Seorang remaja putri berusia
16 tahun sudah 2 tahun ini disandera oleh kelompok Boko Haram, sebuah kelompok
teroris yang terafiliasi dengan ISIS di wilayah utara Nigeria. Gadis bernama
Leah Sharibu ini tidak dibebaskan karena ia tidak mau menyangkali imannya dan
meninggalkan Yesus.
Sudah sejak Februari
2018, Leah disandera oleh Boko Haram. Saat itu ia bersama 110 anak gadis
lainnya diculik saat mereka di sekolah. Satu bulan kemudian, pemerintah Nigeria
berhasil melakukan negosiasi dan melepaskan setiap sandera, kecuali satu, Leah
yang saat itu masih berusia 14 tahun.
Boko Haram tidak mau
melepaskan Leah, kecuali ia mau menyangkali iman Kristennya dan pindah agama
menjadi Islam. Namun Leah menolak, dan ia dinyatakan sebagai “budak seumur
hidup” oleh para penyanderanya.
“Dia lebih memilih
imannya daripada kebebasan padahal sangat mudah untuk menyerah,” ungkap Dede
Laugesen, direktur eksekutif Safe the Persecuted Christians, sebuah kelompok
yang bekerja untuk meningkatkan kesadaran orang Kristen tentang persekusi.
Sejak Februari 2018,
ibu Leah, Rebecca Sharibu tidak mendengar kabar tentang putrinya itu selama 6
bulan lamanya. Ia tidak tahu apakah putrinya itu hidup atau mati. Namun pada
Agustus 2018, Boko Haram merilis foto Leah memakai jilbab disertai dengan
rekaman suara dimana Leah memohon untuk dibebaskan.
“Begitu saya melihat
foto itu, saya langsung menangis dan meraung,” ungkap Rebecca saat ia mengingat
bagaimana ia melihat foto itu pertama kalinya.
“Saya merasakan sakit
setiap hari. Saya menangis. Saya tidak merasa baik, tetapi saya tidak memiliki
pilihan.
Namun masalah yang dihadapi Nigeria tidak hanya serangan
teror dari Boko Haram, saat ini terjadi pembantaian terhadap umat Kristen yang
rata-rata petani oleh kelompok penggembala yang didukung oleh kelompok muslim
Fulani. Pada tahun 2018 saja, 2000 orang Nigeria tewas dibantai. Menurut Alheri
Magaji, yang ayahnya disandera selama 100 hari oleh kelompok Fulani, tujuan mereka adalah membasmi
orang Kristen.
Walau dalam tekanan,
namun anak-anak muda Kristen Nigeria tidak takut untuk bersuara dan
mempertahankan iman mereka, seperti Leah dan Alheri. Bahkan saat ini ada
delegasi dari Nigeria yang pergi ke Washington, D.C untuk menceritakan apa yang
terjadi di negara mereka kepada para pemimpin Amerika di Gedung Putih dan
Capitol Hill. Salah satu delegasi itu adalah ibu Leah.
Mari kita berikan dukungan doa untuk umat Kristen di Nigeria, agar mereka terus bertumbuh dalam iman mereka dan bahkan diberikan keberanian untuk memberitakan Injil dan melepaskan pengampunan kepada mereka yang menganiaya mereka.
Baca juga :
Boko Haram Kalahkan ISIS Dalam Daftar Kelompok Teror Paling Mematikan
Para Gadis yang Diselamatkan dari Boko Haram Justru Dilecehkan Pejabat