Sebut Diri Sebagai Orangtua Yang Rendah Hati, Yakin Sudah Menghormati Anakmu Dengan Baik?
Sumber: gmag.com.tr

Parenting / 22 August 2019

Kalangan Sendiri

Sebut Diri Sebagai Orangtua Yang Rendah Hati, Yakin Sudah Menghormati Anakmu Dengan Baik?

Naomii Simbolon Official Writer
3299

Kata "hormat" dalam keluarga baik itu hubungan dengan pasangan bahkan dengan anak-anak sering sekali disalahgunakan dan disalahpahami. Menghormati orang yang lebih tua di atas kita mungkin sangat mudah untuk dilakukan, tetapi bagaimana dengan menghormati orang yang lebih tua seperti anak-anak kita?

Sebagai orangtua, cenderung sekali kita inginnya dihormati oleh anak-anak kita, dilayani oleh anak-anak kita dan dihargai oleh anak-anak kita. Ya, tidak ada yang salah dengan itu. Karena rasa kepemilikan, karena merasa sudah banyak berinvestasi dan membayar harga baik itu energi dan uang, membuat kita menjadi layak untuk dihormati oleh mereka. Tapi yang menjadi permasalahannya, sikap hormat yang kita inginkan dari anak cenderung kita salah gunakan. Bukannya untuk membangun hubungan antara kamu dan anak menjadi baik, bukannya supaya pertumbuhan anak menjadi lebih dewasa, justru kita menyalahgunakan untuk kepuasan kita sendiri.

Tentu, saya mengerti perasaanmu bahwa menjadi orangtua itu tidak gampang, tetapi jika kita tidak memiliki keseimbangan saling menghormati dengan anak, maka yang terjadi adalah kamu menjadi orangtua yang gagal mendidik anak. Anak-anak hanya akan menghormatimu saja, tidak dengan yang lain. Coba kita bahas satu persatu dibawah ini :

Kenapa sih kita harus menghormati anak-anak kita?

Matius 7:12 berkata, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Saya curiga, sikap hormat atau menghargai yang dilakukan anak-anakmu saat ini bukanlah sikap yang nyata, melainkan mereka lakukan hanya karena kamu adalah orangtua mereka, hanya karena kamu adalah orang yang memberinya makan, minum dan menyekolahkannya.

Saya kuatir, ketika mereka sudah besar dan merantau, yang terjadi justru mereka tak lagi menghormati atau menghargai kamu sama seperti yang dia lakukan ketika dia masih tinggal serumah denganmu.

Saya tidak sedang mengatakan bahwa itu akan benar-benar terjadi ya. Tapi jika kamu ingin benar-benar dikasihi dan dihormati oleh anak-anakmu, maka perlakukanlah hal yang sama kepada mereka. Jangan hanya satu arah saja, tapi balaslah sikap hormat dan menghargai yang mereka lakukan.

Dengan menunjukkan sikap hormat kepada anak-anak atau dengan memberi ruang bagi mereka untuk kamu hargai dan hormati, maka mereka akan merasakannya dan PASTI akan melakukannya kepada orang lain diluaran sana. Izinkan anak-anakmu mendapatkan rasa hormat dan rasa dihargai dari rumah, supaya mereka tidak mencari - cari hal itu diluaran sana, kelak.

Selain itu, dengan menghormati dan menghargai anak-anak, kamu sedang diajar tentang kerendahan hati. Bayangkan kamu harus memuji anak gadismu yang berusia 1 SMP, hanya karena nasi yang dia masak tidak meleleh seperti biasanya,  padahal ketika jaman kamu, di kelas 4 SD pun kamu sudah mahir dalam memasak nasi dan menggoreng ikan.

Tidak hanya itu, bayangkan bagaimana kamu diam sebentar dan harus memberi ruang pribadi kepada anakmu yang sedang bersedih dan menangis. Padahal kalau jiwa orangtua, rasanya ingin sekali nasihati dan ceramahi mereka ya!

Bagaimana caranya menghormati anak-anak ?

Yap, mungkin ada beberapa orangtua yang masih bingung dengan ini. Malah nggak tahu sama sekali gimana caranya menunjukkan rasa hormat, dan rasa menghargai kepada anak-anaknya. Mungkin itu kakak iparmu, atau kamu sendiri?

1. Kenali anak-anakmu dan berilah waktumu untuknya

Kamu harus kenal anak-anakmu dengan dekat. Jangan sibuk sana sini, dan mempercayakan anak kepada pengasuh saja. Pergi pagi, pulang malam anak sudah tidur. Demikian setiap hari.

Berilah ruang untuk anakmu merasakan indahnya memiliki ayah atau ibu. Ajak liburan dan lebih banyak bercerita. Dari situ, kamu akan mengenalinya. Apa kesukaannya, apa hobinya, bagaimana dia ingin diperlakukan dan lain sebagainya.

Selain itu, dia juga bisa merasakan bagaimana dia dihargai dan dikasihi sebagai anak.

BACA JUGA :

Persiapkan Anak Menjadi Investasi Kerajaan Sorga Dengan Mengenali 3 Hal Tentang Mereka!

2. Beri ruang padanya untuk bercerita, menjelaskan. Jangan langsung marah-marah atau menasihati.

Ketika anak salah, dan berusaha mencari pembelaan, disinilah sikap sombong kita sebagai orangtua muncul.

Kita merasa benar dan paling benar, dan tiba-tiba bertingkah seperti pemimpin yang otoriter. Memarahi anak dan tidak memberinya ruang untuk bicara.

Sebaiknya, apapun kondisi anakmu, jadilah orangtua yang rendah hati dan mau mendengar. Sekalipun dia salah, berikanlah telingamu dan bertanya "Kenapa seperti itu ; Apa yang membuatmu begitu; dan bagaimana mama atau papa bisa membantumu."

Itulah pemimpin atau orang tua yang penuh kasih.

Dulu, ketika saya salah, mama saya selalu menaruh tangan dipinggangnya dan memarahi sampai saya takut sekali. Saya menangis, dia suruh diam. Saya diam, dia paksa saya menjawab, ketika saya menjawab eh dia malah ngatain saya melawan. Serba salah kan?

Akhirnya, ketika saya memiliki kesalahan atau sesuatu yang baik dikemudian hari, saya cenderung tidak memberitahu kepada orangtua saya. Bahkan saya berbohong demi tidak dimarahin. Saya merasa tidak dihargai karena apa yang saya lakukan, saya merasa tidak dihormati sebagai anak bahkan sebagai manusia.

Jadi, buat orangtua, sebaiknya dengarkanlah anakmu. Jika dia salah, tanya alasannya, setelah itu beri nasihat, bikin kesepakatan dan berdoa bersama. Disanalah kerendahan hatimu di uji.

3. Perlakukan dia seperti kamu ingin diperlakukan

Di artikel di atas, kita memang sudah bahas soal ini. Salah satu hal yang bisa kamu praktikkan soal  ini adalah mengatakan kata 'tolong, terimakasih, maaf, dan lain sebagainya.'

Jika kamu ingin anakmu menjadi yang lemah-lembut mau meminta maaf, maka kamu harus minta maaf jika ada kesalahan kepadanya, jika ingin menyuruhnya sesuatu, maka kamu harus mengatakan 'tolong' supaya dia tidak merasa diperlakukan sebagai pesuruh, dan jangan lupa mengucapkan terimakasih, supaya dia merasa dihargai dan dihormati untuk apa yang dia lakukan.

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4)

Semangat ya Ma dan juga Pa, kalian pasti bisa . Didiklah mereka untuk menjadi berkat di masa mendatang.

 

 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami