Pada artikel sebelumnya, kita sudah mengetahui
kalau iri hati bisa membuat hati kita cemar. Karena iri hati, kita jadi tidak
suka atas pencapaian dari orang lain, juga membuat kita sulit untuk bersyukur
atas pemberian dari Tuhan. Tanpa sadar, sikap ini bisa menjauhkan kita dari Tuhan.
Kita sudah mengetahui untuk mengubah perasaan
iri hati dengan kasih dari kisah persahabatan Yonatan dan Daud. Melalui Kain
dan Habel pula, kita diajarkan untuk tidak menjadikan iri hati sebagai
boomerang, melainkan mengubahnya menjadi motivasi yang membuat kita terus bertekun.
Kali ini, kita akan membahas dua poin lain mengenai iri hati ini.
3. Singkirkan iri hati dengan kerendahan hati
Markus 7:22, "Perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan."
Tidak mengherankan kalau kesombongan ada dalam
daftar hal-hal jahat yang membuat kita tidak kudus. Seperti halnya iri hati
yang sangat bertentangan dengan kasih, kerendahan hati juga bertentangan dengan iri hati.
Filipi 2:3, "Dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri."
Perkataan dari Rasul Paulus ini mengingatkan kita bahwa untuk mengasihi sesama, juga diperlukan kerendahan hati.
Lantas, bagaimana bisa kita menyingkirkan
perasaan iri hati dengan kerendahan hati? Contoh yang paling sempurna adalah
pribadi Kristus. Sebagai seorang Raja, Yesus rela mengorbankan diriNya untuk menyelamatkan kita.
Setiap dari kita pasti punya
dorongan yang kuat untuk mendapat lingkungan dari sekitarnya, tetapi bukan itu
hal yang diinginkan oleh Tuhan.
Tuhan mau kita bersikap rendah hati, sebab itulah yang diajarkan oleh Kristus
kepada kita. Amsal 29:23, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”
4. Hilangkan iri hati dengan pengakuan dosa
Tidak semua orang bersedia untuk mengakui
kesalahan atau dosa yang telah diperbuatnya. Namun, penting bagi orang percaya
untuk mengakuinya. Pengakuan dosa dilakukan dengan dua cara, yaitu mengaku kepada Tuhan, juga mengaku kepada sesama.
Sebagaimana kita sudah ketahui bahwa iri hati
juga sejajar dengan dosa-dosa atau kesalahan yang lain. Dosa iri sering kita
anggap enteng. Kita harus mengesampingkan harga diri dan menerima bahwa orang
lain lebih baik daripada kita. Ketika kita tahu telah melakukan sesuatu yang salah, maka segeralah kita berbalik pada arah dan mengakuinya.
Sebelum mengakui, berikut ini adalah beberapa
hal yang perlu kita perhatikan; biarkan pengakuan ini sedetail mungkin.
Pertanyaan seperti siapa, mengapa dan dimana bisa menjadi salah hal yang
menjadikannya semakin detail. Cari tahu apakah rasa iri ini bersifat sementara
atau jangka panjang. Terakhir, seberapa jauh hubungan kita telah rusak karena
sikap kita yang iri hati tersebut.
Mulai sekarang, cobalah untuk melihat apa yang
ada pada diri sendiri, bukan pada orang lain. Kalaupun kita merasa kurang dari
yang lain, ambillah waktu sejenak. Ada banyak hal yang selalu bisa kita syukuri
dalam kehidupan ini. Sebab, Tuhan akan selalu memberikan karya yang terbaik
buat setiap kita.