Meninggalnya mantan Presiden RI ke 3 BJ Habibie pada Rabu, 11 September 2019 lalu membuat masyarakat Indonesia berduka, termasuk penduduk Solo. Karenanya, sejumlah warga Solo yang sedang berkumpul dalam acara “Wedangan Kebangsaan” di Loji Gandrung memanjatkan doa untuk mengiringi kepergian BJ Habibie, demikian berita yang dirilis oleh Liputan6.com.
Doa lintas agama ini dilakukan di rumah dinas Wali Kota Solo di Loji Gandrung, sejumlah perwakilan suku dari berbagai daerah di Indonesia juga turut hadir. Sesuai permintaan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, pembacaan doa dilakukan bergantian oleh lima perwakilan agama, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.
"Putra terbaik kita telah pulang kehadirat Tuhan. Semoga beliau diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya dan semoga amal kebaikannya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa," demikian ungkap Rudyatmo, saat itu.
Menurutnya Habibie adalah ilmuwan besar yang dimiliki Indonesia dan merupakan salah satu putra terbaik bangsa. Rudy juga menceritakan pengalamannya bertemu dengan Habibie di Solo sekitar lima tahun lalu. Saat itu dirinya sempat menceritakan rencana ke depan kota Solo, termasuk dalam hal pengembangan teknologi.
"Ya, saya menyampaikan kepada beliau seperti pengembangan teknologi di Solo Technopark dan mobil Esemka pada saat itu yang dikembangkan siswa SMK. Beliau sangat mendukung Solo sebagai kota vokasi," demikian tambahnya.
Dengan meninggalnya mantan Presiden BJ Habibie ini, pemerintah Indonesia menetapkan Hari Berkabung Nasional yang berlangsung selama tiga hari, kantor pemerintahan dan juga masyarakat diminta mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan untuk BJ Habibie.