Mengerjakan Panggilan Allah Di Ladang Misi Terdekat?  Maukah Engkau?
Kalangan Sendiri

Mengerjakan Panggilan Allah Di Ladang Misi Terdekat? Maukah Engkau?

Naomii Simbolon Official Writer
      3491

Markus 16:15

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 67; Ibrani 1; Mikha 1-2

Husdon Taylor, seorang misionaris yang sangat terkenal diakui sebagai pembuka jalan bagi pemberitaan Injil di Cina, dan mengenai pekerjaannya, dia mengatakan, "Saya sudah menemukan bahwa ada tiga tahap dalam setiap pekerjaan Tuhan yang besar: pertama, itu mustahil, selanjutnya adalah sulit, lalu yang harus dilakukan."

Husdon Taylor bekerja selama bertahun-tahun bahkan sebelum orang-orang Asia terbuka untuk mendengar tentang Yesus. Ada yang bilang bahwa dia adalah pria yang spesial yang menyelesaikan pekerjaan yang begitu khusus.  Dia menyebarkan benih firman Tuhan kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Dia mempercayai  bahwa Tuhan lah yang menyebabkan benih ini tumbuh di hati setiap pendengar.

Ketika saya mendengar kisah tentang Husdon Taylor ini, saya berpikir, "Saya nggak akan pernah bisa menjadi misionaris. " Saya sangat yakin bahwa Tuhan akan memanggil saya ke negara lain dan menghadapi beberapa situasi yang begitu sulit dan penderitaan. Tapi saya kemudian mengetahui bahwa panggilan untuk pekerjaan misi-Nya nggak diserahkan kepada beberapa pria dan wanita yang dipilih saja. Namun Yesus memanggil kita semua.

Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berkata, "

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15)

Seruannya untuk  memberitakan injil dan bertindak mungkin nggak akan pernah menuntun kamu ke suatu negeri yang begitu jauh. Mungkin misi kamu ada di kotak rumah kamu, atau di tempat kerja, atau di supermarket, atau ke tetangga sebelah.

Tugas kita adalah memberi tahu putra dan putri kita, suami kita, rekan kerja kita dan tetangga kita tentang hal besar yang sudah dilakukan Kristus untuk kita.

Kita sudah diberi tugas yang begitu luar biasa yaitu untuk membagikan kabar baik bahwa Yesus adalah Putra Allah Sendiri yang sudah mati bagi dosa-dosa kita, dikuburkan, lalu bangkit kembali di hari ketiga sehingga kita bisa diampuni dan menerima hidup yang baru.

Orang-orang yang sakit hati, kesepian, dan berdosa di sekitar kita perlu mendengar pesan pengharapan dari Allah. Kita nggak perlu melakukan perjalanan ke sisi lain dunia hanya untuk memenuhi panggilan kita ke ladang misi. Yang perlu kita lakukan hanyalah menabur benih tepat di tempat kita berada.

Mungkin ngga nyaman menjadi penabur, tapi Mazmur 126:6 memberitahu kita bahwa menabur bisa menyebabkan kita menangis,

"Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih..."

Tapi itu juga membawa janji berkat yang melimpah kepada kita, coba baca ayat berikutnya,

"....pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."

Yesus berkata,

"...Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." (Yohanes 4:35)

Nggak perlu pergi jauh-jauh. Hanya mata untuk melihat pintu yang terbuka, telinga untuk mendengar Amanat Agung dan hati untuk menjawab panggilan-Nya. Maukah kamu menerima panggilan kamu hari ini dan mencari seseorang dan membagikan pesan penebusan-Nya? "Lihatlah sekelilingmu," kata Yesus, dan selamat datang di ladang misimu.

Bapa terkasih, terimakasih atas rahmat-Mu yang telah Engkau curahkan secara berlimpah ke dalam hidup kami. Karena cinta-Mu yang luar biasa bagi kami, tolong beri kami keberanian dan tekad untuk membagikan Injil keselamatan-Mu kepada orang-orang yang sudah Engkau tempatkan di sekitar kami. Persiapkanlah hati mereka dan berilah kesempatan. Bantulah kami untuk nggak mundur ketakutan. Kami nggak ingin diam ketika Engkau membuka pintu. Bantulah kami untuk berkata-kata dengan hikmat untuk menyentuh mereka. Terima kasih sebelumnya untuk semua pekerjaan-Mu dalam kehidupan kami sehubungan dengan panggilan untuk membagikan kabar baik tentang-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.

 

Hak Cipta © 2018 Carla G. Pollard, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami