Keluarga memutuskan supaya mertua tinggal bareng di rumah karena sakit. Meskipun sedikit keberatan, tapi perasaan gak tega membuatmu mengalah.
Di tengah situasi seperti itu, merawat mertua yang sakit memang bukan hal yang gampang. Seorang teman yang baru menikah pun baru-baru ini mengalaminya. Belum lama ini, mertua perempuannya harus datang ke Jakarta untuk berobat karena sakit patah tulang. Karena gak punya siapa-siapa, akhirnya mertuanya terpaksa tinggal di rumah anaknya. Untuk mengurus sang mama, istrinya pun rela harus gak kerja dan fokus mengurus mertuanya yang hanya bisa terbaring sepanjang hari.
Rasa lelah pastilah dialaminya. Tapi sebagai menantu, dia harus rela melakukan tanggung jawab itu sendiri.
Psikolog akademis Terri Apter bahkan menyampaikan kalau lebih
dari 60% wanita menikah mengalami stress karena urusan keluarga mereka,
termasuk saat seorang menantu harus berurusan merawat mertua mereka di rumah. Selain
perasaan kurang nyaman, menantu merasa keberadaan mertua yang sakit membuat berkurangnya momen kebersamaan dengan suami.
Untuk beberapa kasus, rasa lelah karena mengurus mertua bisa
membuat menantu bersikap kasar dan keras. Tentu saja hal ini gak baik bagi hubungan menantu dan mertua.
Mengurus mertua yang sakit di rumah gak selamanya kog bikin stress.
Julie Mayer, seorang psikolog klinis asal Philadephia bahkan menuturkan kalau mengurus
mertua yang sakit itu bisa jadi hal yang menyenangkan kalau keduanya punya hubungan
yang akrab. Bukannya merasa terbebani, tapi dengan merasa kalau mertua seperti ibu
atau ayah sendiri bisa membuat menantu jauh lebih peduli dan mengurus mertuanya dengan sebaik mungkin.
Karena itulah, bagi mereka yang mengalami masa-masa tertekan dan
stress selama merawat mertuanya yang sakit sangat disarankan untuk melakukan 6 hal ini:
1. Kerja sama dengan pasangan sebagai tim. Bagi tugas dengan pasangan sehingga
perawatan bisa berjalan dengan baik. Dengan membebankan perawatan hanya kepada menantu justru bisa membuatnya stress, marah, dan emosional.
Jadi, terus teranglah kepada pasanganmu soal apa yang kamu
butuhkan. Misalnya, bergantian mengantarkan mertua memeriksakan diri ke rumah sakit, memandikannya, memberinya makan dan memberikan obat.
2. Tidak enggan menyampaikan pujian ke pasangan. Biarkan pasanganmu tahu betapa bersyukurnya
dia karena punya pasangan yang mengasihi orangtuanya. Kalau misalnya dia dengan
suka rela membawa orangtuamu ke dokter, atau setia mengunjunginya. Maka sampaikanlah pujian ke dia. Sediakan juga waktu untuk mendengarkan semua curhatannya soal orangtuamu.
3. Jangan tahan rasa lelahmu. Libatkan keluarga lain juga selama masa perawatan. Walaupun mungkin
pasanganmu bersikeras untuk mengurus semua keperluan mertua. Tapi bukan berarti
membiarkan keluarga lain tanpa tanggung jawab. Kalian bisa saling bekerja sama
dalam berbagai keperluan yang dibutuhkan mertua seperti sama-sama memberi tanggung
jawab atas biaya perawatan yang dibutuhkan, giliran siapa yang akan membawanya periksa, dan siapa yang akan mengurus beberapa keperluan mertua.
4. Cari tahu tingkat dan batas kenyamananmu. Apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang
gak bisa kamu lakukan. Sebatas apa kau bisa mengurus mertuamu dana pa saja kebutuhan mertuamu yang bisa kamu penuhi?
Misalnya, ibu mertuamu mungkin gak mau anaknya yang membantunya mandi dan berpakaian. Atau ayah mertuamu lebih memilih suamimu. Jadi, diskusikanlah tugas-tugas itu. Kalau kamu merasa gak nyaman melakukan tugas-tugas kebersihan, kamu bisa meminta bantuan pasangan atau orang lain.
Baca Juga :
Sering Gak Akur, Menantu dan Mertua Batak Mending Belajar dari Dua Wanita di Alkitab Ini..
Berkat Ibu Mertua, Aku Belajar Bersyukur Atas Suamiku Saat Ini
5. Cari tahu apa yang dialami mertuamu. Apakah mungkin
mertuamu merasa takut, marah, frustrasi, tertekan, gak berdaya, kesakitan? Tanganilah
dengan baik. Dan yang pasti jangan sampai perasaan itu malah membuatmu berlaku kasar atau jahat ke dia.
6. Jangan pikir mengurus mertua yang sakit itu mudah. Kalau kamu benar-benar sudah hampir menyerah, berhentilah merasa bersalah.
Supaya proses perawatan ini lebih
mudah, cobalah pendekatan seperti yang disampaikan Julie Mayer. Mulailah membangun
hubungan yang akrab dengan mertua. Sebagai menantu, kedekatan itu akan
membuatmu jauh lebih merasa suka rela merawatnya. Karena kamu sudah menganggapnya seperti orangtua sendiri yang harus dirawat dengan baik.
Mertua adalah perwakilan orangtua. Sebagai
anak, adalah tanggung jawab kita untuk merawat dan menghormati mereka selama hidup.
Karena hal itulah yang disampaikan dalam firman Tuhan.
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20: 12)