Dengan Berani, Umat Kristen Beijing Desak Pemerintah Kembalikan Hak Gereja
Sumber: AsiaNews

Internasional / 26 July 2018

Kalangan Sendiri

Dengan Berani, Umat Kristen Beijing Desak Pemerintah Kembalikan Hak Gereja

Lori Official Writer
3168

Sekelompok umat Kristen Beijing menulis seruan yang berani kepada pemimpin negara Tiongkok itu. Setelah sekian lama mengalami diskriminasi, orang-orang Kristen China akhirnya memilih untuk membuka dialog dengan Presiden Xi Jinping.

Seruan tertulis itu ditandatangani oleh sekitar 34 gereja yang masih berstatus ilegal setelah adanya revisi peraturan dari perintahan Xi Jinping yang dinilai melanggar hak-hak umat beragama.

“Kehidupan normal orang-orang percaya telah dilanggar dan dirintangi, dan hal ini menyebabkan kerusakan emosional yang sangat besar. Rasa optimism yang mengalir di dalam jiwa orang Kristen terpengaruh, membuka kemungkinan munculnya konflik sosial. Situasinya tampaknya memburuk dari hari ke hari,” demikian ditulis dalam seruan tersebut.

Baca Juga :

Rezim Komunis China Larang Warganya Kunjungi Vatikan

Tragis! Ribuan Gereja Tiongkok Alami Pembongkaran Ilegal

Para pemimpin Kristen juga meminta supaya pemerintah menghormati kebebasan beragama di bawah payung perlindungan Konstitusi Tiongkok. Banyak dari mereka yang meminta kembali supaya hak-hak umat beragama kembali dihormati di negara yang menganut paham komunis itu.

Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2016 silam Dewan Negara Tiongkok menyetujui pelarangan kegiatan agama. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kultus Kristen yang tak terdaftar termasuk gereja-gereja lokal di berbagai daerah. Aturan baru itu mulai diberlakukan pada 7 Oktober 2016 dan sejak saat itulah orang Kristen dilarang menggelar kegiatan agama atau bahkan menonton tayangan yang berbau kerohanian secara online. Tak hanya itu, pemerintah bahkan melarang sekolah-sekolah belajar agama. Larangan ini menyebabkan orang Kristen kesulitan melakukan kelas katekismus, konferensi atau kegiatan keagamaan apapun di luar negeri. Pemerintah bahkan meyakinkan semua warganya bahwa aturan itu dibuat untuk mencegah munculnya kelompok saparatis, kelompok terorisme dan infiltrasi asing ke negara tersebut.

Belakangan ini, ancaman terhadap gereja semakin nyata setelah pemerintah kota Beijing memerintahkan setiap departemennya untuk melakukan pemeriksaan terpadu terhadap berbagai gereja-gereja lokal. Upaya ini bahkan melibatkan pihak kepolisian. Meskipun sebenarnya hal ini bukanlah perintah resmi karena berisi catatan sensitif yang melibatkan pendeta dan juga jejak pelayanannya. Akibatnya, lusinan gereja lokal pun ditutup.

Sebuah sumber mengatakan kepada AsiaNews bahwa penutupan ini dilakukan oleh pihak kepolisian. Salah satunya adalah Gereja Katolik yang terletak di dekat Shunyi. “Kami hanya tahu kalau polisi mengunjungi beberapa gereja dan memerintahkan penutupan mereka,” katanya.

Sementara Ni Yulan, seorang anggota Brotherhood of Sacred Love menyampaikan kepada ChinaAid bahwa kontrol pemerintah terhadap gereja semakin ketat. “Mereka bersiap untuk menyerang. Inilah alasan kenapa mereka mengumpulkan informasi. Ini masih awal,” ucapnya.

Bukan rahasia lagi bahwa Tiongkok adalah salah satu negara yang paling tidak aman ditinggali oleh umat Kristen. Beragam tindak diskriminasi telah dialami oleh umat beragama di sana. Dan sampai saat ini, mereka masih terus berjuang untuk mendapatkan kembali hak-haknya. Mari terus dukung dalam doa supaya terjadi terobosan besar atas bangsa ini dan lawatan Tuhan menghinggapi langit Tiongkok.

Sumber : Asia News/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami