"Jika
aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah
musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku."(Mazmur 138:7)
Secara alami, orangtua cenderung akan membela dan melindungi anak-anak mereka.
Apalagi ketika tahu anak kita di gertak atau dimarahi oleh
orang lain karena dia mungkin nakal, atau merusak barang seseorang dan lain sebagainya.
"Aku saja mikir untuk memarahinya, masa dia tega sekali marahi anakku?" mungkin itulah yang kamu pikirkan.
Rasanya ingin marah dan menuntut orang yang menggertak anak, rasanya ingin membalas dan menegur dan lain sebagainya.
Adik saya, Yani adalah anak yang sangat hiperaktif. Suatu
ketika, beberapa tahun yang lalu dia merusak pot bunga tetangga lantaran asik
bermain. Tiba-tiba, terdengar suara gertakan sambil membawa kayu sapu dari rumah.
Tetangga menggertak Yani dan memarahinya dengan mengancungkan
sapu. Sejak dari hati itu, Yani menjadi penakut dan tak lagi mau bermain ke depan rumah tetangga tersebut.
Mendengar itu, mama saya sangat kesal dan jadi membenci
tetangga tersebut. Saya tau ini bukanlah keputusan yang baik dan cara
menghadapi masalah yang baik, dan saya juga paham kalau ibu saya ingin melindungi adik saya, sehingga dia melarang Yani untuk bermain kesana lagi.
Begitulah, kelakukan orang dewasa terhadap anak kita bisa
memanipulasi kita, bahkan merusak kerohanian kita. Akhirnya berujung pada akar permusuhan.
Gini, kita nggak mungkin bisa mengendalikan orang lain tetapi harus ingat, kalau kita bisa mengarahkan pikiran kita sendiri.
Ulangan
31:6 berkata," Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan
gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
Izinkanlah tangan Tuhan bekerja ditengah-tengah ketidakadilan.
Dia bisa dipercaya. Dia mencintai kita dan musuh kita. Hanya Dialah yang layak
memilah situasi yang terjadi di luar pemahaman kita. Ingat dan lakukanlah prinsip-prinsip ini:
1. Maafkanlah mereka dengan cepat.
"
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)
Ketapel iman Kristen adalah mengampuni orang lain sama seperti
Kristus mengampuni kita. Kita semua adalah orang berdosa, dan terus menerus
konsisten melakukan dosa, tapi meskipun demikian, Yesus justru memilih mati bagi kita sehingga kita pun diampuni.
Efesus
4:31-32 berkata," Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan
fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan
saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
Kebenaran ini, haruslah berkuasa di hati kita sebagai pengikut
Kristus, karena itu akan menggerakkan kemampuan kita untuk terus setia menyerahkan kebenaran diri kita kepada Allah dengan imbalan pengamunan.
Jadi ampunilah mereka dengan mengandalkan Roh Kudus,
aktifkanlah empati untuk jiwa kamu. Tuhan ingin kita hidup untuk saling berbelas kasih.
2. Pilihlah untuk berdamai
"Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
Kita dipanggil oleh Tuhan untuk membawa damai bukan denganm
usaha kita sendiri, melainkan melalui kedamaian di dalam Kristus yang hidup di
dalam kita. Bagi orang Kristen, kedamaian nggak akan redup ditengah
ketidakadilan. Daripada fokus pada benjolan di tenggorokan kita, mending kita pilih untuk fokus pada perdamaian.
Efesus
6:12, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."
Sering sekali, musuh kita suka menggunakan masalah kita untuk
menyebarkan kebencian dan perselisihan. Misalnya, "Pantes aja kamu begitu,
toh bapakmu pas kecil pun bandel kayak kamu. Suka mencuri dan merokok. Anak memang nggak jauh dari bapaknya."
Kalau sudah begitu, tolaklah dalam nama Yesus dan doakan
anakmu, lalu biarkanlah perilaku buruk itu berhenti bersama kamu dan jangan turun temurun kepada anakmu.
Jadi, bijaksanalah mendoakan mereka, tetanggamu dan keluarlah dari garis api perselisihan itu karena pertempuran hati mereka nggak terletak di tangan kita.
BACA JUGA :
5 Perubahan Yang Suami Harus Tahu Ketika Istri Sedang Hamil. Tenang, Hadapi Dengan Ini Aja
3. Ijinkan Tuhan menjaga hatimu
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:4-7)
Batas-batas yang sehat itu penting dan itu harus dibangun oleh
Tuhan. Dia akan mengajak kita dan mengajari kita untuk nggak cemas terhadap apapun, termasuk ketika anakmu digertak,kamu tak perlu kuatir.
Lebih baik menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Dia akan berdaulat memilah mereka kok, juga menuntun kita melalui mereka.
Kadang-kadang, kita ini nggak sabaran pengen langsung nyamperin mereka dan marah-marah atau menuduh, padahal Firman Allah di Roma 2:1, "Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama."
Semoga dengan melakukan 3 prinsip itu, kamu akan terus menjadi
berkat. Tetaplah setia, dan Tuhan akan memberikan keadilan bagimu dan
anak-anakmu.