Pemimpin Gereja Sincheonji menghadapi tuntutan dari pemerintah Korea karena dianggap menyembunyikan anggota gerejanya yang menyebabkan penyebaran virus COVID-19 atau virus corona di Korea Selatan, yang saat ini telah menyebabkan 21 orang tewas dan 4000 orang terjangkit.
Korea Selatan saat ini menjadi negara terburuk yang mengalami wabah corona setelah China, demikian berita yang dirilis oleh ABC News. Kelompok religious Sincheonji yang sering dianggap sebagai sekte sesat di Korea Selatan dituduh menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas penyebaran wabah tersebut.
Para Pemimpin Gereja Dianggap Bertanggung Jawab Dengan Tuduhan Kelalaian Yang Disengaja
Dilaporkan Walikota Seoul, Park Won-soon meminta jaksa penuntun untuk menangkap dan menuntut pemimpin Gereja Sincheonji, Lee Man-hee dan 11 pemimpin gereja tersebut dengan tuduhan pembunuhan karena kelalaian yang disengaja.
Salah satu lokasi Gereja Sincheonji berada di wilayah tenggara kota Daegu, dimana pusat wabah terjadi dimana ada 333 kasus baru COVD-19 dilaporkan, dan ada 26 kasus di provinsi tetangganya North Gyeongsang, demikian laporan Korea Centres for Disease Control and Prevention.
Beberapa Anggota Gereja Sincheonji Korea Mengunjungi Wuhan Pada Januari 2020
Pihak pemerintah Korea mendeteksi ada beberapa anggota gereja Sicheonji yang mengunjungi Wuhan pada Januari 2020 lalu, padahal wabah sudah menyebar di akhir tahun 2019.
"Kami menelusuri kembali berapa banyak anggota yang telah pergi ke China," demikian pernyataan Kwon Jun-wook, direktur dari Korea Centres for Disease Control and Prevention yang dikutip oleh ABC News.
"Prioritas kami adalah menemukan bagaimana corona virus menyebar secara luas di antara pengikut Shincheonji," demikian tambahnya.
Gereja Shincheonji Memiliki Cabang di Wuhan
Kepada CNN, direktur misi international Gereja Shincheonji menyatakan bahwa mereka memiliki gereja cabang di Wuhan dengan 357 jemaat. Namun ia menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki catatan apakah ada yang datang dari Wuhan ke Korea Selatan sejak November tahun lalu.
Menurutnya, wabah terjadi pada Desember, jadi tidak perlu memeriksa jemaat yang bepergian sejak bulan Juli.
"Ini membuat saya berpikir apakah mereka berusaha membesar-besarkan hubungan ini atau mencoba mengalihkan tanggung jawab kepada Shicheonji," demikian ungkap Kim.
"Saya ingin bertanya kepada Kementerian Kehakiman mengapa mereka tidak memeriksa semua penduduk Korea dan China (yang berpergian) dari Wuhan sejak bulan Juli, dan mengapa mereka hanya mengumumkan angka 42 jemaat (Shincheonji) saja," tambahnya.
"Pasien 31" Jemaat Shicheonji Yang Terserang Virus Corona
Antara 31 Januari dan 2 Februari beberapa jemaat yang tidak diketahui jumlahnya diduga menghadiri pemakaman saudara laki-laki pendiri gereja yang meninggal karena sakit. Orang yang meninggal itu dirawat disebuah rumah sakit di Kota Daegu. Tak lama setelah itu kasus Virus Corona bermunculan dan beberapa penderita meninggal dari pasien rumah sakit yang sama.
Pada 18 Februari, kasus ke 31 dilaporkan, yaitu seorang wanita usia 61 tahun yang tidak memiliki catatan perjalanan ke luar negeri. Penyebaran semakin luas, pada 20 Februari kasus meningkat, dari 31 pasien menjadi 156 orang dan kematian pertama terjadi.
Setelah diselidiki, pasien ke 31 adalah jemaat dari Gereja Shincheonji, yang hadir dalam ibadah bersama ratusan orang lainnya. Pemerintah langsung mengambil tindakan dengan mengkarantina semua jemaat, membersihkan gedung gereja, dan menutup pertemuan ibadah.
Gereja ini dikabarkan melarang penggunaan masker dan kacamata saat ibadah
Tersebar berita bahwa gereja tersebut melarang jemaat untuk menggunakan masker dan kacamata saat ibadah karena dianggap tidak menghormati Tuhan. Selain itu juga, saat ibadah jemaat sangat padat, sehingga mereka duduk berjejalan di lantai gereja.
Walau demikian, pernyataan beberapa mantan jemaat tersebut dibantah oleh otoritas gereja. Mereka menyatakan bahwa gereja mereka bukan hanya memperbolehkan jemaat untuk menggunakan masker, mereka bahkan menutup kantor gereja dan meminta jemaat untuk berada di rumah setelah wabah corona menyebar.
Gereja Shincheonji miliki total 245.000 jemaat.
Berdasarkan data tahun 2017, Gereja Shincheonji memiliki 245.000 jemaat, dimana sekitar 31.000 diantaranya ada di luar negeri. Di Amerika sendiri, gereja ini memiliki cabang dengan anggota 1000 jemaat. Sedangkan di China, diperkirakan mereka memiliki lusinan anak cabang.
Bukan hanya Korea Selatan dan China yang berjibaku untuk mengatasi penyebaran kasus virus corona atau COVID-19 ini. Lebih dari 60 negara melaporkan positif kasus virus corona dengan sekitar 87.000 kasus di berbagai negara. Walau di Indonesia sendiri belum ada laporan resmi tentang corona virus, mari tetap waspada bersama, menjaga kesehatan dan kebersihan serta terus berdoa untuk perlindungan Tuhan dan jalan keluar untuk wabah penyakit ini.
Baca juga :
Corona Jangkiti Warga Korea Selatan, Diduga Tersebar Lewat Gereja Loh!
Kuatir Tertular Virus Corona, Dubes RI Sediakan Pos Keamanan Bagi WNI di Korea Selatan
Wabah Virus Corona Terus Meningkat di Korea Selatan, Begini Masa Penularan Virus Kata Ahli