Pada Jumat, 12 Oktober
2018 lalu Putri Eugine of York salah satu anggota kerajaan Inggris
melangsungkan pernikahannya. Yang unik, lewat gaun pengantin pilihannya putri
dari Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson ini menyampaikan pesan penting tentang
kepercayaan diri kepada para wanita di dunia.
Wanita yang lahir
dengan nama Euginie Vitoria Helena ini memilih gaun pengantin yang terbuka
dibagian pundak hingga memperlihatkan punggungnya. Tapi yang menarik perhatian
adalah dengan gaun pengantin yang seperti itu, Putri Eugenie memperlihatkan
bekas luka yang cukup panjang yang merupakan bekas operasi yang ia jalani saat
usia 12 tahun. Ia pun memilih tidak memakai cadar dan hanya memakai tiara yang
dipinjam dari neneknya, Ratu Elizabeth II.
“Saya pikir kamu bisa mengubah bagaimana cantik itu, dan kamu bisa menunjukkan pada orang-orang bekas lukapun dan aku pikir itu sangat istimewa bisa memperjuangkan tentang hal itu,” demikian pernyataan Putri Eugenie yang dikutip oleh CNN.com.
Baca juga :
Kate Middleton, Malaikat Penyelamat Keluarga Kerajaan Inggris (1)
Apa Kamu Cantik? Jawaban Ini Bakal Bikin Kamu Makin Yakin
(Diantar sang ayah, Pangeran Andrew menuju pelaminan, Sumber : BBC)
Putri Eugenie sendiri
adalah pendukung dari Royal National Orthopaedic Hospital di London tempat ia
menjalani operasi sewaktu kecil.
Dalam pernikahannya dengan Jack Brooksbank itu,
pilihan baju pengantinnya bukan hanya sekedar karena disainnya yang cantik,
namun juga sebuah pernyataan politik dan pesan positif kepada para wanita agar
tetap percaya diri sekalipun memiliki bekas luka di tubuhnya.
Kecantikan bukan hanya
bicara tentang penampilan fisik saja, namun juga kecantikan yang dari dalam
seperti karakter, prilaku dan perkataan kita. Sebab kitab Amsal mengatakan
bahwa, “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia” (Amsal 31:30a).
Untuk itu, para wanita atau bahkan pria harus tetap percaya diri sekalipun memiliki
kekurangan seperti Putri Eugenie ini. Jangan menilai keberhargaan seseorang
hanya dari penampilan fisik saja, tapi lihatlah setiap orang sebagai pribadi
yang berharga dan mulia seperti Tuhan memandang mereka.