Mulai dari kartu kredit, biaya hidup, cicilan mobil hingga uang sekolah. Mana yang menjadi tanggungan kamu? APakah semuanya?
Setiap bulan rasanya gaji kita nggak cukup untuk menutupi
semuanya, tapi entah gimana caranya, semuanya bisa dikendalikan dengan baik hingga saat ini.
Kemudian, kamu melihat kalendar, dan minggu berikutnya mulai
datang lagi dan lagi, kamu harus ke gereja dan memberikan perpuluhan. Kemudian,
kamu memeriksa rekening bank kamu, dan sisanya nggak begitu banyak tapi bagaimana lagi, kamu harus memutuskan untuk memberikan sebagian darinya untuk gereja.
"Setidaknya, aku memberikan sesuatu," begitu pikirmu.
Dibungkus dalam skenario kehidupan, ini adalah salah satu
kesalahpahaman terbesar yang selalu kita percaya mengenai rancangan Tuhan untuk keuangan kita.
Memberi perpuluhan itu bukan memberi dari sisa tapi sebuah
prioritas. Alkitab mengatakan abhwa kita harus memberikan penghasilan pertama
kita dan yang terbaik untuk Tuhan. Sama seperti Allah memberikan AnakNya yang pertama dan yang terbaik dan satu-satuNya anak untuk kita.
Jadi, itulah yang harus kita pahami bahwa perpuluhan itu bukan sisa tapi prioritas.
Tuhan merancang kita semua bukan untuk menjadi orang yang suka berhutang tapi saluran melalui mana kemurahan hatiNya mengalir.
Lantas, apa yang bisa membuat kita tak lagi bermurah hati dalam memberi baik itu memberkati orang lain atau memberi perpuluhan ?
1. Membandingkan diri dengan hidup orang lain
Karena perbandingan ini, akhirnya kita memutuskan untuk
mengimbangi gaya hidup orang-orang disekitar kita. Si A berlibur ke Tailand, memiliki mobil, memiliki pakaian bermerk, dan lain sebagainya.
Kamu mulai berpikir, jika kamu memiliki apa yang mereka miliki
maka kamu akan bahagia. Sementara kamu selalu mengimbangi orang lain, maka kamu
tidak akan pernah mengalami kepuasan dan terus menerus berbelanja dan menghabiskan uang demi bisa bersaing dengan orang lain.
Ketidakpuasan seperti inilah yang akan membuat pengeluaran kamu meningkat.
2. Memiliki hutang
Hutang, bukan cuma bicara pinjaman ke teman ya tapi juga ke bank seperti kartu kredit.
Di jaman sekarang, siapa sih yang nggak membutuhkan kartu
kredit? Rata-rata semua orang pasti memiliki ini, tapi kita harus bijak dalam hal ini ya.
Jangan menghabiskan semua limitmu kemudian tidak sanggup membayarnya sekali lunas melainkan cicilan.
Nggak cuma hutang kartu kredit, tapi juga pinjaman mobil, serta rumah.
Kalau sudah begini, kamu harus
paten dalam mengatur pembagian cicilan bulanan kamu, dan kalau bisa
jangan berhutang kepada siapa dulu melainkan maksimalkan semuanya sampai hutangnya lunas satu persatu.
3. Menghabiskan uang begitu saja
Salah satu kelemahan kita adalah tidak melakukan laporan pengeluaran kita. Padahal ini penting banget loh!
Dengan mengatur dan membuat pengeluaran, maka kita akan tahu
apa yang harus kita beli dan berapa uang yang harus kita keluarkan setiap bulannya serta berapa yang harus kita tabung.
Sebaiknya, belajarlah unutk menyimpan uang kamu dan membuat perencanaan keuangan. Ini akan membantu kamu dalam menabung dan berbelanja secara smart.
BACA JUGA : Inilah Yang Harus Kamu Lakukan Ketika Suami Memutuskan Kerja Ke Luar Kota!
4. Memiliki pernikahan dengan keuangan yang terpisah
Mungkin nggak banyak yang tahu tentang ini, tapi pernikahan
yang finansialnya terpisah akan melukai kesehatan keuangan, pernikahan dan kemurahan hati pasangan kita.
Bahkan salah satu hal yang berbahaya dalam pernikahan ketika
keuangannya terpisah adalah ketika pasanganmu berkata, 'milikku' atau 'pakai uangku.'
Nah, untuk menghindari ini sebaiknya satukan lah penghasilanmu dnegan pasanganmu, supaya kalian memiliki kepemilikian bersama bukan sendiri-sendiri lagi. Kan sudah menikah,dan kalian sudah sedaging dan se-tubuh, maka perihal keuanganmu harus demikian.
Ingat ya bahwa Tuhan merancang hati yang murah hati, memberi dan dermawan, itu adalah sebuah prioritas.
Ketika kita menyelaraskan cara kita untuk menangani uang kita maka Tuhan akan melakukan sesuatu dalam hidup kita.
Tanganilah keuanganmu dengan baik dan bergantunglah kepada Tuhan dan apa yang benar ya.
Yesaya
26:3, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."