Mendengar bunyi ponsel berdering di
gereja karena salah satu jemaat lupa mengaktifkan fitur silent-nya mungkin masih
bisa dimaklumi. Tapi gimana kalau ternyata ada jemaat yang dengan sengaja merogoh
ponselnya lalu mulai melakukan percakapan dengan seseorang di tengah ruang ibadah. Apalagi kalau saat itu pendeta justru sedang menyampaikan khotbah?
Kita yang rajin ibadah Minggu ke
gereja pasti pernah atau sering punya pengalaman semacam ini? Kita mungkin suka
ngelihat beberapa dari jemaat suka ngelakuin tingkah nyeleneh selama ibadah
berlangsung. Bukannya cuma bikin mereka jadi bahan perhatian loh, jemaat nyeleneh ini bahkan bisa bikin jemaat lain terganggu dan gak fokus mengikuti ibadah.
Diantara sekian banyak tingkah aneh
yang mungkin kita temui, ada 12 tingkah nyeleneh yang banyak dilakuin jemaat gereja, diantaranya:
1. Ngobrol sepanjang ibadah
2. Main ponsel, entah sibuk SMS, browsing, atau main video game
3. Tidur dan bahkan ada yang mendengkur dengan kerasnya
4. Sibuk memotong kuku tangan dan kaki
5. Menjawab telepon yang masuk di dalam gereja
6. Mengecat kuku tangan selama ibadah
7. Ngemil sembari mendengarkan khotbah
8. Bercanda bareng teman tanpa menghiraukan pendeta yang lagi khotbah serius
9. Ibu-ibu membiarkan bayi atau balitanya menangis
10. Jualan produk ke jemaat di samping kiri dan kanannya
11. Mengunyah-ngunyah permen karet dengan bersuara
12. PDA (Public Displays of Affection) antara pasangan menikah atau yang juga masih pacaran
Dari sejumlah daftar tindakan nyeleneh ini, pernah gak sih kita nanya sebenarnya sikap dan perilaku yang bagaimana sih yang Tuhan mau kita lakuin saat ibadah di gereja?
Baca Juga :
Di jaman yang serba modern ini, kita
mungkin gak berpikir kalau tangisan anak kecil akan menganggu Tuhan. Atau pasangan
suami istri yang suka memamerken kemesraan dianggap salah. Atau barang kali mereka
yang kebelet pipis harus meninggalkan ruangan sebentar dan pergi ke toilet sebagai
hal yang menganggu. Atau anak muda jaman sekarang yang suka mendengar orang bicara sembari minum secangkir kopi.
Tapi lewat Alkitab, kita akan menemukan sebenarnya ibadah yang sejati di dalam Tuhan itu apa sih?
Salah satunya adalah bahwa Tuhan
gak suka kita mengalihkan perhatian kita kepada hal lain selama firmanNya sedang
disampaikan. Dia memanggil kita menjadi pendengarNya. Musa memberi tahu orang-orang
Ibrani kalau mereka akan diberkati kalau mereka mendengar perintah-perintah Allah
(Ulangan 11: 27). Salomo juga menyampaikan kalau saat menghadap bait Allah,
kita harus ‘mendengar daripada hanya mempersembahkan korban saja’ (Pengkhotbah 5: 1).
Di dalam kitab Yesaya 50: 4b disebutkan,
“Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.” Sementara Yeremia 17: 22 menegur orang
Israel karena mereka ‘tak mendengarkan dan tak mau menerima tegoran’. Dan saat Yesus
dimuliakan, Bapa menyatakan, “Dengarkanlah Dia!” (Lukas 9: 35b). Kita tidak bisa menyenangkan Tuhan atau menjadi pengikut setia-Nya kalau kita tidak mau mendengarkannya.
Tapi hari ini kita hidup di tengah budaya
yang berbeda. Kita suka melakukan banyak hal dalam satu waktu yang sama. Kita adalah
para multitasking. Kita suka menjelajah situs sambil menonton televisi, mengirim
teks waktu kita sedang mengemudi, nge-tweet waktu kerja, menerima panggilan waktu
teman lagi ngobrol. Fatalnya, ada beberapa orang yang tanpa sengaja harus bertabrakan di trotoar karena masing-masing sibuk memperhatikan ponselnya.
Pernahkah kita bertanya ‘Apakah perubahan
yang sangat cepat ini normal atau benar?’ Saat kita masih asyik dengan budaya baru
ini, kita harus tahu satu kebenaran ini bahwa ‘kita bisa kehilangan tradisi pemuridan
yang Yesus ajarkan kepada orang-orang percaya’. Supaya hal ini gak terjadi, kita
harus benar-benar memperhatikan cara kita beribadah. Mungkin dengan memulainya dengan
cara yang sederhana dulu seperti mematikan ponsel selama ibadah berlangsung. Singkirkanlah
semua gangguan yang bisa mengalihkan pikiran kita dari Tuhan dan ambil waktu untuk
mengundang Tuhan masuk ke dalam hati dan pikiranmu. Dengarkanlah khotbah dan resapi
setiap lagu pujian yang dinyanyikan.
Setelah kamu tahu kebenaran ini, minggu
depan tolong jangan lagi bersikap nyeleneh di depan Tuhan ya. Mari menghormati Tuhan
sebagaimana Dia adanya layak dihormati dan disembah. Dengarkanlah Dia sebagaimana
murid mendengar gurunya.