Henry Poole telah menyerah dengan
hidupnya sendiri. Ia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya sendirian. Itulah
awal dari kisah film menyejukkan Henry Poole is Here yang
dibintangi Luke Wilson. Sikap melankolis Luke dan pesona rendah dirinya membuat ia cocok untuk peran Henry ini.
Setelah menerima diagnosis yang mengecilkan hatinya dari
dokternya, Henry pun pindah ke lingkungan rumah masa kecilnya
untuk menghabiskan sisa hidupnya. Ketika ia menemukan rumah ia bertumbuh semasa
kecilnya tidak dijual sebagaimana yang ia harapkan, ia pun membeli rumah yang tak terawat di lingkungan yang sama.
Henry yang telah remuk hati
menunggu untuk mengakhiri hidupnya dengan memisahkan diri selagi mencoba untuk
meredam kepedihannya dengan alkohol, pizza, dan donat-donat Krispy Kreme. Tapi ia akhirnya menyadari kesendiriannya tidak bertahan lama.
Henry tidak memiliki keinginan
untuk berinteraksi dengan tetangga-tetangganya - seorang wanita Katolik yang
selalu ceria, Esperanza (Adriana Barraza) di
satu sisi, dan seorang ibu tunggal Dawn (Radha Mitchell)
serta putrinya Millie (Morgan Lily) di sisi yang
lain - tetapi tetangga-tetangganya itu menunjukkan perhatian kepada
dirinya. Esperanza bersikap sebagai teman begitu ia pindah,
dan Millie muda yang misterius sering muncul di halaman
belakangnya dan mereka setiap pembicaraan Luke dengan tape recorder.
Para tetangga lain pun mulai menaruh perhatian kepada dirinya
ketika Esperanzamelihat apa yang ia percayai sebagai wajah Kristus
di percikan air pada sisi rumah Henry. Berlawanan dengan
permohonan Henry, ia mengundang pendetanya (George Lopez)
dan mengadakan penyelidikan resmi dari gereja untuk mengidentifikasi wajah tersebut sebagai mukjizat sejati.
Sebagaimana berita tersebut cepat menyebar mengenai wajah
Kristus yang muncul di rumahnya, banyak pengunjung yang bermunculan untuk mencari mukjizat bagi diri mereka sendiri.
Persoalan menjadi lebih rumit lagi bagi Henry ketika
orang-orang menjadi sembuh dengan menyentuh wajah yang ada pada tembok
tersebut. Millie muda yang tidak pernah lagi berbicara
semenjak ayahnya meninggalkan dirinya mulai berbicara setelah menyentuh tembok
tersebut, dan penjaga toko grosir pun tidak memerlukan lagi kacamata super tebalnya setelah penglihatannya pun nyaris kembali sempurna.
Selagi Henry menghadapi interupsi
terus-menerus dari orang-orang gereja, ia menemukan penghiburan dalam
pertemanannya dengan ibu dari Millie, Dawn, tetapi ia
merasa terganggu dalam kesedihannya dan kenyataan bahwa "ia tidak akan lama lagi."
Mungkin kejutan terbesar dari film ini adalah bagaimana iman
dinyatakan dengan positif oleh para pembuat filmnya. Meskipun ada juga bahasa
kasar dan beberapa karakter dalam film ini mengumpat dengan memakai nama Tuhan,
film ini melakukan pekerjaan yang fair dengan mengekspos
aspek-aspek positif dari memiliki iman kepada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Film ini juga menampilkan orang Kristiani dengan perspektif
berbeda dari film Hollywood kebanyakan yang menggambarkan orang Kristiani
sebagai orang fanatik agama yang berlebihan. Tetapi, dalam film ini digambarkan
sebagai orang yang penuh kasih dan perhatian kepada orang lain. Seperti
sewaktu Henry mencaci Esperanza dan
menganggap keyakinan Esperanza sebagai sesuatu yang bodoh, ia merespon dengan cinta dan kebaikan, yang akhirnya berbalik mempesona Henry.