Saya terperangah dan sedikit terguncang.
Sekitar 3 tahun yang lalu, ketika saya pertama membuat akun rohani untuk menjangkau anak-anak muda.
Saya senang dengan banyaknya anak-anak muda curhat
atau konseling mengenai hubungan berpacaran mereka. Tapi saya terperangah
bagaimana anak-anak muda berpacaran hanya untuk melakukan seks dan berciuman bahkan belum menikah.
Sampai saat ini ada begitu banyak anak-anak muda yang datang
dengan penyesalan mereka karena apa yang mereka lakukan dalam proses berpacaran mereka.
Meski begitu, saya merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres
dalam kehidupan keluarga dan hatinya, dan pelan-pelan Tuhan sembuhkan dengan caraNya ketika saya mendoakan mereka.
Saya tidak tahu apakah kamu, disekitar kamu melakukan hal yang
sama dan berpacaran dengan cara yang sama. Namun yang pasti, tindakan ini tidak
bisa terus menerus dilakukan. Bayangkan bagaimana nasib keturunan kita 10 atau 20 tahun kemudian dengan keadaan saat ini?
Saya rasa hal ini memang harus dipatahkan sejak sekarang, kita
harus benar-benar menghormati Tuhan sehingga kita bisa mengajarkannya kepada anak-anak kita.
Saya pikir kita perlu lebih bijaksana dalam pendekatan kita dalam hal 'berpacaran atau kencan.'
Kita harus menentukan batasan-batasan kita. Pergi makan malam
dan menonton mungkin hal yang wajar tetapi tidak dengan menempatkan diri di
kabin atau disebuah situasi yang memicu hal-hal buruk. Kamu perlu tegas akan dirimu sendiri .
Sebenarnya Alkitab nggak pernah memberikan kita pasal yang
jelas mengenai batasan berpacaran, tetapi jika kita ulik kembali ke Perjanjian
Lama, apakah Rut meletakkan dirinya di tempat tidur Boas supaya mereka menikah atau dalam masa kencan mereka? Jelas sekali tidak!
Jadi pada intinya kita harus benar-benar membuat batasan dalam
berpacaran supaya dosa tidak semakin merajalela. Bacalah Alkitab, kebenaran injil akan membantu kamu.
1. Intinya adalah kemuliaan Allah
"Tetapi
apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari
padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada
kemerdekaan.Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,
maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Korintus 3: 16-18)
Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita. Dia tahu apa yang akan
mengubah kita seperti Dia. Dia bertujuan untuk menguduskan biar kita terlihat
seperti Kristus, dan ketika itu terjadi maka Dia yang akan dipermuliakan. Bukannya orang Kristen harusnya hidup demikian?
Injil Kristus sedang mengatakan kepada kita, bahkan dalam
berpacaran sekalipun kita harus tetap merespon terhadap apa yang Yesus sudah
lakukan bagi kita di kayu salib. Identitas kita sebagai Kristen ada di dalam
Yesus, kita sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, hawa nafsu yang berujung
pada keegoisan dalam berpacaran dan merontokkan batasan-batasan yang seharusnya kita lakukan.
2. Kekudusan
"Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19)
Tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan itu hidup di dalam kamu.
Allah memberi kamu karunia kekudusan ini melalui darah Anak-Nya yang dicurahkan dengan harga yang sangat mahal.
Dengan menyadari bahwa kita dijanjikan memperoleh hidup yang
kekal maka kita perlu memiliki perspektif yang berbeda tentang gimana kita memperlakukan tubuh kita di bumi.
Batasan -batasan ini sangat bermanfaat untuk mendorong
kekudusan setiap orang, melindungi tubuh kita sebagai bait suci Allah yang telah dibeli oleh darah yang kudus.
Zaman sekarang, membangun hubungan berpacaran yang kudus itu
memang sangat sulit. Tapi sebagai orang Kristen kita harus melakukannya dan
terus berjuang taat dalam kebenarannya. Percaya deh, semua akan indah pada
waktuNya. Jangan mendahului kalau belum saatnya ya!