Presiden terpilih
Brazil, Jair Bolsonaro yang memenangkan pemilu pada Oktober 2018 lalu
berkunjung ke Amerika Serikat dan bertemu dengan Presiden Donald Trump. Pria
yang dijuluki oleh media sebagai “Trump dari daerah Tropis” itu dalam sebuah
wawancaranya dengan CBN menyatakan dirinya percaya pada kebenaran Firman Tuhan dan mengalami mujizat Tuhan dalam hidupnya.
“Saya percaya kepada
Firman Tuhan; mereka yang tidak percaya memiliki alasannya sendiri untuk tidak
percaya, tetapi nilai-nilai Kristen membantu mengarahkan masyarakat kepada jalan kebaikan,” demikian ungkap Bolsanora kepada CBN.com.
“Saya sudah anggota
dewan selama 28 tahun dan melihat dalam kampanye politik kebenaran hampir tidak ada, dan perasaan saya
adalah masyarakat kita haus akan kebenaran, dan saya mulai pra-kampanye di awal
2015 saya mengunjungi berbagai tempat di Brazil melihat hal itu sendiri,” demikian tambahnya.
Bicara tentang kampanye, Bolsanora mengingat kembali pertolongan Tuhan saat ia mengalami percobaan pembunuhan ditengah ia melakukan kampanye. Dirinya mengaku bahwa kejadian pada bulan September 2018 itu dilakukan oleh pembunuh profesional.
Baca juga :
Keren Banget! Kabinet Presiden Donald Trump Lakukan Pendalaman Alkitab Setiap Minggu
Jokowi: Diplomatik Brazil Tidak Lazim
“Seperti yang Anda
tahu, bahwa saya adalah korban percobaan pembunuhan. Seorang pembunuh professional
menusukku dan memutar pisaunya di perutku. Tapi puji Tuhan, saya bisa pulih. Itu adalah mujizat nomor satu,” demikian tutur Bolsanara.
“Mujizat kedua adalah
tentang kondisi saat pemilu saat itu. Kampanye saya mendapat sangat sedikit jam
tayang, hanya dengan sedikit uang, kami tidak pernah menduga akan mengalami
kemenangan. Saat ini saya bukan hanya meminta kepada Tuhan hikmat, tapi juga keberanian untuk membuat keputusan bijak dalam masa pemerintahan saya.”
Saat mengalami
penusukan, Bolsonara harus menjalani perawatan sehingga tidak bisa melakukan
kampanye secara langsung. Putranya, Eduardo saat itu mengatakan kepada media
bahwa ayahnya mengalami luka tusukan sedalam 12 cm. Ditengah kondisi seperti
itu kepopuleran Jair Bolsonaro yang berkampanye dengan slogan, “Brazil di atas
segalanya dan Tuhan di atas semua orang,” terus meningkat dan pada akhirnya
berhasil merebut kursi kepresidenan.