Baik kisah film Goodbye Christopher Robin dan Christopher Robin terbilang hampir mirip. Kalau Goodbye Christopher Robin mengisahkan Christopher Robin kecil maka film Christopher Robin seolah jadi kisah lanjutan yang mengisahkan masa-masanya saat beranjak dewasa, menikah dan punya anak.
Kalau kamu tak
mengenal Christopher Robin, dia adalah karakter buku cerita yang bermain dengan
makhluk-makhluk hutan imajinatif seperti si beruang Winnie the Pooh yang begitu
polos dan juga teman-teman hutannya yang lain. Di film ini, Christopher Robin diceritakan
sudah jadi pria dewasa pekerja keras dan sangat jarang berkumpul dengan istri
dan putrinya. Ya, inti cerita ini memang soal sosok ayah yang terlalu sibuk kerja dan sama sekali gak punya waktu untuk keluarganya.
Buat yang belum
nonton, coba ditonton aja ya. Tapi di artikel ini kita coba mengupas soal
pelajaran penting soal parenting yang bisa kita petik dari film ini. Pelajaran ini terbilang alkitabiah loh, karena itu para orangtua harus tahu.
Ada 3 pelajaran parenting alkitabiah yang bisa kita petik diantaranya:
Pelajaran 1 : Tak melakukan apa-apa rupanya bisa saja membawa kita pada satu hasil yang terbaik. - Pooh
Ucapan Pooh
ini lebih kepada waktu luang orangtua. Faktanya, ada banyak orangtua yang gak
punya waktu seharipun buat ngumpul atau menikmati waktu bersama keluarga. Alasannya, ya karena sibuk kerja.
Pooh mengajarkan
kita kalau kadang kala orangtua harus mengambil waktu untuk tak melakukan apa-apa.
Cukup meluangkan waktu untuk menikmati waktu luang di rumah. Hidup kita dipenuhi
dengan beragam kesibukan yang menguras tenaga dan waktu, seperti bekerja, sekolah,
olahraga, ke gereja dan sebagainya. Ingat dengan adegan saat Pooh membawa Christopher
masuk ke hutan. Untuk sesaat Christopher menikmati masa-masa saat dirinya tak
diikat oleh pekerjaan. Dan dia menikmatinya. Hal itulah yang dibutuhkan orangtua dan juga anak.
Pelajaran 2: Pekerjaan dan kesuksesan membuat kita lupa dengan keluarga
Saat sudah dewasa,
kita suka lupa dengan orang-orang di masa kanak-kanak kita bukan? Entah itu teman
lama, nenek, kakek dan sebagainya. Dunia dewasa kita hanya dipenuhi dengan pekerjaan dan keluarga.
Orang-orang
yang kita lupakan sama seperti Pooh. Mereka mungkin saja gak pernah melupakan kita.
Atau bahkan masih terus berdoa buat kita. Jangankan orang-orang dekat di masa
kecil, kadang pekerjaan juga membuat orangtua lupa dengan keluarganya (istri
dan anaknya). Pooh mengingatkan supaya kita memikirkan orang-orang yang mengasihi kita setiap hari. Dan orang terdekat adalah keluarga.
Pelajaran 3: Keluarga membantu kita untuk kembali saat mulai kehilangan prioritas
Bisa
dibilang Christopher dewasa tersesat di dunianya yang sibuk. Tapi pada akhirnya
dia diselamatkan oleh Pooh. Pooh mengingatkan kalau Christopher yang dulu
adalah sosok pahlawan. Dia adalah sosok yang menyenangkan dan membawa kebahagiaan.
Hal itu kemudian menyadarkan Christopher kalau dirinya sedang tersesat. Dia mengabaikan
istri dan putrinya. Lewat Pooh, Christopher tahu kalau yang terpenting adalah keluarga.
Bukanlah ini
seperti kisah kita saat masih belum bertemu Yesus? Dulu kita orang-orang yang
tersesat. Bahkan setelah mengenal Yesus, kita juga kadang bisa merasa tersesat.
Tapi Yesus datang untuk menyelamatkan kita, baik dari beragam jadwal kerja yang
sibuk, dari ambisi dan keinginan hati kita sendiri. Saat orangtua berhasil bertemu
Yesus, maka anak-anak mereka juga akan diselamatkan. Karena Tuhan mau semua
orangtua tetap memprioritaskan keluarga di atas dari semua hal yang dianggap penting
bagi dunia.
Apakah para
orangtua belajar sesuatu hari ini? Yuk mulai perbaiki waktu kita dan selalu punya
waktu untuk orang-orang terdekat.