Kita hidup di tengah masyarakat yang selalu mendikte hidup seseorang lewat apa yang dikerjakannya. Hal ini mendorong banyak orang menerapkan nilai-nilai dari profesi, karir dan bahkan pelayanan kedalam kehidupan pribadi.
Risiko jangka panjangnya adalah mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk pekerjaannya dibandingkan dengan hal lain yang tak kalah penting dalam hidupnya.
Mendefinisikan kesibukan bekerja sebagai bentuk produktifitas dan keberhasilan tidaklah selalu benar. Karena sibuk kerja gak selalu menghasilkan produktifitas.
Sibuk kerja, bahkan untuk pekerjaan Tuhan sekalipun, bisa menghancurkan. Bukan saja merusak kesehatanmu, tapi juga merusak keharmonisan kehidupan keluargamu serta mencuri waktu berhargamu dengan Tuhan.
Mari belajar dari kehidupan seorang Musa. Dia adalah sosok hamba Tuhan yang luar biasa.
Dia adalah sosok hamba yang paling sibuk yang dituliskan dalam Alkitab.
Dia harus menjalankan tanggung jawab yang sangat besar dan menanggung beban yang cukup berat karena sikap orang-orang dipimpinnya.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!" Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? - Keluaran 18: 13-18
Mertuanya Jetro tahu kalau Musa melanjutkan apa yang dia lakukan, pada akhirnya dia hanya akan mengalami kelelahan.
Sama seperti Musa, kita juga butuh istirahat dan tidak segan untuk meminta bantuan dari orang lain. Karena kita gak bisa melakukan sesuatu sendirian.
Sibuk kerja adalah jebakan yang harus benar-benar kita waspadai. Memilih untuk istirahat di tengah kehidupan masyarakat yang sibuk seperti saat ini adalah keputusan yang harus kita ambil.
Baca Juga:
4 Alasan Tuhan Lebih Dulu Melatih Kita Dengan Keras Sebelum Jadi Orang Sukses
Ajak Pacar Jalan Bikin Boros? Begini Tips Biar Kencan Jadi Hemat
Karena beristirahat termasuk bentuk menghormati Tuhan. Waktu kita memilih untuk istirahat, artinya kita mempercayai kuasa Tuhan, waktuNya, kekuatanNya, dan berkatNya. Itu adalah pernyataan kemerdekaan dan penyerahan atas Kuasanya. Itu adalah bentuk dari kerendahan hati, dimana kita mengakui bahwa tanpa Dia kita gak bisa melakukan apa-apa.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup seimbang. Seperti disampaikan oleh Raja Salomo di Pengkhotbah 3 bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Tak ada yang salah dengan bekerja dengan rajin tapi jangan sampai terjebak dalam kesibukan kerja.
Ambillah waktumu untuk sedikit melambat, rileks, dan beristirahat. Temukan kekuatan didalam Tuhan dan ijinkan Dia melakukan hal-hal besar di dalam ketidakmampuanmu.