Sebuah penelitian menunjukkan kalau kebiasaan orangtua memaksa
anak untuk selalu juara atau berprestasi di sekolah hanya akan membuat anak tertekan dan fatalnya berisiko membuat anak gagal di masa depannya.
Alasannya adalah karena harapan tinggi yang ditaruhkan orangtua
kepada anak hanya akan meningkatkan risiko stress dan mengancam kebahagiaan hidup anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Arizona State University menemukan
bahwa rata-rata anak yang orangtuanya terlalu memaksa untuk mendapatkan nilai dan
prestasi yang baik di sekolah hanya akan berakhir dengan serangan depresi, kecemasan,
harga diri rendah, bermasalah secara perilaku dan pelajaran. Berbeda dengan orangtua
yang memfokusnya anak-anaknya dalam hal karakter seperti rasa empati yang besar, punya belas kasihan dan pengembangan keterampilan sosial.
Bagi anak-anak yang memasuki tingkat SMA, perubahan besar akan
terjadi. Di sinilah masa dimana anak mencari jatidiri mereka dan memikirkan apa
yang terjadi dengan dunia di sekitar mereka. Semakin orangtua menekan anak untuk lebih berprestasi di tingkat ini, maka semakin buruk pula dampaknya bagi anak.
Memang gak masalah jika orangtua mendorong anak supaya dia bisa
jadi yang terbaik di masa depannya. Tapi akan jadi salah kalau orangtua mulai melakukannya
disertai dengan kritikan, ancaman, tekanan dan berkompromi kalau anak bisa melakukan
apapun untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Alih-alih melakukan hal ini, akan lebih baik mendukung anak dengan cara ini:
1. Berhenti menasihati anak tentang kerja keras
Gak ada orangtua yang gak berharap anaknya bisa jadi orang
yang lebih sukses dari dirinya. Karena itu orangtua menganggap wajar untuk selalu mengingatkan anak tentang kerja keras.
Sayangnya, terlalu sering menyampaikan hal ini ke anak justru
hanya akan membuat anak stress dan tertekan karena orangtua menaruh beban besar atas mereka.
2. Jangan memaksa anak untuk berprestasi dengan cara apapun itu
Apakah kamu suka memaksa anakmu untuk lebih giat belajar atau harus berhasil dalam ujian sekolah bagaimanapun caranya?
Cara ini hanyalah satu dari sekian sikap salah orangtua terhadap
anak. Karena anak bukannya akan jauh lebih baik tapi justru akan menjerumuskan
anak dalam kebiasaan yang salah, misalnya bertindak curang, menipu dan berbohong.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk lebih mengutamakan nilai-nilai kehidupan yang baik kepada anak di atas dari prestasi di sekolah.
Baca Juga:
Begini 7 Cara Tepat Mendidik Anak Tanpa Harus Hancurkan Karakternya
Dobrak Rasa Percaya Diri Anak Perempuanmu Dengan 11 Ayat Alkitab Iniā¦
3. Jangan mengkritik
Salah satu cara yang pastinya bisa mengurangi rasa percaya
diri anak-anak adalah mengkritik mereka. Orangtua mungkin dengan terang menyinggung perasaan anak dengan ucapan dan membuatnya merasa tidak dihargai.
Karena itu, alangkah lebih baiknya jika orangtua justru selalu
mendorong anak untuk terus maju bahkan saat dia mendapatkan nilai paling buruk di sekolah.
4. Berikan pesan yang membangkitkan semangat
Sampaikanlah ke anak tentang pentingnya memiliki integritas, menunjukkan
rasa hormat dan tindakan yang baik dimanapun dia berada. Saat orangtua mendapati
anak melakukan kesalahan, diskusikan apa yang menjadi kendalanya, kenapa dia melukai
orang lain atau berlaku curang kepada temannya sendiri. Orangtua harus memastikan kalau sikap anak harus sama baiknya dengan prestasi yang dia dapatkan.
5. Jadikan teladan bagi anak
Saat orangtua menunjukkan teladannya di rumah, maka anak akan
secara otomatis menirunya. Dengan ini, orangtua gak perlu mengingatkan atau mendesak
anak untuk selalu jadi yang terbaik. Karena dorongan itu akan datang dengan sendirinya karena mereka ingin mengikuti teladan orangtuanya.
Ingatlah bahwa tindakan itu jauh lebih berkuasa dibandingkan
dengan kata-kata.
Jadi, untuk memastikan anak berhasil dalam hidupnya doronglah
anak dengan cara yang berbeda. Pastikan anak puny acara pandang yang berbeda dengan
apa tujuan mereka menjadi yang terbaik dalam hidupnya.