Saat membaca kisah Paulus, kita akan menemukan kisah transformasi
(perubahan) yang radikal di dalam dirinya. Dia adalah sosok yang kerap menganiaya
orang-orang Kristen pada masanya. Sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Yesus di jalan menuju Damaskus (Kisah Rasul 9).
Kehidupan Paulus pun akhirnya berubah secara total. Sejak saat itu dia bahkan tokoh di Alkitab yang paling radikal memberitakan injil.
Perubahan yang ia alami diakuinya dengan sadar sebagai tranformasi
spiritual. Paulus sendiri bahkan menulis di Roma 12: 1-2 bahwa Roh Kudus lah yang membawa perubahan dalam diri kita.
“Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12: 1)
Allah, melalui belas kasihNya yang besar, mengutus Yesus untuk
menanggung hukuman atas dosa kita. Titus memberi tahu kita bahwa kita
diselamatkan bukan semata-mata karena pekerjaan yang kita lakukan, tetapi kita memperolehnya dari belas kasihan-Nya (Titus 3: 4-6).
Supaya hidup kita berubah sepenuhnya, kita hanya perlu Yesus yang sudah mati demi kita.
Menerima Yesus dan menyadari kasihNya yang besar akan membuat
kita begitu mengasihiNya. Dan dengan kasih itulah kita rela mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang hidup, suci dan menyenangkan bagi-Nya.
Kalau di jaman Paulus ‘korban’ itu identik dengan persembahan
berupa korban bakaran dari seekor binatang, maka setelah dia menyadari
kebenaran itu Dia memerintahkan untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban
yang hidup. Dia mendorong semua orang percaya untuk rela menyerahkan seluruh hidupnya dan kehendaknya kepada Tuhan. Dia meminta penyerahan total kita kepada Tuhan.
“Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.....” (2 Korintus 11: 24-30)
Baca Juga :
Pemeran Rasul Paulus Film Paul: Apostle of Christ Ini Akui Dijamah Roh Kudus Saat Syuting
Dipanggil Sebagai Penginjil, Inilah 6 Fakta Soal Rasul Paulus yang Ditulis dalam Alkitab
Paulus sudah mengalami belas kasihan Tuhan. Karena itulah dia
mempersembahkan segala yang dia punya sebagai korban yang hidup di hadapan
Tuhan. Dia percaya kalau lewat kelemahannya kuasa Tuhan dinyatakan (2 Korintus 11: 30).
Pastinya Tuhan mengijinkan semua penderitaan itu untuk
mengubah hidup Paulus. Karena itulah dia menasehatkan kita untuk mengenal Kristus sepenuhnya (Filipi 3: 8).
Paulus menegaskan bahwa menyerahkan tubuh kita kepada Tuhan sebagai
pengorbanan yang hidup adalah ibadah rohani kita. Menyerahkan tubuh kita artinya
memakai tubuh kita untuk menyembah Tuhan baik saat kita bekerja, berinteraksi dengan orang teman, keluarga dan saat kita pergi ke gereja.
Diubahkan berarti tak lagi sama dengan dunia
Tuhan punya standarnya sendiri yang jauh berbeda dengan
standar yang ditetapkan oleh dunia. Paulus tahu benar standar yang Tuhan tetapkan
untuk hidupnya setelah diubahkan. Karena itulah dia mendesak orang percaya untuk
menolak pola dunia dan menjadi serupa dengan Kristus, baik dalam pikiran, perbuatan dan perkataan (1 Korintus 2: 16).
Diubahkan di dalam Kristus juga berarti bahwa kita harus memiliki pembaharuan pikiran (Roma 12: 2).
Saat kita mengikuti standar Kristus, kita dengan sengaja memperbaharui
pikiran kita dengan firman Tuhan. Tuhan memberi kita firman-Nya dan merenungkannya
adalah cara terbaik untuk memperbaharui pikiran kita. Jadi, baca firman-Nya setiap hari. Hafalkan, renungkan dan aplikasikan.
Saat kita semakin akrab dengan firman-Nya, saat itulah Roh
Tuhan akan mulai leluasa bekerja melalui hidup kita. Kita perlahan-lahan akan mulai
diubah sesuai dengan gambarNya. Sama seperti yang disampaikan dalam firmanNya bahwa kita memang orang –orang yang berasal dari Dia (2 Korintus 3: 17-18).
Menjadi dewasa dengan mengetahui kehendak-Nya
Setelah kita mulai tumbuh di dalam firman dan Roh Tuhan. Kita
akan memulai perjalanan iman yang baru. Dimana kita bukan hanya hidup untuk
memenuhi kehendak diri kita sendiri, melainkan ikut dalam rencana Tuhan (Roma 12: 2).
Firman Tuhan memberi tahu kita kalau saat kita menyerahkan hidup
kita kepadaNya karena kasihNya, menyembah Dia dengan segala yang kita punya,
menolak standar dunia, dan memperbaharui pikiran kita di dalam RohNya, maka kita
pasti akan jadi orang-orang yang mampu membedakan mana kehendak Tuhan dan mana yang bukan.
Ada banyak dari kita yang mengalami transformasi dalam waktu
yang sangat lama. Paulus sendiri mengalami proses panjang ini, dimana dia menghabiskan
tiga tahun di Arab sebelum dia benar-benar mulai memberitakan injil (Galatia 1:
11-17). Transformasi di jalan menuju Damaskus tidak diragukan sebagai awal dari karya
Allah dalam hidup Paulus.
Hari ini, apakah kamu mau kembali mengingat belas kasihan Tuhan,
menyerahkan semua yang kamu punya untuk Dia, menolak godaan dunia dan memperbaharui
pikiranmu dengan firman kebenaranNya? Mulailah perjalananmu, maka Roh Kudus akan
mengubah pikiranmu menjadi serupa seperti Kristus.