Nafas Tuhan yang ada dalam kita
merupakan sebuah sukacita yang luar biasa. Ketika kita merasakan sukacita
tersebut, kita jadi selaras
dengan Tuhan. Sebagai manusia,
kita pasti pernah mengalami kesedihan, kehilangan, atau hal lain yang rasanya membuat kita sangat menderita. Begitu pula orang lain.
Ketika kita bertemu dengan orang yang sedang
mengalami kesukaran, sementara roh sukacita selalu tinggal dalam kita, apa yang
akan kita lakukan? Haruskah kita merasakan sukacita tersebut, sementara orang lain sedang menangis?
Menanggapi hal ini, Rasul Paulus menuliskan
dalam Roma 12:15, "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
dan menangislah dengan orang yang menangis." Kita semua diciptakan untuk mengalami sukacita
yang kekal dari Tuhan. Namun, ada kalanya kita harus berhadapan dengan sesama yang sedang mengalami kesukaran.
Kebahagiaan bisa melukai orang-orang yang tidak merasakannya
Ketika ada teman kita yang baru saja putus
dengan pacarnya, sementara kita sudah nggak sabar untuk mengabarinya bahwa kita
baru saja jadian dengan orang lain, bisa saja hal ini membuat orang lain jadi lebih buruk.
Di sisi lain, kita pengin berbagi kebahagiaan,
tetapi kita sadar kalau teman sedang mengalami kesulitan. Teman kita pasti akan
merasa kita egois kalau kita tidak mau mendengarkan. Inilah mengapa kebahagiaan bisa menyakiti orang lain meskipun kita melakukannya secara tidak sengaja.
Seperti sukacita, sedih pun bisa melukai
Dalam Filipi 4:5, Rasul Paulus menuliskan kita
untuk selalu bersukacita. Kalau sukacita atau kebahagiaan bisa melukai orang lain, ada juga
bentuk kesedihan yang menyakitkan. Contohnya. Ketika bersedih dan tertekan,
kita pasti memilih agar teman-teman tidak membebani dengan cerita kesedihan mereka pula.
Lalu, apa yang harus kita lakukan saat mendapati teman yang sedang bersedih?
Filipi 4:5, "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!"
Sukacita yang dikatakan oleh Rasul Paulus
merupakan sukacita yang membuat orang lain merasakan kebaikan dan kelembutan.
Inilah sifat alamiah sebuah sukacita yang berasal dari Tuhan. Kita sendiri
tidak pernah bisa merasakannya, tetapi ketika sukacita itu ada dalam kita, orang lain sendiri yang akan merasakannya.
Sukacita dari Tuhan yang ada dalam kita itu menular.
Sekarang, kita tahu rahasia untuk membuat orang lain jadi lebih baik dalam
kesukarannya, yaitu dengan berada bersama dengannya dan berdoa agar Tuhan
sendiri yang memberikan penghiburan untuknya.
Tugas kita kini adalah dengan mencari sukacita
itu sendiri dalam Tuhan. Kita tidak bisa memberi segala sesuatu yang tidak kita
punya. Jadi, ingatlah untuk mencari terlebih dahulu Tuhan dan kebenarannya,
maka tanpa waktu yang pasti dan kita sadari, kehadiran kita dapat menghangatkan
setiap hati yang dingin dan bersedih.