Setelah artikel bagian 1 kita membahas tentang
tradisi Rabo-rabo di Jakarta, tradisi Kunci Taon di Manado, Lovely December di
Toraja, dan tradisi gereja Penjor di Bali, kini kita akan membahas 4 tradisi lainnya yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia.
5. Meriam Bambu di NTT
Dengar namanya saja pasti sudah
menarik banyak orang. Kok Natal yang harusnya tenang dan syahdu malah diiringi
dengan meriam? Setiap memasuki bulan Desember, warga NTT mulai menyiapkan berbagai tradisi untuk menyambut kelahiran sang Juru Selamat ini.
Biasanya, tiap-tiap sudut kota
akan dipasang berbagai meriam bambu yang nantinya akan diledakkan pada malam perayaan Natal, berbarengan dengan meriahnya kembang api. Dibalik perayaan ini, ada cerita menarik, lho.
Sebenarnya, kebiasaan ini sebenarnya
bermula dari budaya Manggarai ketika
ada orang yang meninggal. Hal ini dilakukan sebagai penanda saat ada
seseorang yang meninggal, sehingga orang-orang yang lokasinya jauh bisa tahu kalau ada berita duka dari sumber suara.
6. Tradisi Marbinda di Sumatera Utara
Sumatera Utara sendiri punya
tradisi yang sangat beragam saat merayakan Natal. Salah satunya adalah tradisi Marbinda. Dalam perayaannya, seekor hewan akan disembelih bersama oleh sekelompok masyarakat.
Hewan yang menjadi korban
penyembelihan ini biasanya sudah diperiapkan pada bulan-bulan sebelumnya,
termasuk kesepakatan menabung. Hewan yang biasanya disembelih adalah kerbau
atau babi. Selain sebagai
peringatan hari Natal, tradisi ini juga sangat bermanfaat untuk memupuk rasa kebersamaan warga.
7. Wayang Kulit kelahiran Yesus di Yogyakarta
Budaya Jawa yang sangat kental dengan
pewayangan menjadi inspirasi dalam tradisi wayang kulit ini. Yogyakarta yang
dikenal sebagai kota yang penuh dengan budaya dan seni menjadi sangat lekat saat merayakan Natal.
Dengan sebuah tontonan yang lengkap dengan
pakaian tradisional khas Jogja, para pelaku seni wayang akan menyuguhkan sebuah
tontonan tentang cerita kelahiran Kristus dengan menggunakan wayang kulit.
Bahkan, para pendeta dan romo juga biasanya akan menggunakan bahasa Jawa halus saat mencapaikan khotbahnya.
8. Bakar Batu di Papua
Singkatnya, tradisi ini merupakan perayaan
Natal khas Papua dimana penduduk sekitar akan memasak bersamaan dengan
menggunakan batu. Cara ini dilakukan sebagai sebuah ucapan syukur, kebersamaan dan saling berbagi setelah melaksanakan ibadah Natal di gereja.
Prosesnya pun tergolong sederhana, dimana
berbagai makanan seperti daging dan sayur akan dikumpulkan dalam satu wadah,
kemudian ditutup menggunakan sekumpulan batu sampai tertimbun. Kemudian, kayu
akan dibakar sehingga makanan yang ada di dalamnya menjadi matang dengan sempurna. Setelah matang, warga akan menikmati jamuan ini bersama-sama.
Sebagai penduduk yang ditinggal di negara yang
penuh dengan tradisi dan budaya, ada banyak cara yang kita gunakan untuk
memperingati kelahiran Yesus ini. Mana nih yang menurutmu unik?