Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengaku nggak
pernah sekali pun meminta dukungan kepada para pemuka agama
baik itu pendeta atau kiai untuk memilihnya dalam permilu 2019. Baginya,
pemuka agama adalah guru yang tak perlu digurui.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pidato
kebangsaan di hadapan para akademisi dan kalangan milenial di Po Hotel
Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/02/2019) lalu.
"Ketika datang kiai, ustaz, pastor, uskup romo, pendeta,
saya tidak pernah meminta dukungan kepada mereka. Namanya guru jangan kita
gurui," katanya, dikutip dari Viva.co.id.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini menilai bahwa pemuka
agama adalah guru yang pasti akan berpikir yang
terbaik bagi para penerus bangsa. Sehingga mengapa, ketika bertemu mereka,
Prabowo tak meminta apapun selain hanya memaparkan sejumlah hal yang ingin dilakukan untuk bangsa jika ia
dipercaya jadi pemimpin.
Sementara memaparkan rencananya atas Indonesia jika jadi
pemimpin, Prabowo juga meminta kesabaran para emak-emak untuk menunggu hasil nyatanya
nanti, jika jadi Presiden.
Berbeda dengan Prabowo, Calon Presiden urut 1 yaitu Jokowi
justru menelepon mantan Presiden ke-3 RI BJ Habibie untuk meminta doa agar
Indonesia bisa melewati pesta demokrasi dengan lancar.
“Mohon doa dan dukungan untuk proses Pemilu
2019," ujar Jokowi, Senin (14/1/2019), dikutip dari Kompas.com.
Tentunya pada Pemilu 2019 ini, semua masyarakat Indonesia
diharapkan dewasa dalam berdemokrasi. Sebagai umat Kristiani, mari kita satukan
hati dan bergandengan tangan untuk mendukung pemilu ini di dalam doa.
Siapa pun yang jadi Presiden nantinya, berarti itulah yang
Tuhan pilih. Mari tetap berdoa demi bangsa ini untuk menjadi tempat memuliakan
Tuhan.
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di
atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah" (Roma 13:1)