Di Depan Anggota PBB, Donald Trump Desak Hentikan Penindasan Agama di Seluruh Negara
Sumber: US Embassy and Consulates in China

Internasional / 26 September 2019

Kalangan Sendiri

Di Depan Anggota PBB, Donald Trump Desak Hentikan Penindasan Agama di Seluruh Negara

Lori Official Writer
3389

Di depan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan apresiasinya terhadap penegakan kebebasan beragama dengan menyebutkan angka statistik yang diterimanya.

Trump melanjutkan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjamin kebebasan beragama di berbagai belahan negara. Karena itu, dia berinisiatif untuk mendanai upaya perlindungan terhadap agama termasuk melindungi situs-situs keagamaan maupun dalam hal hubungan kerja sama.

“Bangsa kita dibangun atas gagasan bahwa hak-hak kita tidak berasal dari pemerintah, tapi dari Tuhan. Sayangnya, kebebasan yang dinikmati di Amerika jarang terjadi di negara-negara lain,” kata Trump.

Untuk menjamin hak kebebasan beragama, dia pun meminta Wakil Presiden Mike Pence untuk mengawasi ulang angka 80 persen populasi dunia yang tinggal di daerah yang rawan penganiayaan agama.

“Hari ini, dengan satu suara, AS meminta negara-negara di dunia untuk mengakhiri penganiayaan agama,” tegasnya.

Sementara pertemuan PBB ini terjadi karena Trump memintanya. Bagi Pence sendiri, ini adalah rapat PBB pertama yang membahas tentang kebebasan beragama. Di dalam pertemuan tersebut turut hadir pemimpin negara seperti Iran, Irak, China, Venezuela, dan Nikaragua. Masing-masing bahkan angkat suara terkait tragedi teroris yang menyebabkan kematian umat Yahudi di Pittburgh, umat Muslim di Selandia Baru dan umat Kristen di Sri Lanka.

Di bawah kepemimpinan Trump, AS sendiri sudah mengeluarkan Undang-Undang Pemulihan Genosida dan respon Penganiayaan untuk melindungi agama minoritas di Timur Tengah dan membentuk Departemen Luar Negeri Dana Kebebasan Beragama Internasional .

Setahun yang lalu, pemerintahan Trump menggandakan dana untuk orang Kristen dan minoritas agama yang kembali ke Irak.

“Sebagai Presiden, melindungi kebebasan beragama adalah salah satu prioritas tertinggi saya, dan selalu begitu,” kata Trump.

Baca Juga:

Perjuangan Norine Brunson, Istri Pendeta Doa Tiap Hari Demi Bebaskan Suami dari Penjara

Didatangi Yesus, Pria Timur Tengah Ini Diminta Tuliskan Kitab Yohanes Setiap Malam

Dengan komitmen ini, dia pun memberikan dana sebesar 25 juta dolar untuk melindungi situs-situs keagamaan dan peninggalan bersejarah yang terancam di seluruh dunia.

Pada bulan Juli lalu, Departemen Luar Negeri AS mengadakan pertemuan tahunan kedua dengan pembicaraan terkait Kemajuan Kebebasan Beragama, yang dihadiri oleh sekitar 100 delegasi luar negeri. Sejak itu, Inggris, Jerman, Mongolia dan Taiwan membentuk duta kebebasan beragamanya. Nigeria, Kolombia, Ukraina dan Sudan dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan meja bundar kebebasan beragama ke depan.

Sementara Polandia mempelopori inisiatif PBB untuk menetapkan satu hari bagi badan Internasional untuk menghormati para korban penganiayaan agama.

Langkah ini pun disambut baik oleh penginjil-penginjil Kristen seperti Franklin Graham dan Cissie Graham Lynch dari Samaritan’s Pursue.

Pemimpin Komite Eksekutif Konvensi Southern Baptist Ronnie Floyd, salah satu penasihat Trump juga menyambut pernyataan tersebut dengan baik.

“Aku memuji seruan hari ini untuk memperluas dukungan internasional bagi perlindungan kebebasan beragama. Sudah waktunya untuk mengakhiri penganiayaan agama dan melakukan semua yang kita bisa supaya kejahatan terhadap orang beriman dihentikan. Aku bersyukur Presiden Trump berbicara dan memimpin dalam upaya global ini,” terangnya.

Yang tak kalah membahagiakannya, pertemuan PBB yang dihadiri Presiden Turki, Erdogan disambut dengan hangat oleh Trump. Dia bahkan dipuji dan disebut sebagai teman atas tindakannya membebaskan pendeta asal AS Andrew Brunson setelah ditahan dua tahun di Turki.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang duduk di sebelah kanan Trump sendiri turut berterima kasih karena telah menginisiasi pertemuan yang membahas kebebasan beragama tersebut. Dia juga memuji upaya terbaru Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, Ahmed al-Tayyib yang telah mempromosikan perdamaian dan persaudaraan di dalam agama. Ke depan, PBB juga akan mendukung kebebasan beragama di berbagai belahan negara dengan fokus melawan bentuk-bentuk tindakan menyebarkan kebencian dalam bentuk ucapan maupun tindakan dan aktif dalam melindungi rumah-rumah ibadah.

Sumber : Christianitytoday.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami