Isu People Power 22 Mei Menyebar, Tokoh Agama dan Adat di Indonesia Ajak Umat Lakukan Ini
Sumber: Twitter.com

Nasional / 15 May 2019

Kalangan Sendiri

Isu People Power 22 Mei Menyebar, Tokoh Agama dan Adat di Indonesia Ajak Umat Lakukan Ini

Lori Official Writer
2410

Isu People Power belakangan ini sempat menarik perhatian masyakarat sejak Eggi Sudjana menyampaikan hal ini dalam orasinya saat aksi unjuk rasa di depan Kantor KPU, Jakarta Pusat pada 31 Maret 2019 lalu.

People Power ini sendiri merupakan bentuk aksi pengerahan massa dalam rangka menolak hasil rekapitulasi suara di KPU Pusat pada 22 Mei 2019 mendatang.

Selain Eggi Sudjana, tokoh lain seperti Amien Rais, Rizieq Syihad dan Ustad Bachtiar Nasir pun ditemukan ikut menyebarkan isu ini. Sehingga ketiganya segera dilaporkan dengan tuduhan kasus dugaan makar.

Terkait isu ini, sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh adat di Indonesia menyampaikan sikap tegas. Pendeta, ulama dan ketua adat menolak keras tindakan tersebut dan mengajak umat untuk tidak ikut-ikutan. Sebab People Power dinilai hanya akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga :

Berang Wilayahnya Dijadikan Wisata Halal, Gubernur NTT Ancam Usir Pihak Pendatang

Indahnya Berbagi! Cewek Katolik Ini Kasih Pizza ke Driver Ojol Buat Buka Puasa

Seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/5), Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kendal, Ubaidillah contohnya, telah menyerukan kepada semua warga Kendal baik yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu supaya menjaga persatuan dan kesatuan.

“Saat khotbah di masjid, gereja, vihara dan tempat ibadah lain, ajak masyarakat untuk menolak people power. Jika diajak oleh pihak lain, jangan mau,” kata Ubaidillah.

Senada dengan itu, Badan Kerjasama Gereja Kristen dan Gereja Katolik Kabupaten Kendal, Tri Atmojo Nugroho juga meminta supaya umat Kristen dan Katolik menolak people power demi menjaga kesatuan bangsa.

“Kerukunan lebih penting. Jangan mau kalau diajak ‘neko-neko’ seperti people power,” katanya.

Tokoh agama di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mengajak seluruh masyarakat di Indonesia. Mereka meminta supaya masyarakat tidak terpancing isu People Power yang belakangan ini mencuat. Karena hal itu dinilai hanya permainan sekelompok elite politik yang berniat untuk memecah belah bangsa.

“Sebagai salah satu tokoh agama di Belu, saya mengimbau kepada seluruh umat di NTT, khususnya di Atambua, untuk tidak terprovokasi atau terpengaruh dengan berbagai isu yang berkaitan dengan people power yang ke depannya dapat merusak keharmonisan bangsa,” kata Pastor Paroki Gereja Santa Stella Maris, Yoris Samuel, Pr, seperti dikutip dari Antaranews.com.

Dia juga mengingatkan supaya masyarakat lebih bijak dalam menyikapi isu yang beredar di media sosial.

Hal serupa juga disampaikan oleh tokoh adat Riau dari Lembaga Adat Melayu (LAM). Masyarakat diminta untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi KPU.

“Pra tokoh dan masyarakat kita imbau untuk menahan diri dan juga tidak terpancing dengan isu people power yang memanaskan situasi yang aman dan dalam saat ini,” kata Datuk Budi Febriadi dari Dewan Pengurus LAM Riau.

Sementara warganet mulai menyebarkan sikap penolakan terhadap aksi ini di media sosial. Mereka menyampaikan bahwa people power hanya akan menciderai persatuan bangsa.

Berikut beberapa postingan diantaranya.




Mencuatnya isu people power ini bukan saja menimbulkan kekuatiran kepada masyarakat kita baik di ibukota maupun di daerah lain di nusantara. Tapi juga bisa memicu dampak yang lebih besar seperti terpancingnya masyarakat melakukan tindakan-tindakan anarkis. Untuk mencegah hal ini, sangat diperlukan kerja sama sinergis antara pemerintah, tokoh agama dan masyarakat. Mari menunggu setiap hasil akhir rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh KPU 22 Mei mendatang dengan sabar dan lapang dada.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami