Pasanganmu Penyandang Disabilitas? Kamu Wajib Tahu 4 Hal Ini Agar Selalu Bahagia Bersama
Sumber: Acmedtran.com

Marriage / 23 August 2019

Kalangan Sendiri

Pasanganmu Penyandang Disabilitas? Kamu Wajib Tahu 4 Hal Ini Agar Selalu Bahagia Bersama

Puji Astuti Official Writer
2586

Pasanganmu penyandang disabilitas? Kamu pasti bangga terhadap pribadi mereka yang kuat, penuh kasih, atau mungkin kelebihan mereka yang lain, yang membuatmu dulu kamu tertarik kepadanya. Dibalik kekurangannya, Tuhan mengaruniakan mereka kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Jadi, merupakan sebuah kehormatan bisa mencintai dia dan berada disisinya mengarungi kehidupan berkeluarga bersama.

Tapi, sama seperti pernikahan manapun, pernikahan dengan seorang penyandang disabilitas pasti memiliki tantangannya sendiri.

Secara umum ada dua jenis penyandang disabilitas dari sudut pandang kemandiriannya:

-   Penyandang disabilitas yang hampir bisa melakukan segala sesuatu, sama seperti orang biasa, asalkan dia mendapatkan akses kepada pengobatan, presthetik, alat mobilitas dan atau infrastruktur yang mengakomodasi mobilitasnya.

-   Yang kedua adalah penyandang disabilitas karena sakit atau memiliki penyakit atau kondisi yang membuatnya sulit atau tidak bisa melakukan navigasi dan berfungsi sebagaimana mestinya setiap hari. Dia membutuhkan bantuan sepenuh waktu atau sebagian untuk bisa beraktifitas. Secara ekonomi dan fisik dia sangat rentan dan bergantung kepada orang-orang disekelilingnya.

Tentu, jika pasanganmu termasuk dalam penyandang disabilitas kategori pertama, kamu tidak akan mengalami begitu banyak masalah atau tekanan. Namun jika dia ada dikategori dua, kamu akan membutuhkan kekuatan luar biasa, karena kamu menjadi tulang punggung keluarga, sekaligus merawat dia dan juga anak-anakmu.

Mungkin untuk tahun-tahun awal, kamu sanggup menjalaninya, apa lagi kamu sangat mencintainya. Namun perjalanan pernikahanmu bukanlah hanya satu atau dua tahun, namun seumur hidup. Untuk itu kamu butuh kekuatan Tuhan untuk bisa melakukan peranmu dengan dan tidak mengalami kelelahan atau bahkan stress karena tekanan kehidupan.

Sebagai contoh adalah kisah Linda, dengan suaminya Chuck yang dulu adalah seorang pendeta yang aktif namun karena sebuah kecelakaan, sang suami mengalami kelumpuhan. Linda mengenal Chuck hampir seumur hidupnya, jadi saat menikahinya, ia tahu resikonya. Namun siapkah dia menjadi seseorang yang memberikan hidupnya untuk melayani sang suami seumur hidupnya?

Dalam berbagai kesempatan selama 27 tahun pernikahan mereka, tekanan hampir menghancurkan Linda, baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Selain itu seperti banyak orang yang memberikan perawatan, dia kadang merasa bersalah atau cemas sewaktu mengambil waktu untuk dirinya sendiri.

Apakah kisah ini tidak asing di telingamu? Kamu mungkin juga mengalami pengalaman serupa, namun percayalah bahwa Tuhan kita yang penuh kasih akan membantumu untuk terus mengasihi dan merawat pasanganmu, bukan hanya untuk hari ini namun untuk bertahun-tahun kemudian.

Mencintai adalah komitmen seumur hidup, selain kamu mencintai pasanganmu, kamu juga harus mencintai dirimu agar kamu bisa memberikan perawatan untuknya dan juga untuk anak-anakmu.

1# Libatkan Tuhan dalam keseharian kalian

Pastikan Tuhan menjadi pusat kehidupan kalian, karena tanpa Dia akan sulit bertahan menjalani kehidupan yang penuh tantangan selama bertahun-tahun ke depan.

Raja Salomo menuliskan dalam Mazmur 127:1, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”

Setiap hari, pastikan dirimu dan pasanganmu datang kepada Tuhan, membawa seluruh pergumulan dan harapan kalian. Menyadari bahwa Tuhan selalu bersama kalian, apapun keadaannya, itu sangat penting. Jadi, prioritaskanlah hal ini.

2# Terima kenyataan, baik dirimu maupun pasanganmu

Menerima kenyataan yang ada, baik dirimu maupun pasanganmu akan sangat penting bagi hubungan kalian ke depan. Mengapa? Dengan jujur terhadap diri sendiri dan pasanganmu, serta tidak melakukan penyangkalan, kalian berdua bisa menyamakan harapan tentang seperti apa kehidupan yang akan kalian jalani dan apa yang akan kalian capai bersama.

Banyak hubungan hancur karena pasangan menuntut atau mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuannya. Dalam Amsal 13:12 dituliskan, “Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.” Namun jika harapan terlalu tinggi dan tidak bisa dicapai, maka bukan hanya menuai kesedihan, namun juga kekecewaan.

Demikian juga hubunganmu dengan pasangan, kalian harus terbuka dan jujur mengutarakan harapan satu sama lain, lakukan evaluasi mana harapan yang realistis dan mana yang tidak mungkin dicapai. Buatlah kesepakatan bersama, dan juga milikilah kerendahan hati untuk bila diperlukan menurunkan harapanmu kepada pasanganmu atau pada dirimu sendiri, sehingga kamu maupun pasanganmu tidak menjadi sedih dan kecewa.

3# Perlakukan pasanganmu, tidak berbeda dengan yang lain

Ya, mereka penyandang disabilitas tidak ingin diperlakukan istimewa karena kekurangan mereka. Mereka tidak ingin dikasihani, sebaliknya mereka ingin diperlakukan dengan bermartabat dan penghargaan.

Ayat Firman Tuhan di bawah ini berlaku untuk mereka, tanpa kurang sedikitpun.

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh… Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” (Efesus 5:22-23;28)

Jadi, para isteri, hormatilah dan tunduklah pada suamimu, apapun keadaannya, dengan semua kelebihan dan kekurangannya.

Demikian juga para suami, kasihilah isterimu, seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Perlakukan dia dengan penuh hormat dan bermartabat.

Walau mereka memiliki kekurangan sebagai penyandang disabilitas, mungkin menghadapi keterbatasan dalam melakukan beberapa hal dalam keseharian, bukan berarti dia harus bergantung sepenuhnya kepadamu.

Berdayakan dirinya, bangunlah kepercayaan dirinya, ijinkan dan bantu dia untuk melakukan sesuatu dengan kemampuannya sendiri. Libatkan dia dalam setiap pengambilan keputusan dalam keluarga. Berbagilah tanggung jawab bersamanya, bahkan dengan anak-anakmu.

Dengan menghadapi berbagai tantangan bersama, percayalah bahwa hubungan kalian akan semakin dekat, kuat dan semakin peduli satu sama lain.

4# Memiliki dukungan emosional

Memiliki dukungan emosional itu penting, bukan hanya untuk dirinya yang mungkin akan mengalami naik-turun dalam emosi dan semangatnya menghadapi tantangan kehidupan, namun juga bagi dirimu sendiri.

Jadilah sahabat yang mendengarkan segala pergumulannya, milikilah toleransi ketika emosinya bergejolak, dan terus kasihi dia apapun keadaannya. Selain itu, kalian juga perlu sebuah komunitas yang bisa mengerti pergumulan kalian.

Carilah jika diperlukan konseling professional yang bisa menjadi pendukung emosional kalian, saat tekanan sudah begitu berat. Jangan takut untuk menjadi rentan, terbukalah kepada konselor saat stress terjadi. Sebab jika tekanan berkepanjangan kamu alami atau dialami oleh pasanganmu, hubungan kalian menjadi tidak sehat.

Tuhan tidak pernah salah ketika Dia mempertemukan kamu dengan pasangan hidupmu. Seperti apapun keadaannya, pasanganmu adalah yang terbaik dari Tuhan. Percayalah, sepanjang perjalanan kehidupan kalian dengan pertolongan Tuhan akan ada banyak mukjizat dan kebaikan Tuhan yang akan kalian alami.

Jika kalian membutuhkan tempat curhat dan dukungan doa, jangan ragu untuk menghubungi SAHABAT24 di  di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224  dan 0811 9914 240  bisa juga email ke [email protected]  atau lewat  Live Chat dengan KLIK DISINI. Kami siap untuk membantumu.

Baca juga : 

Menikahi Penyandang Disabilitas, Ini Harapan Sang Wanita Batak di Hari Pemberkatannya!

Nobar Komsel Solusi Bersama Kaum Disabilitas


Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami