Pernah mengalami musim kekeringan rohani?
Kekeringan rohani itu sangat mengkhawatirkan, melelahkan bahkan sangat mengerikan dan menyayat hati.
Kekeringan rohani membuat kita tak lagi
penuh sukacita, tak lagi berbuah, bahkan tak lagi mau membaca Alkitab hingga ke gereja.
Rasanya memalukan sekali untuk mengakui hal ini. Tetapi itulah yang pasti dialami oleh semua orang Kristen.
Apakah kamu mengalaminya sekarang, lantas sudah berapa lama?
1. Ingatlah, bahwa semua orang kudusNya Tuhan pernah mengalami musim ini
Jika kamu mengalami musim kering secara rohani saat ini, maka ketahuilah bahwa kamu nggak sendirian.
Banyak saudara dan saudari seiman kita yang terdahulu sudah melalui hal ini.
Bahkan ada begitu banyak orang yang juga mengalami kekeringan bersama kita saat ini.
Coba renungkan kehidupan Ayub yang sangat menderita, yang merasa dimanaTuhan
meninggalkannya dan membiarkannya mati, juga Yusuf yang menghabiskan waktu
bertahun-tahun di penjara, dan mungkin bertanya apa tujuan Tuhan baginya serta
para murid Yesus yang wajahnya sedih serta harapannya pupus ketika Yesus disalibkan.
Percayalah, kamu nggak sendirian dalam keputus-asaan ini. Kamu harus ingat bahwa Allah akan tetap setia kepadamu seperti yang Dia lakukan kepada Yusuf, dan Ayub.
ARTIKEL TERKAIT :
Tidak Seperti Yang Kamu Kira, 3 Kebenaran Ini Mencelikkan Matamu Bahwa Kamu Sangat layak!
Mau Sampai Kapan Berlumur Masa Lalu? Berhenti Menyalahkan Diri, Lakukan Saja Ini!
2. Ingatlah bahwa Yesus selalu hadir bersama kamu
Gimana mungkin kamu tahu kalau ini adalah benar? Dimana kamu menemukan jaminan ini?
Di persimpanganmu saat ini? Ya, disana
jugalah Allah memalingkan mukaNya dari Putranya sendiri, menolaknya dan
mengizinkanNya di hukum oleh para hakim, padahal seharusnya manusia lah yang layak menerima itu.
Yesus seperti sedang diabaikan oleh
Allah di kayu salib sehingga orang-orang percaya di dalam Krisus tidak mengalami murkaNya.
Yesus sudah mati, sehingga kita tak perlu merasa sendiri.
Selain itu, Dia bahkan mengirimkan Roh
Kudus yang dijanjikannya untuk berdiam di dalam hati kita, menegaskan kepada
kita bahwa kita adalah anak-anak yang paling dicintai dan diterima oleh Yang Mahatinggi.
Dalam keputusasaan di hidup ini, Yesus
bersama-sama dengan kita melalui Roh Kudusnya yang adalah Penasihat, Penghibur,
dan penolong kita yang akan melayani kita, sehingga kita tak pernah benar-benar sendirian.
3. Ingat dan percayalah kepada injil bahwa itu menguatkan kita
Terlalu mudah untuk melupakan apa yang
kita tahu benar, bahkan yang merupakan fondasi iman kita ketika kita merasa jauh dari Tuhan.
Peristiwa sehari-hari, rasa tidak aman
kita, keraguan kita, dan ketakutan kita bisa membuat kita nggak lagi berpusat
kepada Yesus, sebaliknya kita teralihkan oleh kesalahan kita dan menyalahkan diri sendiri.
Pada masa-masa inilah Yesus ingin kita percaya kepada injil kebenaranNya.
"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala
sesuatu, yang telah dikatakan para nabi Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi." (Lukas 24: 25-27)
Pernah nggak sih kamu mengingat bahwa Yesus sudah mati dikayu salib untuk dosa kamu dan melalui Dia, Allah pun bicara bahwa kamu adalah anak yang dicintainya, dipilih olehNya.
Jadi, itulah yang harus kamu ingat untuk bisa bangkit kembali dari
keterpurukan dan hancurnya hatimu. Tuhan tak pernah meninggalkan kamu, apapun kondisimu. Itu adalah kebenaran yang harus kamu imanin dalam perjalananmu!