Korea Utara Lebih Takut Kristen Daripada Senjata Nuklir, Ini Alasannya..
Sumber: www1.cbn.com

Internasional / 23 July 2019

Kalangan Sendiri

Korea Utara Lebih Takut Kristen Daripada Senjata Nuklir, Ini Alasannya..

Inta Official Writer
3367

Sebuah film dokumenter baru mengungkapkan tantangan yang dialami oleh orang Kristen di Korea Utara, sebuah negara dimana terdapat jutaan orang belum pernah mendengar nama Yesus. Meskipun negara ini tertutup, banyak pendeta dan cendekiawan membayangkan masa depan negara ini.

Pemutaran dokumenter ini dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk memajukan kebebasan beragama. Film dokumenter yang berjudul "Humanity Denied: Freedom Religious in North Korea" dipertontonkan pertama kalinya di gedung Senate Dirksen, pada hari Kamis lalu. Sebelum film ini diputar, panel ahli berbicara soal situasi di negara ini.

"Situasi di Korea Utara benar-benar mengerikan," ungkap Olivia Enos, seorang analis kebijakan dalam studi Asia di Heritage Foundation, mencatat bahwa laporan yang dapat dipercaya secara konsisten menempatkan Korea Utara sebagai tempat terburuk di dunia bagi umat Kristen dan siapa pun yang berhubungan dengan iman lainnya.

Kenneth Bae, seorang pendeta Korea-Amerika, yang disandera di Korea Utara dari 2012 hingga 2014, menjelaskan bahwa ketika pihak berwenang Korea Utara menangkapnya dan mengetahui bahwa dia adalah seorang misionaris, dia diberitahu bahwa dia sedang berusaha untuk menggulingkan pemerintahan Korea Utara.

Selama bertahun-tahun, Bae telah memimpin tim ke Korea Utara sehingga mereka dapat mengunjungi Korea Utara sebagai turis tetapi tetap berdoa dan beribadah saat berada di negeri itu.

"Mereka mengatakan 'kami tidak takut dengan senjata nuklir ... kami takut pada seseorang seperti kamu membawa agama ke negara kami dan menggunakannya untuk melawan kami dan kemudian semua orang akan berbalik kepada Tuhan dan ini akan menjadi negara Tuhan dan kami akan jatuh," Bae memberitahu puluhan yang berkumpul di acara itu.

Bae diberitahu bahwa dirinya lah yang mungkin menjadi seorang penjahat Amerika yang paling berbahaya yang pernah mereka miliki sejak Perang Korea. Dia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa, dan kemudian dikirim ke kamp kerja paksa Korea Utara. Namun, dia akhirnya dibebaskan pada tahun 2014.

Sumber : Christian Post
Halaman :
1

Ikuti Kami