Kalau saja religiusitas dikemas dalam bentuk pil, harga saham
perusahaan obat akan melambung. Kenapa? Keyakinan seseorang terhadap sebuah agama ditemukan berdampak positif bagi kesehatan.
Itu sebabnya sebuah pernyataan muncul seperti ini. ‘Latihan rohani
bisa mencegahmu dari tekanan darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan
membantu mencegah gangguan mental dan menggantikan obat penghilang rasa nyeri.’
Sementara semakin tidak religius seseorang, maka kesehatannya
sama buruknya dengan seseorang yang merokok selama 40 tahun setiap hari dalam
hidupnya. Jadi, kalau kamu peduli dengan kesehatanmu, mungkin kamu harus mulai memikirkan pentingnya pegri ke gereja atau pentingnya berdoa.
Berikut 5 alasan kenapa religiusitas berdampak positif terhadap kesehatan:
1. Kepercayaan agama mendorong seseorang berperilaku sehat
“Jangan minum. Jangan merokok. Jangan melakukan zinah dan sebagainya.’
Ya, pengajaran agama melarang pengikutnya untuk melakukan kebiasaan yang dilarang oleh Tuhan.
Saat seseorang masuk dalam kelompok gereja, mereka mungkin tidak
dianjurkan untuk makan makanan sehat. Tapi komunitas ini memberikan dampak
positif terhadap kebiasaan yang lebih baik.
Misalnya, seseorang yang kecanduan alkohol akan perlahan-lahan lepas
dari kebiasaan itu seiring dengan semakin seringnya dia bertemu dengan komunitas yang mendukungnya untuk sembuh.
Jadi, agama memang gak secara instan mengubah hidup seseorang
menjadi lebih baik. Tapi dengan rutinitas seperti beribadah dan berdoa, kita ditempatkan
di tempat yang sehat dan mendukung kita untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat pula.
2. Keyakinan agama mampu mengurangi tekanan stress
Stress bisa menyebabkan efek negatif pada sistem kekebalan tubuh.
Saat pertahanan tubuh melemah, maka penyakit akan lebih mudah masuk. Tapi
dengan semakin seringnya kita mengikuti pertemuan-pertemuan agama dan doa, maka
tekanan darah akan mulai berkurang. Lewat doa, seseorang bisa terbebas dari kecemasan berlebihan dan tekanan hidup yang paling berat.
Doa, ibadah dan kegiatan rohani bisa menghasilkan respon positif
bagi seseorang dalam menghadapi stress. Hal inilah terjadi karena kegiatan agama membuat mereka menjadi lebih berpikir rileks.
3. Keyakinan agama bisa meningkatkan kesehatan emosional
Berteman dengan orang-orang religius bisa sangat
menguntungkan bagi kesehatan seseorang. Kenapa? Komunitas gereja diyakini adalah
sebuah lingkungan yang paling tepat untuk bisa mengalami kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup.
Sebuah studi menemukan bahwa interaksi sosial di dalam
lingkungan gereja meningkatkan harapan hidup seseorang. Dimana 68 persen hidup lebih lama.
Interaksi yang dekat dengan sesama orang religius ini terbukti bisa menopang kesehatan seseorang, khususnya meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional.
Baca Juga:
Survei : Orang Religius Lebih Bahagia
Jika Ingin Sehat, Jadilah Religius!
4. Keyakinan agama meningkatkan kepuasan hidup
Keyakinan agama membuat seseorang lebih sehat. Orang-orang yang memberi perpuluhan dari penghasilannya rata-rata lebih bahagia dalam hidupnya.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang beragama lebih
cenderung memberi dan menjadi sukarelawan, mereka juga lebih mungkin merasakan manfaat kesehatan dari membantu orang lain.
5. Keyakinan iman memungkinkan seseorang mengalami mujizat kesembuhan
Kita gak perlu meragukan fakta bahwa Tuhan adalah tabib terbaik.
Dia bahkan bisa menyembuhkan seseorang yang sedang sakit dengan cara yang ajaib.
Lbeih dari tiga perempat orang Amerika percaya bahwa doa dapat menyembuhkan orang yang cedera atau sakit.
Dalam sebuah survei, jumlah dokter yang sama mengatakan bahwa
mereka percaya pada mujizat kesembuhan. Dalam banyak kasus, kebenaran kekristenan sudah diuji.
Beberapa orang berpendapat bahwa mujizat kesembuhan terjadi karena
orang Kristen memotivasi tubuh mereka untuk sembuh lebih cepat. Tapi bagaimanapun
Tuhanlah yang campur tangan untuk melakukan kesembuhan yang ajaib.
Meskipun keyakinan itu diumpamanan seperti pil ajaib. Kita gak
bisa menyangkali kalau ada saja orang Kristen yang tetap mengalami penyakit dan
bahkan meninggal karena penyakit tertentu. Di satu sisi mungkin kita mulai mempertanyakan
tentang keyakinan kita. Tapi terlepas dari itu, kita harus ingat bahwa Tuhan sendiri
memiliki otoritas sepenuhnya atas hidup kita. Bahkan Paulus sendiri menghabiskan
hidupnya dengan melawan beberapa jenis kondisi fisik. Saat kita percaya bahwa
otoritas Tuhan tak terbatas, maka kita bisa menerima bahwa Dia berkuasa sepenuhnya
atas kesehatan fisik maupun rohani kita.