Apa yang
ada pertama kali dipikiranmu ketika kamu mendengar kata paskah? Pengorbanan? Salib?
Kematian Yesus? Atau justru telur paskah? Orang dewasa mungkin mengingat paskah
adalah tentang kematian Yesus untuk menebus kita dari dosa di kayu salib.
Bagaimana dengan anak-anak? Coba pergi temui anakmu dan tanyakan pada mereka ‘apa yang kamu ketahui tentang paskah?’ Mungkin kebanyakan dari mereka akan berkata telur, permainan dan juga hadiah-hadiah makan ringan lainnya.
Namun,
bukan itu yang kita inginkah bukan? Kita ingin anak-anak kita memahami bahwa
paskah adalah karunia pengampunan dan kehidupan kekal dengan Yesus yang menebus
kita dari dosa di atas kayu salib.
Lalu, bagaimana mengajarkan anak-anak tentang arti paskah yang sesungguhnya? Berikut jawaban.com rangkum 7 cara kreatif untuk mengajari anak-anakmu tentang arti paskah.
Baca juga: Suka Mengeluh Soal Penderitaan Hidupmu? Mungkin Kamu Lupa dengan Pengorbanan Tuhan Yesus
1. Tentukan Pesan Utama yang Ingin Kamu Ajarkan
Pikirkan
tentang apa yang kamu ajarkan kepada anakmu tentang paskah. Mereka mungkin
masih terlalu muda atau sensitif untuk mengetahui semua makna paskah. Tidak
apa, tidak perlu terburu-buru. Mereka bisa belajar lagi dan tumbuh semakin
dewasa setiap tahunnya.
Mulai dari
harapan paskah, Yesus datang sehingga kita dapat hidup bersama-Nya di Surga
ketika waktu kita di bumi telah selesai.
Anak kecil
mungkin tidak memahami arti dosa, pengorbnan, ataupun kekudusan. Tetapi mereka
dapat menyerap dengan mudah bahwa Yesus mengasihi kita. Pertimbangkan poin-poin
apa yang ingin kamu bahas dan tentukan kapan waktu yang tepat.
• Bagikan
mengapa Paskah terjadi.
• Bicarakan
fakta bahwa manusia tidak sempurna dan berdosa, jadi kita semua membutuhkan
pengampunan.
• Diskusikan
arti berkorban. Bagaimana Yesus memilih berkorban untuk kita. Dia memberikan
pengorbanan yang besar karena Dia mati untuk kita.
• Kamu juga
bisa menceritakan pengorbanan yang berbeda dari yang dahulu bahwa Paskah yang
digunakan Allah adalah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan.
• Beritahu
anakmu bahwa selain mati, Yesus juga bangkit dan hidup kembali! Dia membuka
gerbang Surga. Pengorbanan membebaskan semua orang percaya kepada Yesus.
Setelah kamu memutuskan fokus utama untuk mengajar anakmu, pilih kegiatan yang membantumu untuk mencapai tujuanmu.
Baca juga: Yuk Ajak Anak Rayakan Paskah di Rumah Aja Dengan 5 Kegiatan Seru Ini
2. Jadikan Sebagai Petualangan
Jadikan
hari-hari sebelum paskah ini sebagai petualangan perjalanan. Pengajaran tentang
Paskah dimulai dan Prapaskah yang terjadi sebelum paskah. Bicara tentang abu
dan dosa.
Bagikan
juga bagaimana Adam dan Hawa berdosa dan perkataan Tuhan bahwa kita berasal dan
akan kembali menjadi abu seperti yang dikatakan dalam Kejadian 3:19 “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Bicarakan
pengorbanan yang dilakukan seperti; menyisihkan uangnya untuk memberi pada
orang miskin, memberikan waktu tidurnya atau waktu luangnya untuk berdoa bagi
bangsa ataupun orang-orang yang mereka cintai dan masih banyak contoh
pengorbanan lain yang dapat kamu sampaikan.
Ini adalah
jenis pengorbanan karena kita menyerahkan apa yang kita sukai. Juga tentang
pengorbanan untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.
Bicarakan
juga bagaimana Yesus datang untuk mati di kayu salib agar kita dapat hidup. Pada
hari Jumat Agung, kmau bisa membuat salib dengan mengikat dua batang kayu manis
dengan menggunakan pita merah. Merah sebagai pengingat bahwa darah Kristus
telah menyelamatkan kita. Sedangkan kayu manis sebagi pengingat bahwa kematian
itu manis karenanya kita diberi pengampunan dan hidup yang kekal.
Yang tak kalah penting dan tidak boleh tertinggal, ketika kita telah membicarakan kematian Yesus, bicarakan juga bahwa Yesus bangkit dan hidup kembali. Bersukacitalah!
Baca juga: 12 Ayat Alkitab Tentang Paskah yang Perlu Diketahui Anak
3. Berikan Pujian
Seminggu
sebelum Paskah, biasanya banyak gereja merayakan Minggu Palem ketika Yesus
mengendaran keledai ke Yerusalem. Orang-orang melambaikan ranting pohon palem
dan memuji Yesus sambil berteriak, “Hosanna,” yang berarti menyelamatkan.
Kamu bisa
membuat parade sendiri di lingkukanmu dengan cabang-cabang asli atau yang
dipotong dari kertas. Lambaikan dahan saat kalian berbaris untuk menyanyikan
pujian dan memuji Yesus. Namun ditengah kondisi pandemi corona ini, kamu bisa
melewatkannya.
Selain itu,
kamu bisa menggunakan telur plastik kosong dan mengisinya dengan kata-kata di
kertas untuk menunjukkan terima kasih dan memuji orang itu. Terima kasih Tuhan
untuk setiap orang.
Pada malam
hari, kamu bisa melakukan pujian dengan menyanyikan lagi rohani kesukaan
bersama keluargamu. Mamur 100: 1 “Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh
bumi!”
Keumudian pada hari Minggu Paskah, ambil telur kosong yang telah kamu buat sebelumnya. Buka setiap telur dan katakana bahwa kuburnya kosong! Yesus bangkit! Pujilah Tuhan!
Baca juga: Cara Membuat Telur Paskah yang Benar Bersama Anak
4. Rayakan Perjmuan Tuhan
Malam
sebelum Yesus mati disalibkan, Ia merayakan Paskah dan memberi kita hadiah
istimewa yang disebut perjamuan. Beberapa gereja mneggunakan kata ‘Ekaristi’
yang artinya terima kasih.
Yesus
bersyukur atas roti dan berkata “Inilah tubuhku.” Dan Dia membaginya pada para
murid-Nya. Kamu bisa membaca lebih lanjut mengenai perjamuan di Matius 26: 26-29.
Yudas, dia terlihat
tidak bahagia dan memilih untuk mengkhianati Yesus. Lihatlah sekelilingmu dan
tanyakan apakah ada anggota keluarga yang tidak berbahagia dan berdoalah untuk
orang tersebut.
Yesus juga membasuh
kaki para murid-Nya, hal ini memperlihatkan kerendahan hatinya. Selain itu,
Yesus juga menyanyikan lagu pujian setelah selesai makan. Yesus menyanyian lagu
pujian bersam teman-temannya dan menikmati kebersamaan mereka. Betapa penting-Nya
untuk bersama orang-orang terkasih.
Sebagai
penutup, mintalah anak-anak menyampaikan pesan Paskah yang mereka dapatkan. Kamu
juga bisa merekam setiap pesan yang mereka dapatkan. Hal ini dapat kamu kenang
sekaligus menjadi kenangan spiritual bersama.