar kendali. Tapi itulah bagaimana iman tumbuh. Saya kagum pada Tuhan. Dia sangat baik,” tulisnya dalam akun Instagram-nya.
Primachenko sendiri sudah mendapatkan hasil tes kesehatan dan terbukti sudah negatif.
Dalam serangkaian postingan Instagram, Primachenko tampak
menggendong Ava yang sudah berusia dua minggu di NICU. Dia bahkan tampak terharu dan menangis menyaksikan bayi mungilnya.
“Ini kesaksian bisa menggendong Ava kecilku. Ava melakukan
hal yang luar biasa dan berat badannya bertambah setiap hari seperti seorang juara! Sekitar satu minggu lagi dan kita akan membawanya pulang” tulisnya.
Primachenko berharap kisahnya bisa membawa sukacita bagi orang lain yang sedang berjuang melawan virus corona.
“Ada harapan. Bahkan di hari-hari tersulit dan di masa tersulit masih ada harapan dan Anda bisa mengandalkan Tuhan dan orang lain,” katanya.
Sumber : Christianheadlines.com | Dailymail.co.uk