Menurut WHO, gaming disorder
adalah gangguan mental yang dialami saat seseorang mengalami gangguan kontrol
atas perilaku gaming; atau dengan kata lain, mereka tidak menyadari kapan harus
berhenti bermain game, kapan harus memenuhi kewajibannya, atau kapan harus beristirahat.
Klarifikasi WHO sebagai gangguan mental yang cukup serius
Dilansir dari Health.com, gaming
disorder kini menjadi salah satu gangguan kesehatan mental secara resmi yang
diklarifikasi oleh World health Organization (WHO) yang dirilis pada minggu ini.
Meskipun kecanduan bermain game
sering dikatakan sebagai masalah gangguan mental yang serius oleh para
profesional, tetapi belum ada klarifikasi yang jelas bahwa penyakit ini perlu
ditanggapi dengan serius. Adanya klarifikasi dari WHO berdampak bahwa setiap
pasien harus mendapatkan penanganan
yang serius atas penyakit mental ini.
Gejala game disorder
Perilaku ini bisa menjadi maslaah
ketika mereka mulai menjadikan game sebagai prioritas utama dibandingkan
aktivitas harian laiannya. Jika pola ini diteruskan, maka akan terjadi konsekuensi negatif yang bisa terjadi karenanya.
Gejala lain yang ditunjukkan bagi
penderita adalah dengan berbohong tentang seberapa lama kita bermain game. Hal ini dapat merusak kepercayaan orang sekitar seperti keluarga dan teman.
Doug Gentile, seorang profesor di
Iowa State University menjelaskan kalau gejala ini memang nampak sangat sepele, namun bisa berdampak panjang dan serius.
"Kalau kita lihat memang
hanya sebuah masalah kecil, tetapi pada kenyataannya, kebiasaan mereka ini dapat berdampak dalam jangka panjang dan sangat serius," ungkapnya.
Jumlah penderita
Kebiasaan bermain game juga
berpotensi menyebabkan seseorang jadi kecanduan. Peneliti mengemukakan kalau kebanyakan penderita biasanya adalah pria dengan usia yang masih cukup muda.
Sebuah studi di Jerman
menemukakan bahwa dari mereka yang berusia 12-25 tahun, estimasi mereka yang menderita gaming disorder ada 8,4% para pria dan 2,9% pada wanita.
Siapakah mereka yang mengalami gangguan mental ini?
Seperti gangguan kesehatan mental
lainnya, gaming disorder hanya ada pada bagian kecil dari total populasi
manusia. "Kita tidak bicara tentang mereka yang main game sebagai
penghilang bosan, atau mereka yang menikmati bermain game tapi bisa mengatur
kehidupannya dengan baik, selama game tidak berpengaruh pada kondisi kesehatan
mental atau fisik, maka kita diperbolehkan untuk bermain," terang gentile.
"Cobalah untuk memahami
kalau ada batasan dari setiap perilaku yang berubah menjadi gelaja
disfungsional. Seperti depresi, semua orang bisa sedih, tapi ada titik dimana
hal ini terjadi terlalu sering sehingga masalah ini perlu penanganan khusus," katanya.
Kalau merasa kalau ada orang
disekitar kita perlu bantuan untuk mengatasi kecanduannya pada game, maka
cobalah untuk mencari ahli yang punya pengalaman dalam gangguan kontrol impuls.
Gentile juga menjelaskan kalau
klarifikasi WHO memungkinkan para layanan kesehatan jadi lebih awas dan sadar
dalam menangani kondisi ini. "Langkah awal untuk menolong mereka adalah
dengan menyadari kalau masalah ini adalah nyata dan serius," tutupnya.