Masalah mental memang bisa dialami oleh siapa saja. Nggak cuma orangtua tetapi juga anak remaja.
Dikutip dari Kompas.com, menurut studi yang dilakukan oleh Pew
Research Center terhadp anak-anak di Amerika, ditemukan bahwa 7 sampai 10
remaja yang berusia 13-17 tahun mengalami kecemasan dan depresi, dan masalah
utamanya adalah karena teman-teman mereka, dan 61 persen lainnya resah karena harus mendapatkan nilai yang bagus disekolah.
Masalahnya, karena selalu dikira masa remaja adalah hal yang
sangat menyenangkan, seperti mereka tak perlu memikirkan tagihan, pekerjaan dan
sebagainya, orangtua cenderung tidak peka dan tidak mengerti kecemasan dan depresi yang dihadapi anak remajanya.
Lantas, bagaimana kita bisa tahu bahwa anak remaja kita sedang stres atau depresi?
Yap, seharusnya ini adalah pertanyaan yang dimana jawabannya
harus diketahui oleh semua orangtua. Karena kalau kita tidak mengetahui hal
ini, posisi kita sebagai orangtua bisa jadi memperparah keadaan mereka. Menekan
mereka dengan ini dan itu, memberi tanggung jawab ini. Kasihan kan mereka? Banyangkan saja jika kamu diposisi tersebut.
Jadi inilah ciri-ciri yang harus ibu atau ayah selidiki!
1. Nggak bergairah untuk melakukan aktivitas apapun.
Mungkin mereka akan menyapu rumah atau membantumu menyuci
piring, tapi hasilnya nggak maksimal, entah itu piring pecah atau lantai tidak di pel dengan rata.
Selain itu, mereka juga suka mengurung diri di kamar. Ketika
ditanya, mungkin dia akan menjawab mau belajar dan lain sebagainya. Dia kehilangan teman-temannya atau tidak mau bergaul.
Nah, kalau anakmu sudah begini, mending dekatin deh sebagai
seorang sahabat dan tanya keadaannya serta dengarkan ceritanya. Dia mungkin
stres dan sedang alami kegelisahan atau mengalami tekanan dari teman-teman atau tugas di sekolah.
2. Mengalami penurunan bahkan kenaikan berat badan secara cepat
Tergantung anaknya sih. Ada anak yang kalau stres akan sering
jajan, atau ngemil sampai mengalami kenaikan badan, tapi begitu pun dia nggak
peduli. Ada juga anak yang justru berat badannya turun drastis karena nggak selera makan.
Intinya, anak yang stres atau depresi akan mengalami gangguan dalam pola makan dari biasanya. Orangtua, coba deh perhatikan dengan cermat ya.
3. Susah tidur alias insomia
Tampaknya, masalah ini nggak cuma dialami oleh orang dewasa
deh. Orangtua juga pasti mengalami ini, dimana mereka tak bisa tidur sanking
depresinya, memikirkan bagaimana menyelesaikan atau menghindari masalah yang dihadapinya.
Mungkin dia takut masuk sekolah karena dia belum menyelesaikan tugasnya, atau takut di bully teman-temannya dan lain sebagainya.
4. Sensitif, seperti mudah marah atau gelisah
Yang namanya stres, cenderung gampang tersinggung. Jadi kalau misalnya kamu ngomong sama anakmu atau kamu tidak melakukan apa yang dia mau, kemudian dia marah, maka kemungkinan dia sedang stres. Atau nggak, jika anak kamu marah hanya karena mainannya di ambil sama adiknya, maka kemungkinan dia stres dan benar-benar butuh kasih sayang, perhatian dan telinga dari kamu.
BACA JUGA :
Sebut Diri Sebagai Orangtua Yang Rendah Hati, Yakin Sudah Menghormati Anakmu Dengan Baik?
Kalau begitu, apa yang harus orangtua lakukan?
Nah, setelah kita tahu ciri-cirinya, maka saatnya kita beraksi dan membantunya untuk tidak berlarut dalam duka, stress ataupun depresinya.
1. Dekatilah dia sebagai sahabat dan dengarkan keluh kesahnya
Entah itu dia sedang duduk diruang tamu dan bermain
smartphone, atau dia di kamar dan mengurung diri, maka datangilah. Dekatilah
dia sebagai sahabat dan teman, tanyakan kepada dia, bagaimana hari-harinya dan cobalah membuatnya merasa dipedulikan dan dimengerti.
Mungkin anak remaja cenderung malu untuk terbuka, atau belum
siap, tapi jangan berhenti. Ingatkan dia bahwa kamu selalu ada untuk mendengarnya, dan beritahu supaya jangan disimpan melulu.
Supaya dia mau terbuka, mulailah memancing obrolan dengan membicarakan
tentang situasi kamu pas di sekolah dulu, tentang apa yang kamu rasakan dan
alami waktu itu, atau membicarakan tentang anak-anak yang depresi di televisi
dan dampaknya dan lain sebagainya.. Itu akan memancingnya untuk bercerita. Percayalah!
2. Berikan dia nasihat yang benar ya!
Tanpa menggurui dan memojokkan anak, berilah dia nasihat yang
baik dan benar, nasihat tentang kasih. Beritahu padanya bahwa ada harapan, dan ceritakan tentang Tuhan yang memberi harapan.
Berikan dia bacaan Firman dan peluklah dia dan katakan bahwa
kamu sangat mencintai dia. Cinta yang tulus dari orangtua, akan membuat anak tumbuh menjadi anak-anak yang penuh sukacita.
Jadilah pahlawan baginya, yang selalu membantu dan
melindunginya dari apapun. Serta jadilah teman atau sahabatnya, teman bercerita, teman curhat dan lain sebagainya.
Untuk memberikan nasihat yang benar, kamu harus berani
merendahkan hatimu dan memposisikan dirimu dalam kondisinya. Sehingga kamu bisa merasakan apa yang dia rasakan.
3. Setelah itu, ajaklah dia berdoa
Nggak cuma sekali ya, tapi setiap hari. Ajaklah dia berdoa dan
bercerita kepada Tuhan, ajaklah dia untuk mendoakan orang yang membuatnya tertekan, seperti teman-temannya dan mengampuni mereka.
Jika kamu adalah orang yang membuatnya stres, maka minta maaflah,
dan tanyakan apa yang harus kamu perbuat , apa yang harus kamu ubah sehingga dia tidak stres.
Berdoa dan mintalah perlindungan dari Tuhan untuk anakmu.
Setelah membaca artikel di atas, berubahlah menjadi orangtua yang peka dan peduli. Jangan biarkan anakmu menghadapi stresnya sendiri, karena itu bisa memicu dia curhat kepada orang lain atau melakukan hal buruk sebagai pelarian.
Sumber : berbagai sumber