Kemunculan kampanye
#2019gantipresiden yang mengundang kontroversi belakangan ini, bagi sebangian
orang dianggap menjadi pertanda akan memanasnya perhelatan Pilpres 2019. Isu agama
pun dinilai akan dijadikan sebagai alat kampanye pasangan calon tertentu. Namun, semua pihak tentu berharap supaya hal itu tak terjadi.
Menanggapi hal
ini, Bidang Harmonisasi Umat Beragama PKUB Kementerian Agama (Kemenag) meyakinkan potensi mencuatnya isu agama di Pilpres 2019 tak akan terjadi.
Kepala Bidang
(Kabid) Harmonisasi Umat Beragama PKUB Kemenag, Wawan Djunaedi menyampaikan bahwa
sebenarnya isu agama biasanya muncul dalam kampanye politik adalah ulah dari
sekelompok orang yang berusaha memicu kekacauan. Sementara masing-masing pasangan
calon pun sama-sama berkomitmen untuk menghindari penggunaan isu agama dalam kampanye.
“Kita berharap tidak karena sudah tahu masing-masing pihak sudah berkomitmen untuk tidak membawa isu sara dan itu adalah angin segar yang sangat luar biasa,” kata Wawan.
Baca Juga :
Wawan juga menjelaskan
bahwa isu-isu agama yang bermunculan itu sebenarnya berakar dari masalah lain
yang digiring ke isu agama, seperti isu politik dan ekonomi. “Sebetulnya tidak
ada sangkut pautnya sama agama. Hasil risetnya semacam itu, jadi kecenderungan sebuah
konflik agama kalau diteliti secara mendalam sebenarnya akarnya bukan masalah agama tapi akarnya masalah lain yang digiring ke isu agama,” terangnya.
Untuk
mencegah tindakan tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sendiri memberi
arahan untuk tidak mempolitisasi agama selama masa-masa perhelatan Pilpres 2019.
“Agama dan
politik memang tidak bisa dipisahkan, tapi jangan melakukan politisasi agama.
Karena politisasi agama artinya menggunakan agama menjadi politik praktis yang itu nanti cenderung mengalami bias-bias tidak kita inginkan,” katanya.
Kepada masyarakat,
Wawan pun menghimbau supaya tak mudah terjebak dengan isu-isu yang mengarah kepada
agama. Karena sebenarnya isu itu sengaja dimainkan untuk tujuan membuat kekacauan
saja.
Pilpres 2019
memang sudah di depan mata. Itu artinya kita akan melewati masa-masa kampanye Pilpres
yang semakin memperpanas suhu politik. Karena itu, masyarakat harus selalu
waspada dan lebih bijak dalam menangkal isu-isu yang memancing perpecahan.