Di era 80-an, dunia mode bisa dibilang masih menawarkan produk yang sopan.
Tak banyak pilihan mode saat itu. Sehingga anak-anak remaja sendiri tak tertarik menerapkan gaya busana yang sedang tren saat itu.
Tapi jaman mulai berubah. Semakin ke sini, kita bisa melihat betapa
tawaran fashion membuat semua kalangan usia tergiur. Bukan hanya wanita-wanita dewasa
dan kaum ibu yang ingin berpenampilan trendy
atau kekinian. Tapi bahkan gaya busana anak-anak balita pun dipenuhi dengan beragam pilihan yang begitu menarik sampai yang terkesan seksi.
Gak heran kalau dunia fashion terus mengembangkan inovasinya untuk
meluncurkan beragam bentuk busana yang membuat semua kalangan terlihat lebih menarik dan kekinian.
Bukan cuma ragam produk fashion yang muncul. Tapi juga tawaran fashion dari media-media, membuat bahkan anak-anak remaja begitu update mengikuti tren.
Di usia remaja, khususnya bagi anak perempuan adalah masa dimana
persepsi mereka berkembang. Mereka mulai mudah tergoda mengikuti apa yang menurut mereka menarik.
Anak remaja perempuan mulai suka mengenakan celana pants yang
cukup pendek. Atau hanya mengenakan tank
top di depan publik. Ada juga yang mengenakan pakaian ketat yang membentuk seluruh tubuhnya.
Untuk anak seusia remaja, apakah pantas mengenakan pakaian semacam ini?
Semua orangtua pasti tak ingin anak-anak mereka dinilai sebagai mangsa dari lawan jenisnya bukan?
Tapi jika anak remaja perempuanmu justru suka mengenakan pakaian
itu karena kesenangannya. Apakah orangtua harus membiarkan? Atau justru melarangnya mengenakan pakaian sejenis?
Hal yang paling mudah untuk mengingatkan anak remaja
perempuan soal cara berpakaian yang pantas dan sopan adalah mengingatkannya soal pandangan Tuhan soal tubuh.
Di 1 Timotius 2: 9 dikatakan, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan
pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal…”
Kata ‘sederhana’ di dalam ayat ini bisa diartikan dengan ‘layak’, ‘terhormat’ atau ‘pantas’. Dengan kata lain seorang perempuan harus berpakaian yang tidak boleh menarik secara seksual atau menarik perhatian yang tidak seharusnya di depan umum.
Baca Juga : Tuntut Anak Selalu Berprestasi, Bukan Hanya Bikin Anak Stress. Dampaknya Bisa Separah Ini
Karena itulah penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak remaja perempuan mereka dan membuat batasan soal berpakaian (Ulangan 6: 7).
Pastinya hal ini gak akan mudah dilakukan, terutama kalau anak
remaja ingin tampil terlihat trendy sama seperti anak gadis lainnya di luar sana.
Tapi bukan berarti karena anak remajamu berontak atau menyampaikan
alasannya, orangtua pun memakluminya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengajarkan anak remaja perempuannya soal cara berpakaian yang pantas.
1. Sampaikan soal pentingnya berpakaian sopan
Kasih pengertian kenapa anak gak diperkenankan untuk memakai pakaian ketat atau seksi.
Setiap anak perlu penjelasan yang bisa mereka terima dari larangan yang disampaikan orangtua.
Kalau orangtua gak mengajarkan anak soal beberapa cara
berpakaian yang tidak baik, kemungkinan dia akan memberontak dan tetap mengenakan pakaian itu.
Jelaskan bahwa mengenakan pakaian yang terbuka bisa menarik perhatian orang yang salah bahkan orang yang bisa jadi ancaman.
Ajari dia kalau kesopanan bukan hanya bicara soal cara
berpakaian, tapi juga soal bersikap. Jenis pakaian yang kita pilih bisa jadi cerminan dari siapa diri kita (Lukas 6: 45; 1 Petrus 3: 3-4).
2. Jadilah teladan soal busana
Tunjukkan model pakaian yang bagaimana yang bisa dikenakan anak remajamu. Biarkan dia menirunya dari orangtuanya.
Anak-anak biasanya cenderung akan menirukan kebiasaan
orangtuanya. Begitu pula dengan cara berpakaian. Tunjukkan kepada anak bahwa kesopanan adalah sesuatu yang perlu diajarkan di rumah.
“Demikian
juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang
beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap
mengajarkan hal-hal yang baik, dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan
muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur
rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.” (Titus 2: 3-5).
3. Ajak anak belanja bersama
Kesibukan mudah sekali mengalihkan prioritas orangtua. Dengan
uang, mereka bisa saja tak lagi perlu mengawasi apa yang dibeli anak. Dan saat anak
remajamu membeli pakaian sendiri, saat itulah dia bisa membelikan pakaian apapun sesuai dengan yang dia sukai.
Akibatnya, orangtua akan mengalami serangan panic karena anak remajanya mengenakan pakaian yang tak pantas.
Untuk menghindari hal ini, jangan biarkan anak remajamu membelikan
pakaiannya sendiri. Sebaliknya, ajak dia untuk membelinya bersama-sama untuk memastikan pilihan pakaian yang dia beli.
Orangtua bertanggung jawab untuk mendidik anak perempuannya sejak
masih muda untuk menetapkan pilihan yang baik untuk dirinya sendiri. Dan hal ini akan berdampak baik bagi hidupnya kelak saat dia mulai beranjak dewasa.
4. Tegaslah berkata ‘TIDAK’
Di usia remaja, orangtua diperhadapkan dengan sikap anak yang
mulai membangkang dan menantang. Jadi untuk menghadapi sikap ini, orangtua perlu menunjukkan sikap tegas.
Jika anak remajamu memaksa mengenakan pakaian yang ketat atau
mini, tegaskan bahwa pakaian itu memang terlihat menarik dan membuatnya terlihat
seksi. Tapi tegaskan bahwa nilai dirinya tidak ditetapkan oleh pakaian-pakaian
semacam itu.
Gak ada cara yang lebih baik untuk melindungi anak remajamu dari
ancaman bahaya fashion di jaman ini selain terus mengawasinya. Namun yang
paling penting dari semuanya adalah bahwa dia mengenal identitasnya dan bagaimana
seharusnya dia berpenampilan sesuai dengan standar Allah.