Apakah Kamu Masih Berdoa Untuk Taat Sama Firman Tuhan?

Kata Alkitab / 28 January 2020

Kalangan Sendiri

Apakah Kamu Masih Berdoa Untuk Taat Sama Firman Tuhan?

Lori Official Writer
4583

Bisa gak kamu membayangkan bagaimana pasangan Kristen memilih berdoa sebelum hidup bersama tanpa ikatan pernikahan?

Atau apakah kamu pernah terpikir bagaimana mungkin seorang wanita Kristen memilih berdoa lebih dulu untuk memutuskan apakah dia akan menikahi seorang pria yang gak percaya?

Bisa gak sih kamu memahami bagaimana seorang pengusaha Kristen harus berdoa untuk melakukan transaksi yang tidak jujur?

Firman Tuhan sangat jelas menyampaikan, bahwa berdoa adalah tindakan untuk membawa kita bisa membedakan mana kehendak Allah dan bukan kehendak Allah. Doa adalah cara orang percaya untuk terlepas dari tindakan penipuan atau menghindari tindakan yang bertentangan dengan perintah Tuhan.


Baca Juga: Kalau Tuhan Punya Banyak Pekerjaan di Dunia Ini, Apa Dia Peduli Hal Kecil di Hidup Kita?


Sayangnya, banyak orang Kristen saat ini menekankan pandangan yang salah tentang kasih karunia Tuhan dimana kasih itu juga mencakup penebusan atas kehendak bebas mereka yang bertentangan dengan firman-Nya.

Tragisnya, mereka meyakini bahwa kehidupan Kristen bisa dijalani tanpa kewajiban yang mengikat pada hukum moral Allah. Di tengah ketimpangan inilah, ketaatan kita mulai hilang. Perintah Tuhan gak lagi jadi kemudi utama dalam kehidupan kekristenan kita. Sebaliknya, kita menempatkannya sebagai sesuatu yang gak relevan lagi dalam hidup kita.

Kita hanya akan memakai firman Tuhan disaat-saat genting dalam kehidupan kita saja.

Bagi semua orang percaya, ketaatan itu gak punya batasan. Inti dari menjadi murid Tuhan adalah hidup dalam pengabdian yang penuh kasih kepada Tuhan. Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14: 15)

Artinya, saat kita mengasihi Tuhan dengan tulus, maka kita akan sepenuhnya menaati-Nya.

Bukan berarti dia hidup tanpa dosa. Karena gak ada manusia yang hidup dengan kesempurnaan. Orang percaya juga gak mungkin gak pernah melanggar perintah Tuhan. Kadang kita juga akan melanggar perintah Tuhan. Tapi menjadi lahir baru memberikan kita hati yang baru untuk kembali menaati firman-Nya.

“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan  dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36: 26-27).

Saat kita mengalami transformasi ini, Tuhan akan menggerakkan roh-Nya sendiri. Dan saat itulah kita akan secara teguh menuruti perintah-perintah-Nya (1 Yohanes 2: 3).

Dalam kelahiran baru, umat pilihan Tuhan diberikan iman sebagai jalan keselamatan dan dengan hal itulah mereka mulai berjalan dalam ketaatan iman (Roma 1: 5).

Gak ada batas waktu antara waktu pertobatan dan ketaatan kepada Tuhan. Latihan iman yang menyelamatkan adalah langkah pertama dari ketaatan.

Yesus  sendiri memerintahkan kita untuk bertobat dan percaya kepada injil (Markus 1: 14-15). Injil bukan sekadar tawaran yang perlu dipertimbangkan dengan akal pikiran kita, tapi itu adalah firman Tuhan yang harus ditaati. Injil adalah harga mutlak dari keselamatan.

Dalam Yohanes 3: 36 dikatakan bahwa barangsiapa percaya di dalam Anak, dia akan memperoleh hidup yang kekal dan barang siapa tidak menaati Anak tidak akan melihat hidup. Artinya, setiap orang yang percaya akan taat kepada Yesus. Dua hal ini sejalan dan gak pernah bisa berjalan sendiri-sendiri.

Pada saat mengalami pertobatan, kita mengalihkan kesetiaan kita dari tuan lama kita, dosa kita kepada tuan yang baru yaitu Yesus Kristus. Paulus menjelaskan, “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?” (Roma 6: 16)

Di ayat ini, disebutkan bahwa budak hidup dalam ketaatan kepada tuannya yang berkuasa atasnya. Dalam pertobatan, ada pertukaran, pelepasan ikatan yang lama dari dosa kepada kesetiaan baru kita kepada Tuhan Yesus Kristus.

Lebih jauh, Paulus menekankan kebenaran bahwa ‘Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.’ (Roma 6: 17-18)

Sebelum bertobat, kita adalah hamba dosa dan hidup dalam ketaatan kita terhadap dosa. Tapi setelah mengalami pertobatan, kita menjadi hamba kebenaran yaitu Kristus sendiri dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Di sepanjang kehidupan Kristen seseorang, Yohanes mengklaim bahwa orang percaya sejati akan terus menaati perintah Tuhan. Dalam hal ini, ketaatan itu diusahakan terus menerus. Sama seperti seorang penjaga atau pengawas yang mengawasi harta yang tak ternilai. Dengan cara yang sama, orang yang mengenal Tuhan akan mengawasi dengan ketat semua yang dituntut oleh firman-Nya. “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat..” (1 Yohanes 5: 3)

Perintah itu adalah berkat yang diberikan Tuhan atas kita (Mazmur 1: 1). Setiap langkah ketaatan hati akan menuntun kita kepada kelimpahan di dalam Kristus. Sebaliknya, ketidaktaatan akan menuntun kita semakin jauh dari sekacita dan kebaikan Tuhan.

Ketaatan yang tulus dan murni itu biasanya lahir dari kasih kita kepada Tuhan. Jadi kita gak perlu bertanya lagi apakah kita perlu mematuhi firman Tuhan? Karena jawabannya mutlak bahwa kita harus menaati firman-Nya dengan segenap hidup kita.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami