Dalam bidang keuangan, ada banyak orang Kristen yang keliru membuat
anggaran pengeluaran, tabungan dan urusan lain. Jika sebagian orang rela memberi dengan murah hati, maka yang lain butuh pertimbangan.
Kedua tindakan ini bisa didorong oleh kesalahpahaman pandangan soal nilai-nilai uang yang ditulis dalam Alkitab.
Ada 5 pandangan salah soal uang yang banyak dipercaya orang Kristen yaitu:
1. Tuhan lebih peduli dengan hati daripada dengan uang
Tuhan tentu peduli dengan kondisi hati kita. Tapi tetap saja ‘iman
dan kebutuhan manusia akan uang’ tak bisa dipisahkan. Hati yang diubah oleh
injil akan menghasilkan perubahan bukan hanya pada keyakinan kita soal uang tapi juga tindakan kita (Yakobus 2: 14-17).
Alkitab banyak menyinggung soal uang. Karena bagi manusia,
uang sesuatu yang sangat penting. Salah satunya dimana Yesus memberi tahu banyak
perumpamaan tentang hal itu. Kita diperintahkan untuk tak cinta uang (1
Timotius 6: 6-10) dan mengutamakan Tuhan diatas dari uang (Lukas 16: 13) supaya
kita bisa murah hati dan mau memberi (Matius 6: 2, 5, 16) dan menaruh kepercayaan kita pada Tuhan, bukan pada harta (1 Timotius 6: 17-19).
Alkitab juga mengingatkan supaya kita bisa jadi pengelola yang
baik (Amsal 21: 20) dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan orang lain (1 Timotius 5: 8; Ibrani 13: 16).
2. Aku harus memberi, sebanyak apapun itu tak jadi masalah karena akum au memberikannya
Ada sedikit ketidaksepakatan soal nilai dari sebuah pemberian.
Di dalam Alkitab dituliskan soal perpuluhan yang harus diberikan adalah sebesar sepersepuluh atau 10 persen dari penghasilan kita.
Tapi beberapa orang Kristen lainnya berpendapat bahwa orang
Kristen bisa memberi dengan bebas baik sedikit maupun banyak sesuai dengan gerakan hati.
Perjanjian Baru memang menulis bahwa pemberian itu bukan soal
jumlahnya. Tapi Yesus dan Para Rasul mengajarkan bahwa kemurahan hati dan persembahan
yang penuh syukurlah yang menjadikan sebuah pemberian menjadi berharga (Markus 12: 41-44; 1 Korintus 16: 2; 2 Korintus 9: 5-6).
Banyak dari kita yang tentu saja masih sulit melakukannya.
Baca Juga:
4 Alasan Tuhan Lebih Dulu Melatih Kita Dengan Keras Sebelum Jadi Orang Sukses
Bisakah Teknologi Jadi Ancaman Bagi Kekristenan? Ini Jawabannya…
3. Gak masalah banyak hutang asal bisa melunasinya
Seseorang mungkin harus berhutang karena untuk modal usaha atau
sesuatu yang penting. Tapi yang lainnya berhutang karena tak memiliki perencanaan dan disiplin keuangan.
Alkitab memang gak secara terang-terangan melarang berutang,
tapi Alkitab mengajarkan bahwa berutang adalah suatu bentuk perbudakan. Karena utang
membuat peminjam menjadi budak dari pembayaran utang itu sendiri (Amsal 22: 7).
Ini juga membuat peminjam jadi budak bagi pemberi pinjaman. Dalam artian bahwa pemberi pinjaman punya hak ‘kepemilikan’ atas uang yang dipinjaminya.
Kalau ternyata kita harus terpaksa meminjam karena hal
mendesak, kita harus benar-benar berkomitmen untuk melunasi utang tersebut secepat mungkin. Jangan sampai kita dililit oleh bunga utang yang semakin lama semakin bertambah.
4. Tuhan pasti akan memberkati aku melimpah kalau aku bekerja keras dan menaruh iman kepadaNya.
Secara histori ada dua pandangan tentang diberkati dalam hal
finansial dan kehidupan Kristen. Yang pertama mengajarkan bahwa karena cinta uang
adalah akar dari segala kejahatan (1 Timotius 6: 10). Semakin banyak uang yang kamu
punya, semakin angkuhlah hidupmu. Yang kedua mengajarkan bahwa Tuhan mau semua orang
Kristen akan diberkati dengan kelimpahan dan kekayaan. Kalau kita tidak kaya, kita tidak punya cukup iman.
Tapi Alkitab menyampaikan pandangan yang berbeda, bahwa Allah
sendiri dalam kedaulatanNya memberi beberapa orang lebih dan yang lainnya sedikit
untuk menunjukkan keadilanNya (1 Samuel 2: ; Matius 26: 11). Kenapa dan
bagaimana Tuhan melakukannya sama sekali bukan urusan kita. Orang percaya yang dewasa
gak akan ditentukan oleh besarnya kekayaan yang dipunya. Karena gak sedikit dari orang beriman juga hidup dalam kesederhanaan (Amsal 22: 2).
5. Tuhan sudah berjanji untuk menjagaku, jadi aku tak perlu kuatir tentang uang.
Allah berjanji untuk merawat anak-anakNya (Matius 6: 25-27;
Filipi 4: 19). Tapi Dia juga memerintahkan kita untuk mengambil tanggung jawab atas
kondisi yang kita alami (Amsal 10: 4-5). Dalam hal keuangan, kita juga harus melakukan bagian kita.
Sementara kita tetap bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan kita, janji Tuhan bisa membantu kita untuk tak perlu kuatir atas keadaan kita.
Kunci untuk mengalami kelimpahan di dalam Tuhan tentu saja tak
hanya diam dan menunggu Tuhan memberkati kita. Sebaliknya, kita aktif untuk bertindak.
Kita tahu bahwa uang adalah bagian penting dalam hidup kita. Sebagai
orang Kristen, kita perlu memahami dengan benar tentang apa yang Tuhan mau kita
lakukan untuk menjadi pribadi yang berkelimpahan di dalam Dia.