Ibarat Pohon Yang Rantingnya Patah, Tancapkanlah Akarmu Dalam Kristus Dan Tetaplah Tumbuh!
Kalangan Sendiri

Ibarat Pohon Yang Rantingnya Patah, Tancapkanlah Akarmu Dalam Kristus Dan Tetaplah Tumbuh!

Inta Official Writer
      3519

Yohanes 16:33b

"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 80; Lukas 1; Yeremia 26

Istri saya sangat menginginkan sebuah pohon pepaya sejak lama. Kemudian, ia mendapatkannya, tertanam tepat di halaman rumah kami dan semakin bertumbuh setiap harinya. Ada hari dimana kami bisa melihat buah pepaya tumbuh dari pohonnya.

Pada suatu siang, saat istri saya sedang menyiram kebun kami, ia menyadari kalau jangkauan dari selang air itu tidak bisa mencapai ujung kebun. Untuk bisa menjangkau semuanya, ia butuh sesuatu yang lebih tinggi, sehingga ia menempatkan selangnya di sela-sela batang pohon papaya.

Kemudian, karena jangkauannya masih kurang,  ia menarik selang tersebut, dengan harapan akan semakin panjang dan jangkauannya jadi lebih luas.

Siapa yang menyangka kalau ternyata tarikan selang yang dilakukan oleh istri saya itu cukup keras. Selang yang melewati batang-batang muda itu, karena tertarik dengan keras langsung rusak dan ada beberapa bagian batang yang patah. Selang itu mematikan pertumbuhan batang yang baru saja tumbuh.

Karena yang patah adalah bagian atas, sudah jelas sekali kalau kita tidak bisa memasang kembali batang-batang itu. Batang atas tidak akan menumbuhkan akar yang baru. Harapan kami untuk bisa menikmati buah pepaya yang menyegarkan pun sirna.

Kami perlu menunggu beberapa waktu lagi, apakah batang itu kemudian akan tumbuh lagi atau tidak. Yang bisa kami lakukan sekarang ini hanya menunggu.

Kita nggak akan pernah berpikir kalau ternyata selang tersebut berbahaya bagi pohon pepaya itu, bukan? Dan ternyata, bukan hanya selangnya yang menghancurkan.

Kecelakaan mobil bisa membunuh atau melukai penumpang atau si supir. Hubungan yang berakhir dengan buruk bisa menghancurkan hati seseorang. Kanker bisa mengubahkan orang yang tadinya kuat, langsung lemah seketika, bahkan berujung pada kematian.

Kehilangan pekerjaan dan rumah bisa menghancurkan kehidupan seseorang, mengingat ia sudah membangunnya selama bertahun-tahun. Narkoba, penolakan, alkohol, pelecehan, semuanya bisa berujung pada kehancuran selama beberapa generasi.

Pohon pepaya kami yang masih terus tumbuh, yang sering tidak terlihat di taman rumah karena tertutup oleh pohon-pohon besar lainnya, sama seperti saya dan kamu: hampir tidak terlihat di dunia ini. Hal-hal dalam hidup kita bisa hancur, tetapi dunia tetap saja berjalan seperti tidak terjadi apa-apa.

Namun, seperti saya yang melihat dengan jelas kalau ada batang yang patah, Allah menyaksikan kita dan apa yang mungkin bisa menghancurkan kehidupan kita.

Kata Yesus dalam (Yohanes 16:33), "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Saat kita menempatkan diri di dalam Dia, kehadiran dan janjiNya akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Kemudian, kita akan beroleh harapan untuk bisa mengatasi permasalahannya.

Satu hal yang perlu kita ingatkan mengenai pohon pepaya ini: Bahwa akarnya masih tertancap kokoh ke tanah. Apa pun yang terjadi, selama akarnya masih ada di tanah, maka serusak apa pun pohonnya, maka ia akan kembali tumbuh. Begitu pula kita.

Rasul Paulus tahu betul kesulitan yang akan dihadapinya saat menjadi pengikut Kristus. Namun dia juga menyadari bagaimana bisa melihat kekuatan Tuhan yang bisa mengantarkan perjalanannya. Katanya mengenai hidup dalam Kristus:

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa."

( Korintus 4:7-9)

Kegagalan bukanlah akhir. Rasa sakit bukanlah akhir. Kehancuran bukanlah akhir. Penderitaan bukanlah akhir. Nggak akan ada akhir kecuali kemenangan dalam Kristus atas setiap kejahatan dan setiap penderitaan di dunia ini.

Di surga, nggak akan ada yang namanya air mata. Sampai itu tiba, di dunia ini, kehadiran Tuhan itu ibarat seperti sapu tangan yang akan menghapuskan air mata dan memberikan harapan, meskipun tampaknya dunia ini sudah menjadi kelabu. Itulah saat yang tepat, dimana kita bisa melihat terang kasih Kristus dalam dunia ini.

Tuhan, pemberi hidupku, penebus dan pemulihanku, kekuatanku, harapanku, menuntunku untuk selalu menjaga akar di dalammu bahwa apa pun yang terjadi dalam hidupku, aku akan bertahan - dan tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga bisa melampaui setiap permasalahan yang sedang dilalui.

Hak Cipta 2014, Peter Lundell. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami