Sedih, Karena Konflik Manusia Dan Satwa, Satu Orangutan Tewas Dengan 7 Peluru
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=orangu

Nasional / 5 July 2018

Kalangan Sendiri

Sedih, Karena Konflik Manusia Dan Satwa, Satu Orangutan Tewas Dengan 7 Peluru

Inta Official Writer
2618

Baen adalah orangutan hasil translokasi Orangutan Foundation International (OFI) pada 24 September 2014 lalu. Jasad Baen ditemukan terendam di air dengan tujuh peluru dan sejumlah luka sayatan di tubuhnya. Peluru-peluru tersebut mendarat di pinggang kiri, jari, kepala dan lengan kanan.

Fajar Dewanto sebagai Field Director OFI menjelaskan kalau penemuan orangutan yang berusia 20 tahun itu berawal dari sebuah laporan pada 1 Juli 2018. Laporan tersebut berasal dari Dody Kurniawan, petugas Resor Telaga Pulang, STPN I Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang menerima informasi dari karyawan perkebunan kelapa sawit PT Wana Sawit Subur Lestari (WSSL) II tentang adanya temuan bangkai orangutan yang mengambang dan membusuk di kanal air.

Hingga kini, tubuh Baen masih dinekropsi (autopsi bangkai hewan). Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Adim Gunawan, penyebab kematian Baen kemungkinan akibat tindak kekerasan yang dilakukan sekirar dua minggu lalu.

"Penyebab kematian Baen ini kemungkinan akibat tindak kekerasan yang dilakukan sekitar dua minggu lalu," terangnya.

Baca juga: Nggak Jadi Balas Dendam, Pemerintah Israel Resmi Cabut Larangan Buat Wisatawan Indonesia

Adib juga menjelaskan kalau pembantaian orangutan sudah sangat sering terjadi. Pihak BKSDA Kalteng terus menggelar sosialisasi pada perusahaan maupun masyarakat agar tidak melakukan pembunuhan pada primata langka yang dilindungi oleh undang-undang.

Pada 15 Januari 2018 lalu juga terjadi kasus serupa, dimana ada dua warga Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kalteng dengan sadis menghabisi nyawa orangutan dengan cara membacoknya dan melontarkan 16 peluru ke tubuhnya. Tubuh satwa tersebut kemudian ditemukan mengapung di Sungai Barito.

Pemicu konflik yang terjadi adalah alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit dan hutan tanaman industri serta tumpang-tindih lahan milih warda dengan habitat orangutan. Orangutan sering diburu dan dibunuh karena mereka dianggap sebagai hama perusak tanaman hasil kebun.

Dalam penciptaan, mula-mula Tuhan berfirman “Penuhilah bumi dan taklukanlah itu.. Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi…” Firman Tuhan ini  jelas meminta kita agar tidak memperlakukan alam semena-mena.

Kalau kita bisa bersama-sama menjaga alam sebagai rumah bagi banyak hewan, maka hal ini juga berdampak pada kehidupan kita. Sebab kalau habitatnya terawat dengan baik, mereka pasti tidak akan mengganggu wilayah atau kawasan tempat dimana kita tinggal.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami