Daging babi jadi salah satu makanan yang paling dinikmati
semua orang. Gak bisa didustai kalau dagingnya baik di panggang, digoreng maupun dimasak tetap terasa nikmat.
Tapi tahukah kamu kalau ternyata selain dijadikan sebagai makanan, babi juga bisa digunakan untuk tujuan kesehatan juga loh! Apa itu?
Selama dekade terakhir, para peneliti dari College of Veterinary
Medicine di Ohio State University mengembangkan sebuah penelitian terkait pendemi flu yang menyerang sebanyak 12.000 masyarakat AS pada tahun 2009.
“Pada tahun 2009, ada sangat sedikit pengawasan yang
dilakukan pada populasi babi, dan kemudian kita mengalami pandemic 2009,” kata
Andrew Bowman, DVM, pemimpin penelitian proyek pengembangan vaksin flu dan seorang profesor kedokteran pencegahan hewan.
Andrew menyampaikan bahwa terdapat sebuah virus yang keluar
dari babi. Karena itulah penting untuk melakukan pengawasan ketat terhadap populasi babi.
Karena itulah, para peneliti akan melakukan studi terbaru terhadap babi untuk menghasilkan vaksin flu.
William Schaffner, seorang profesor penasihat kesehatan dan penyakit
menular dari Universitas Vanderbilt di Tennessee, mengatakan bahwa babi penting dalam hal memprediksi wabah flu di masa depan.
“Ada banyak virus influenza pada hewan, terutama burung.
Kadang-kadang, virus-virus burung itu bisa bergabung dengan virus manusia dan
bertukar gen untuk menciptakan jenis virus influenza baru. Tempat pencampuran antara
flu burung dan flu manusia sering terjadi pada babi karena hewan itu rentan terhadap flu burung dan jenis flu manusia,” kata Schaffner.
Orang yang rentan terserang jenis flu baru ini adalah mereka yang bekerja mengurus hewan.
Pengembangan Vaksin Flu Lewat Babi
Para peneliti berharap pengembangan vaksin flu ini bisa efektif
dalam mengatasi beragam jenis flu. Apalagi mengingat sifat virusnya bisa berubah-ubah seiring waktu.
“Virus influenza sangat cerdik. Suka berubah-ubah. Jadi kami
harus memprediksi apa yang akan terjadi enam hingga sembilan bulan ke depan karena
butuh waktu lama untuk mengembangkan vaksin. Kadang kita bisa tepat sasaran.
Kadang kita sedikit keluar dari target karena virus influenza berubah selama interval itu,” katanya.
Karena itulah Schaffner menyampaikan bahwa mereka akan mencoba untuk mengembangkan beragam jenis vaksin.
“Kami tidak benar-benar membuat satu vaksin influenza. Kami membuat satu jenis untuk melindungi tiga atau empat jenis virus yang berbeda. Vaksin ini benar-benar bukan senapan, tapi lebih dari senapan,” terangnya.
Baca Juga :
Suntikan Vaksin Flu
Mendapatkan suntikan vaksin flu adalah cara terbaik untuk melindungi manusia dari serangan flu.
Tapi bukan berarti mereka yang sudah mendapatkan vaksin sepenuhnya
akan terhindar dari virus flu. Karena sifat virus yang berubah, kemungkinan jenis vaksin yang didapatkan tak kebal terhadap jenis flu terbaru.
Karena itulah untuk menghindari komplikasi serius yang bisa ditimbulkan
oleh flu, penting untuk tidak hanya divaksinasi, tapi juga untuk mencari perhatian medis saat benar-benar sakit.
“Sekarang ada obat antivirus, salah satunya Tamiflu, yang
bisa mempersingkat durasi penyakit dan membuat kondisi penderita tak terlalu
parah,” kata Schaffner sembari mengingatkan untuk segera berobat jika mengalami
gejala flu yang tak biasa.
Jadi, intinya hasil pengembangan vaksin flu yang didapat saat
ini gak terlepas dari keberadaan babi sebagai objek penelitian. Kita patut bersyukur
dengan hal ini karena sesuatu yang kita tak pernah bayangkan ternyata punya manfaat
besar bagi dunia.