Karena jatuhnya pesawat Lion Air
JT 610 dari Jakarta ke Pangkal Pinang, ada banyak orang yang mengaku sedikit
ngeri kalau harus naik pesawat. Setelah lepas landas selama 13 menit, pesawat
tersebut dinyatakan hilang dan kini, tragedi ini masih perlu dilakukan penyidikan yang lebih lanjut.
Puji Tuhan, tim pencari saat ini
telah menemukan Black Box dari pesawat yang jatuh di sekitar perairan Tanjung,
Karawang ini. Nah, agar kita nggak
was-was dan jadi lebih tenang saat naik pesawat, penting nih buat kita untuk mengetahui beberapa faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan pesawat. Berikut ulasannya.
1. Kesalahan teknis
Sekarang ini, ada fitur
pendaratan otomatis yang dipakai oleh para pilot saat jarak pandang pilot hanya
sejauh 75 meter. Biasanya, pendaratan ini akan dipakai pada malam hari atau
cuaca yang berkabut. Fitur ini memungkinkan teknologi yang mengambil alih pengelihatan dari pilot yang punya jarak pandang terbatas tersebut.
Pada 14 September 1993, pesawat
Lufthansa A320-211 mengalami kecelakaan karena menabrak bukit di ujung landasan
Bandara Chopin Warsawa, Polandia. Hal ini disebabkan karena saat mendekati
landasar pacu 11, area sekitar mulanya dinyatakan aman untuk mendarat. Namun,
mendadak pesawat mendapatkan peringatan soal angin yang mendadak berubah dan diiringi oleh hujan yang turun.
Dalam pendaratannya, roda-roda
pesawat meluncur di atas landasan yang basah dan licin. Sementara pesawat masih terprogram untuk
penerbangan di udara, inilah sebabnya pesawat ini kemudian menonaktifkan sistem pengeremannya.
Karena medapati posisi pesawat yang nggak
sesuai dengan landasan pacu, pesawat memutuskan untuk menuju ke arah kanan.
Namun, keputusan tersebut terlambat karena pesawat telah menabrak bukit
terlebih dahulu yang menyebabkan timbulnya api dari sayap kiri dan menembus kabin penumpang.
2. Angin
Iya, cuaca sangat berpengaruh saat kita memilih
untuk bepergian dengan pesawat. Angin yang berembus dari atas, belakang,
samping, semuanya diperhitungkan sebab kalau salah-salah ambil keputusan,
pesawat bisa mengalami kecelakaan atau eror seperti terbalik. Hal ini karena angin cenderung menghilangkan udara dari sekitar sayap pesawat.
Kalau sudah terjadi seperti ini, maka pesawat
akan kehilangan kecepatannya pada ketinggian tertentu. Bahayanya, kondisi ini
dapat menyababkan aliran udara yang mendadak, kuat dan terlokalisasi atau
disebut dengan micobust. Namun, kita nggak perlu khawatir akan hal ini, sebab
para pilot biasanya akan dibekali dengan pelatihan ekstensif untuk bisa menghadapi kondisi ini.
3. Bahasa
Saat ini, Bahasa Inggris merupakan bahasa yang
dipakai untuk penerbangan. Kendati demikian, masih ada potensi untuk mengalami
miskomunikasi satu sama lain. Kalau sampai komunikasi pilot dan petugas menara
kontrol tidak berjalan dengan baik, bisa-bisa pesawat akan mengalami kecelakaan
yang fatal, terutama saat lepas landas mau pun mendarat. Apalagi saat keadaan cenderung gelap dan mereka hanya mengandalkan suara untuk berkomunikasi.
4. Terorisme
Salah satu penyebab kecelakaan atau pesawat
bisa jatuh bisa karena adanya aksi terorisme. Bisa saja tiba-tiba, pesawat
ditembaki oleh rudal. Pesawat yang cenderung besar biasanya tidak bisa menghindar dari serangan sebab dari berat dan volumenya.
5. Karena pilot atau kru kelelahan
Human error adalah hal yang sangat mungkin
terjadi sebagai salah satu penyebab jatuhnya pesawat. Seperti yang kita ketahui,
terkadang jadwal dari pilot atau kru tidak bisa diprediksi, bahkan ada masa tugas yang panjang sampai menyebabkan pilot mengalami kesulitan untuk tidur.
Nggak cuma harus tetap berjaga dan awas, pilot
juga harus berkonsentrasi penuh, terutama saat lepas landas atau mendarat,
sebab 80% dari kecelakaan pesawat terjadi dalam keadaan ini. Dilansir dari
Phinemo, pilot harus memegang kendali pesawat dengan tangannya sendiri dan
mematikan mode autopilot.
Selain itu, seorang pilot juga harus
benar-benar berkonsentrasi pada dini hari sekitar pukul 03.00, yang mana
menjadi titik rendah fisiologis tubuh. Pilot memiliki waktu pergantian (shift) yang
berlangsung hingga 20 jam. Survei NASA juga mengungkapkan kalau 70% pilot di
Amerika tertidur di kokpit setidaknya sekali selama penerbangan. Jadi, biasanya
akan ada satu pilot cadangan yang harus selalu terjaga di kokpit.