Pasca Pemilu
2019 lalu, sejumlah pemuka agama dan penghayat kepercayaan di Banyumas, Purwokerto gelar doa bersama demi menjalin kembali persatuan antarumat beragama.
Doa lintas agama
ini digelar di Gereja Katolik Paroki Santo Yosep, bertepatan dengan perayaan hari ulang tahunnya yang ke-55 pada Minggu, 29 April 2019.
Dengan kompak
para pemuka agama ini menyerukan persatuan di tengah perbedaan pilihan di
Pemilu yang lalu. Mereka pun menyerukan supaya semua warga kembali bersatu sebagai warga negara Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
“Pada
pemilu kemarin tentu ada perbedaan pilihan baik di keluarga maupun masyarakat,
sekarang harapannya kita kembali lagi menjadi satu. Satu Pancasila, satu
bineka, dan satu Indonesia,” kata Pastor Valentinus Sumanto Winata, Pr, Kepala Paroki Santo Yosep Purwokerto, seperti dikutip Radar Banyuwangi, Minggu (28/4).
Sementara kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 5000 orang dari 6 kelurahan di Kecamatan Purwokerto Timur. Sebelum memanjatkan doa, mereka lebih dulu mengikuti jalan sehat bersama.
Baca Juga :
Sempat Ditolak Karena Beragama Katolik, Slamet Juniarto Kini Diterima di Bantul
PGI Rilis Tema dan Pesan Paskah 2019, Ini Isinya…
Sebagai perwakilan
GKI Martadireja, Pendeta Dimas Aryo Yuwono menyampaikan kalau kegiatan ini bertujuan
untuk membangun kembali kebersamaan umat lintas agama yang merupakan landasan dalam hidup beragama dalam konteks Indonesia.
“Iman tidak
akan ada artinya tanpa ada keterlibatan bersama masyarakat. Terimalah realita
keberagaman karena Tuhan tidak menginginkan kita menjadi sama, tapi Tuhan ingin
kita satu. Jalinlah kesatuan dengan dasar solidaritas yang berkualitas agar
dapat melakukan aksi secara nyata di tengah kepelbagaian atau diversity,” ucap Pendeta Dimas.
Linda
Susiana perwakilan dari agama Budha menegaskan bahwa perbedaan yang ada di Indonesia harusnya melahirkan persatuan yang kuat.
“Kita semua
tetap satu. Saling bertetangga, mendukung, dan diharapkan bisa menebarkan cinta kasih,” tuturnya.
Selain perwakilan Kristen dan Budha, doa bersama ini juga dihadiri dari perwakilan agama lain seperti Budi Santoso dari Hindu, JS Budi Rohadi dari Konghuchu dan Ustadz Sihid Masduki Algozali dari Islam. Ada pula perwakilan dari Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan yang diwakilkan oleh Edi Siswanto.
Dalam doa ini,
setiap agama mengharapkan terciptanya perdamaian serta kerukunan di antara
masyarakat agar Indonesia semakin maju dan persaudaraan antarumat beragama yang
kian kokoh.
“Visi misi
Gereja Keuskupan Purwokerto adalah Gereja semakin menjadi tanda hadirnya
Kerajaan Allah. Artinya ketika Kerajaan Allah hadir, ada suka cita, syukur, dan
cinta kasih. Itu diwujudkan dengan bergandengan tangan bersama masyarakat,” pungkas
Pastor Sumanto.