Kita gak bisa menyangkal kalau hidup itu ibarat arena persaingan.
Ada anak yang bisa melakukan sesuatu dengan cepat dan ada juga yang lambat. Ada yang menang dan ada yang kalah.
Tampaknya memang tak adil. Tapi bagaimanapun kita gak menyamakan semua orang. Itu artinya kita perlu memahami kalau setiap apa itu berbeda.
Kadang, ada saja anak yang menang lomba dengan sangat mudah
atau lulus tes dengan nilai yang sangat baik. Gak heran kalau dia bisa memperolehnya berkat kerja keras, latihan dan bahkan faktor keberuntungan.
Bagaimanapun sebagai anak, aka nada kesenjangan yang dialaminya
saat menyaksikan temannya menang sementara dia kalah. Seegaknya anak yang kalah
akan cenderung langsung menangis dan mengadu ke orangtua. Dia seolah gak terima
dengan kekalahannya. Sementara anak yang menang akan mulai pamer dan menyombongkan diri atas keberhasilannya.
Tentu saja kita gak mau anak-anak kita ada dalam dua posisi ini bukan?
Sebagai orangtua, kita pasti berharap anak-anak kita tumbuh jadi
sosok yang berlapang dada dalam menerima setiap kondisi, baik menang maupun kalah.
Untuk itulah, parents perlu membantu anak untuk tumbuh jadi sosok yang kuat dan berlapang dada. Begini caranya:
Jadi pemenang yang baik
Sebagai pemenang kita bahkan gak mau anak kita jadi sosok yang suka pamer. Yang mulai sombong dan meremehkan orang lain.
Untuk jadi pemenang yang baik, ajarkanlah anak untuk tetap sederhana,
rendah hati, gak terlena dengan pujian, dan mempersembahkan setiap keberhasilan atas nama semua orang yang terlibat mendukungnya.
Selain itu, ingatkan anak bahwa menang bukan berarti membuatnya tak lagi mengembangkan diri jadi lebih baik. Masih ada banyak kompetisi atau kesempatan dimana dia bisa meraih kemenangan ke depan. Jadi, terus dukung anak untuk mengembangkan keterampilannya.
Baca Juga :
Anak Sakit Bikin Orangtua Cemas dan Sedih, Panjatkanlah Doa Ini
Sudah Tayang di Bioskop, Aman Gak Sih Anak Nonton Film ‘Pokemon: Detective Pikachu’?
Kalah dengan terhormat
Siapapun pasti akan merasa kecewa saat menerima kekalahan. Tapi bagaimanapun kekalahan harus dijadikan sebagai pemicu untuk terus maju.
Sampaikanlah hal ini kepada anak saat dia kalah dalam lomba atau kompetisi yang lain.
Ingatkan bahwa berperilaku buruk, memilih marah, komplain atau bahkan berubah jadi jahat bukanlah pilihan yang baik.
Ajarlah anak untuk tetap bersikap ramah, mau menerima kekalahan
dengan terhormat. Dengan rendah hati mau menyampaikan selamat kepada pihak yang menang. Selalu berpikiran positif dan terpacu untuk menjadi lebih baik.
Ingatkan anak kalau ada banyak orang mengalami kekalahan.
Tapi kebanyakan diantaranya justru menjadikan kekalahan sebagai guru terbaik untuk
keberhasilannya ke depan.
Ingatkan tentang pelajaran ini ke anak setiap saat. Dan
pastikan kamu lebih dulu jadi teladan nyata bagi mereka. Sehingga apa yang kamu
sampaikan bukan hanya sekadar teori.