Teruntuk semua pasangan baru, menjalani pernikahan bukanlah perkara yang mudah.
Ada beragam tantangan dan rintangan yang harus dilewati
bersama-sama sepanjang perjalanannya. Tantangan itu bisa saja muncul dari karakter, sikap, kebiasaan maupun kondisi keuangan.
Tapi sadar atau gak, kebanyakan diantaranya muncul dari karakter.
Karena itulah artikel ini ditulis untuk mengingatkan kembali pasangan-pasangan menikah
soal jebakan-jebakan dalam pernikahan yang berujung pada kehancuran pernikahan sendiri.
Demi menciptakan pernikahan yang bahagia, setiap pasangan perlu
menyingkirkan 10 sikap berbahaya ini saat berkomunikasi dengan pasangan, diantaranya:
#1 Agen Rahasia
Dalam pernikahan gak ada namanya rahasia.
Karena itulah semua hal harus disampaikan secara terbuka,
termasuk harapan atau mimpi masing-masing. Sehingga gak ada alasan untuk menganggap pasangan terlalu egois atau gak peduli dengan apa yang kita inginkan.
#2 Pendebat
Dalam beberapa hal berdebat itu baik. Tapi sangat tidak membantu dalam pernikahan.
Jangan pernah berdebat demi menang dari pasanganmu. Jangan pernah
menjatuhkan pasangan dengan getol mempertahankan pendapatmu. Hal itu hanya menunjukkan sikap tidak hormat kepada pasangan.
Sebaliknya, bersedialah untuk diskusi bersama. Berbeda pendapat itu biasa, tapi bukan gak mungkin diselesaikan dengan baik.
#3 Jadi Prajurit
Ingatlah bahwa pernikahan pada dasarnya dibangun dengan
tujuan untuk saling mendukung sebagai satu tim. Jadi, setiap konflik yang muncul
dalam pernikahan sebenarnya bukan bagian dari pernikahan itu sendiri (baca Efesus 6: 12).
Jadi, jangan pernah menganggap pasangan sebagai musuh yang harus
dibantai atau dihabisi, seolah-olah kita bertindak sebagai prajurit perang yang harus menang.
Suami istri justru adalah satu tim yang saling mendukung untuk
memenangkan perang konflik yang dikobarkan oleh si musuh dan Tuhan sendiri akan memimpin pertempuran itu (Ibrani 10: 24).
#4 Berubah Jadi Ayah dan Ibu Bagi Pasangan
Jujur saja, ada banyak pasangan yang berlagak seperti sosok
ayah atau ibu bagi pasangannya. Jangan biarkan sikap ini masuk dalam pernikahanmu.
Karena sudah sebaiknya seorang istri berperan sebagai penolong bagi suaminya dan suami sebagai pelindung bagi istrinya. Gak ada yang lebih baik dari hal itu.
#5 Otoriter
Istri gak pantas bertindak otoriter terhadap suami, demikian sebaliknya.
Karena suami istri sudah menjadi satu daging (Kejadian 2: 24), jadi gak ada
yang paling tinggi atau yang paling rendah. Kedua-duanya punya posisi yang
setara. Karena itu, Tuhan mau suami istri menjalani pernikahan dengan memposisikan diri sebagai partner kerja.
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6: 2)
Baca Juga:
Alami KDRT, Haruskah Dipublikasikan di Sosial Media?
Pasangan Cekcok Dengan Keluarganya, Sebagai Istri Lakukanlah Ini…
#6 Pemaksa
Salah satu perangkap yang bisa merusak pernikahan adalah saat
suami istri berusaha keras memaksa pasangannya dalam membangun kehidupan rohani.
Kedengarannya memang sangat rohani, tapi sebenarnya hal itu hanya menjebak pasangan menikah membohongi diri sendiri.
#7 Memilih Diam
Pernikahan yang kuat dibangun karena suami istri mau menyampaikan
kebenaran dengan cara yang tepat. Hanya diam dan berharap pasangan berubah tanpa menyampaikannya hanyalah sikap yang merusak pernikahan.
Jadi, jika kalian sama-sama ingin bertumbuh tegurlah satu dengan yang lain dengan kasih.
#8 Suka Menuduh
Masa lalu adalah masa lalu. Jika kesalahan di masa lalu sudah
diselesaikan, jangan sekali-kali memakainya sebagai senjata untuk menyerang pasangan.
Gak ada alasan apapun bagi pasangan menikah untuk memakai kesalahan
pasangan untuk menuduhnya atau menyudutkannya dalam satu persoalan. Bersikaplah
dewasa dan bijaksana sehingga pikiran-pikiran negatif soal pasangan tidak menguasai pikiran dan hatimu.
#9 Menuntut
“Ia tidak
melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.” (1 Korintus 13: 5)
Jangan pernah menuntut pasangan untuk memenuhi keinginan kita
sendiri. Karena sudah seharusnya suami istri sama-sama mengejar kepentingan bersama, tidak dengan enggan tapi dengan sukacita.
#10 Diktator
Pernikahan Kristen tidak boleh didominasi oleh satu pasangan atau
yang lainnya. Suami adalah kepala (Efesus 5) tapi dia bukan raja. Baik suami dan
istri melayani satu Raja saja. Dialah yang menentukan aturan, karakter dan tujuan pernikahan.
Jadi jangan mencoba untuk mendominasi pasanganmu. Hal itu hanya akan menghancurkan hati dan perasaannya saja.
Kita tidak bisa mendominasi sesuatu yang bukan posisi kita.
Karena pernikahan bukan milik kita dan kita diminta untuk jadi berkat bagi dunia bagaimana seharusnya hubungan Kristus dengan gereja-Nya (Efesus 5).
Apakah kamu mendapati kalau kamu cenderung melakukan beberapa atau
salah satu sikap di atas? Saat ini ambillah waktu untuk merenungkan apa saja kekeliruan
yang sudah kamu lakukan terhadap pasanganmu. Dan jika kamu bersedia, hampiri
pasanganmu dan sampaikan soal apa yang sudah kamu lakukan.
Tuhan mau pernikahan kita direstorasi dan dipulihkan supaya
Dia bisa memakai suami istri lebih maksimal untuk tujuan-Nya.