Mungkin salah
satu hal yang paling disalahpahami dari Sepuluh Perintah Allah adalah yang satu
ini: “Jangan mengingini rumah sesamamu;
jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan,
atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.”” (Keluaran 20: 17)
Mengingini bukan
hanya semacam keinginan untuk memiliki sesuatu yang kita gak punya. Melihat sesuatu
yang kamu kagumi mungkin gak terlalu mengasyikkan. Karena kamu hanya mengaguminya.
Perbedaan mengingini
dan mengagumi terletak pada ‘keinginan’ kita akan sesuatu. Dan seringnya kedua
hal ini adalah sesuatu yang mustahil kita miliki. Di Keluaran 20: 17, juga
dituliskan tentang ‘mengingini istri orang lain’. Seseorang dalam hal ini bukan dalam konteks menginginkan seorang istri, tapi menginginkan istri tetangganya.
Dari bahasa aslinya, kata ‘mengingini’ diterjemahkan dengan ‘sangat berhasrat akan seseorang atau sesuatu’. Sama halnya seperti serigala yang siap menerkam mangsanya. Seekor serigala gak akan berhenti mengejar sampai dia mendapatkan mangsanya. Itulah maksud ‘mengingini’ di sini. Karena keinginan inilah kita jadi sangat terobsesi pada sesuatu dan memaksa diri untuk mendapatkannya.
Baca Juga :
Bagaimana seseorang jatuh dalam keinginan keliru ini?
Pertama, hal
itu dimulai dari mata saat melihat satu objek. Lalu pikiran akan meresponi hal
itu dan menciptakan rasa kekaguman, selanjutnya tubuh akan bergerak masuk untuk mendapatkannya.
Umumnya, seseorang
yang gak punya banyak uang akan lebih mudah terjebak dalam keinginan semacam
ini. Pikiran mereka dikuasai oleh keinginan sendiri yang membuat mereka merasa berhasil kalau mendapatkan hal itu.
Malangnya, ada
orang yang terikat dengan hasrat mengingini yang keliru ini. Sehingga sepanjang
hidupnya, mereka selalu terobsesi dengan hal-hal tertentu dan rela berkorban demi
mendapatkan semua yang mereka inginkan. Mereka bisa saja terobsesi dengan memiliki
seseorang, mungkin benda, posisi dan sebagainya. Dan sesulit apapun tantangannya,
mereka akan berjuang untuk mendapatkannya sekalipun harus menghancurkan hidupnya sendiri.
Seperti dikatakan
oleh Yesus, bahwa daging kita memang lemah tapi roh penurut (Matius 26: 41).
Karena itu, jauh lebih baik berjuang untuk mematikan kedagingan itu lebih dulu
dengan lebih banyak membaca firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Supaya
setiap organ tubuh kita gak tercemar oleh keinginan-keinginan yang merusak.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu
yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga
keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala..” (Kolose 3: 5)