Kata "hormat" dalam keluarga baik itu hubungan
dengan pasangan bahkan dengan anak-anak sering sekali disalahgunakan dan
disalahpahami. Menghormati orang yang lebih tua di atas kita mungkin sangat
mudah untuk dilakukan, tetapi bagaimana dengan menghormati orang yang lebih tua seperti anak-anak kita?
Sebagai orangtua, cenderung sekali kita inginnya dihormati
oleh anak-anak kita, dilayani oleh anak-anak kita dan dihargai oleh anak-anak
kita. Ya, tidak ada yang salah dengan itu. Karena rasa kepemilikan, karena
merasa sudah banyak berinvestasi dan membayar harga baik itu energi dan uang,
membuat kita menjadi layak untuk dihormati oleh mereka. Tapi yang menjadi
permasalahannya, sikap hormat yang kita inginkan dari anak cenderung kita salah
gunakan. Bukannya untuk membangun hubungan antara kamu dan anak menjadi baik,
bukannya supaya pertumbuhan anak menjadi lebih dewasa, justru kita menyalahgunakan untuk kepuasan kita sendiri.
Tentu, saya mengerti perasaanmu bahwa menjadi orangtua itu tidak gampang, tetapi jika kita tidak memiliki keseimbangan saling menghormati dengan anak, maka yang terjadi adalah kamu menjadi orangtua yang gagal mendidik anak. Anak-anak hanya akan menghormatimu saja, tidak dengan yang lain. Coba kita bahas satu persatu dibawah ini :
Kenapa sih kita harus menghormati anak-anak kita?
Matius
7:12 berkata, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Saya curiga, sikap hormat atau menghargai yang dilakukan
anak-anakmu saat ini bukanlah sikap yang nyata, melainkan mereka lakukan hanya
karena kamu adalah orangtua mereka, hanya karena kamu adalah orang yang memberinya makan, minum dan menyekolahkannya.
Saya kuatir, ketika mereka sudah besar dan merantau, yang
terjadi justru mereka tak lagi menghormati atau menghargai kamu sama seperti yang dia lakukan ketika dia masih tinggal serumah denganmu.
Saya tidak sedang mengatakan bahwa itu akan benar-benar
terjadi ya. Tapi jika kamu ingin benar-benar dikasihi dan dihormati oleh
anak-anakmu, maka perlakukanlah hal yang sama kepada mereka. Jangan hanya satu arah saja, tapi balaslah sikap hormat dan menghargai yang mereka lakukan.
Dengan menunjukkan sikap hormat kepada anak-anak atau dengan
memberi ruang bagi mereka untuk kamu hargai dan hormati, maka mereka akan
merasakannya dan PASTI akan melakukannya kepada orang lain diluaran sana.
Izinkan anak-anakmu mendapatkan rasa hormat dan rasa dihargai dari rumah, supaya mereka tidak mencari - cari hal itu diluaran sana, kelak.
Selain itu, dengan menghormati dan menghargai anak-anak, kamu
sedang diajar tentang kerendahan hati. Bayangkan kamu harus memuji anak gadismu
yang berusia 1 SMP, hanya karena nasi yang dia masak tidak meleleh seperti
biasanya, padahal ketika jaman kamu, di kelas 4 SD pun kamu sudah mahir dalam memasak nasi dan menggoreng ikan.
Tidak hanya itu, bayangkan bagaimana kamu diam sebentar dan
harus memberi ruang pribadi kepada anakmu yang sedang bersedih dan menangis.
Padahal kalau jiwa orangtua, rasanya ingin sekali nasihati dan ceramahi mereka ya!
Bagaimana caranya menghormati anak-anak ?
Yap, mungkin ada beberapa orangtua yang masih bingung dengan
ini. Malah nggak tahu sama sekali gimana caranya menunjukkan rasa hormat, dan
rasa menghargai kepada anak-anaknya. Mungkin itu kakak iparmu, atau kamu sendiri?
1. Kenali anak-anakmu dan berilah waktumu untuknya
Kamu harus kenal anak-anakmu dengan dekat. Jangan sibuk sana
sini, dan mempercayakan anak kepada pengasuh saja. Pergi pagi, pulang malam anak sudah tidur. Demikian setiap hari.
Berilah ruang untuk anakmu merasakan indahnya memiliki ayah
atau ibu. Ajak liburan dan lebih banyak bercerita. Dari situ, kamu akan
mengenalinya. Apa kesukaannya, apa hobinya, bagaimana dia ingin diperlakukan dan lain sebagainya.
Selain itu, dia juga bisa merasakan bagaimana dia dihargai dan dikasihi sebagai anak.
BACA JUGA :
Persiapkan Anak Menjadi Investasi Kerajaan Sorga Dengan Mengenali 3 Hal Tentang Mereka!
2. Beri
ruang padanya untuk bercerita, menjelaskan. Jangan langsung marah-marah atau menasihati.
Ketika anak salah, dan berusaha mencari pembelaan, disinilah sikap sombong kita sebagai orangtua muncul.
Kita merasa benar dan paling benar, dan tiba-tiba bertingkah seperti pemimpin yang otoriter. Memarahi anak dan tidak memberinya ruang untuk bicara.
Sebaiknya, apapun kondisi anakmu, jadilah orangtua yang rendah
hati dan mau mendengar. Sekalipun dia salah, berikanlah telingamu dan bertanya
"Kenapa seperti itu ; Apa yang membuatmu begitu; dan bagaimana mama atau papa bisa membantumu."
Itulah pemimpin atau orang tua yang penuh kasih.
Dulu, ketika saya salah, mama saya selalu menaruh tangan
dipinggangnya dan memarahi sampai saya takut sekali. Saya menangis, dia suruh
diam. Saya diam, dia paksa saya menjawab, ketika saya menjawab eh dia malah ngatain saya melawan. Serba salah kan?
Akhirnya, ketika saya memiliki kesalahan atau sesuatu yang
baik dikemudian hari, saya cenderung tidak memberitahu kepada orangtua saya.
Bahkan saya berbohong demi tidak dimarahin. Saya merasa tidak dihargai karena
apa yang saya lakukan, saya merasa tidak dihormati sebagai anak bahkan sebagai manusia.
Jadi, buat orangtua, sebaiknya dengarkanlah anakmu. Jika dia
salah, tanya alasannya, setelah itu beri nasihat, bikin kesepakatan dan berdoa bersama. Disanalah kerendahan hatimu di uji.
3. Perlakukan dia seperti kamu ingin diperlakukan
Di artikel di atas, kita memang sudah bahas soal ini. Salah
satu hal yang bisa kamu praktikkan soal
ini adalah mengatakan kata 'tolong, terimakasih, maaf, dan lain sebagainya.'
Jika kamu ingin anakmu menjadi yang lemah-lembut mau meminta
maaf, maka kamu harus minta maaf jika ada kesalahan kepadanya, jika ingin
menyuruhnya sesuatu, maka kamu harus mengatakan 'tolong' supaya dia tidak
merasa diperlakukan sebagai pesuruh, dan jangan lupa mengucapkan terimakasih, supaya dia merasa dihargai dan dihormati untuk apa yang dia lakukan.
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah
bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4)
Semangat ya Ma dan juga Pa, kalian pasti bisa . Didiklah mereka untuk menjadi berkat di masa mendatang.