"Gimana
sih caranya bangkit dari patah hati dan disakiti oleh suami tercinta atau isteri tercinta?"
Mungkin tidak banyak orang yang bertanya tentang ini, tetapi
jujurlah bahwa ini adalah jawaban yang ingin kamu dengarkan ketika mengalami luka dalam pernikahanmu, bukan?
Mengalami luka dalam pernikahan dan dalam hubungan pacaran itu
sangatlah berbeda. Kalau dalam hubungan pacaran, setidaknya kamu masih bisa
pergi dan mutusin si doi. Kalau sudah menikah, gimana mungkin putusin si dia?
Karena pernikahan bukan hanya komitmen kamu dan pasangan saja, ada janji kamu
di hadapan Allah dan keluarga yang harus dipertimbangkan dan dihormati. Jadi, mau tidak mau harus berjuang.
Sayangnya, tidak banyak suami/isteri yang tahan berjuang
dengan situasi ini. Beberapa memutuskan bercerai, kabur dari rumah atau mencari pelarian yang buruk seperti berselingkuh dan lain sebagainya.
Sebagai anak Tuhan, sebagai putra -putri Allah, inilah
beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi luka dan sakit hati dalam pernikahanmu :
1. Berlarilah kepada Tuhan, bukan kepada manusia
Nah, ini harus kamu catat dan ingat ya. Kebanyakan orang,
ketika mengalami luka, langsung menemui mentor atau teman atau orang lain dan bercerita.
Bercerita kepada orang lain dalam keadaan emosi hanya akan
membuat orang menilai kamu, atau pasangan dan pernikahan kamu buruk. Tidak akan ada solusi yang tepat, karena kamu sedang stres dan terluka.
Sebelum bertemu orang lain, berlarilah kepada Tuhan dan
bercerita kepada-Nya tentang kecewamu, putus asamu, sakit hatimu, kemarahan, dan kekesalanmu terhadap pasanganmu. Curhatlah di kaki Tuhan.
Mazmur
51:19 berkata, "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidakakan Kau pandang hina, ya Allah."
Artinya bahwa Allah ingin sekali dekat kepada kamu yang
hatinya hancur. Dia ingin memegang dan berbicara kepadamu, Dia ingin mengelus kepalamu dan mendengarkan teriakan hatimu.
Meskipun kamu tidak mengerti apa yang sedang terjadi, kenapa
pernikahanmu berantakan dan suami/isterimu menyakitimu, meskipun kamu tidak
tahu bagaimana menyelesaikan ini, tapi Tuhan tahu dan diam dalam hadiratNya, kamu menjadi kuat.
"Aku
dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku." (Mazmur 73:22-23)
Jadi yuk, belajar seperti Daud, belajar seperti pemazmur yang
sekalipun dia tidak tahu dan tidak mengerti, tapi dia tetap dekat kepada Tuhan.
Baru setelah beberapa lama kemudian, pelan-pelan Tuhan akan berbicara kepada kamu.
2.
Bersabarlah dengan dirimu sendiri, kemudian belajarlah mengampuni suamimu dan menerima pasanganmu apa adanya.
Ketika sedang bergumul terhadap suami, kadang ada saat dimana
kita merasa kuat, utuh, berhenti menangis dan berkata, "Aku sudah cukup
kuat dan baik-baik saja." Ternyata, kemudian hari, suami kamu melakukan kesalahan yang sama lagi dan lagi, kamu pun kembali kesal dan sedih.
Sabarlah untuk dirimu sendiri, jangan terlalu memaksa semuanya
selesai secepat yang kamu kehendaki. Jangan juga memaksa semua yang terjadi, secepat itu berubah menjadi baik-baik saja.
Belajarlah untuk menerima suamimu sebagai manusia yang tidak
sempurna, sama sepertimu tidak sempurna. Belajarlah menerima dia apa adanya dan
menyerahkan dia kepada Tuhan lewat doa. Belajarlah mengasihinya tanpa berekspektasi dibalas olehnya.
Kamu tidak bisa mengubah orang lain, tapi kamu bisa
membantunya untuk berubah lewat doa, kekuatan, kesabaran dan kasih. Bangkitlah
terus, "Sebab tujuh kali orang benar jatuh namun ia bangkit kembali. "(Amsal 24:16).
Percayalah bahwa pernikahanmu akan baik-baik, dan kamu pun akan baik-baik saja dalam sayap dan kasih Tuhan.
"Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."(Mazmur 37:24)
BACA JUGA : 5 Hal Yang Diinginkan Isteri Dari Suami, Tapi Kok Malah Nggak Dihargai? Apalagi Nomor 4.
3. Isilah waktu dengan banyak kegiatan yang bermanfaat
Seperti yang saya tulis di atas, bahwa sebagai mahluk sosial,
kita membutuhkan orang lain. Jadi, setelah melakukan 2 hal di atas, isilah
hari-harimu dengan hal positif. Jangan mengasihani diri sendiri dan mengeluh
terus ya. Tapi bangkit, lakukan tanggung jawab kamu sebagai isteri, penolong, ibu bagi anak-anakmu dengan sukacita.
Ikutilah komsel, atau komunitas ibu-ibu atau isteri Kristen.
Jangan terlalu sibuk dengan mereka juga ya, namun seimbangkan waktumu dengan baik.
Bersukacitalah dan cintai dirimu sendiri sebagai bait suci
Allah. Percantik dirimu, rawat tubuhmu. Karena, sebagian isteri ketika suami
melukai, malah fokus ke sana dan menyiksa diri sendiri. Jangan seperti itu ya Bu dan Pa. Ikuti pelayanan gereja, baca buku rohani, dan lain sebagainya.
Yang namanya hidup, pastilah selalu ada masalah. Entah itu masalah anak hingga suami. Jadilah kuat sebab roh Tuhan dalam dirimu sangatlah kuat.
Sumber : berbagai sumber