Hari ini perhatian
masyarakat dunia sejenak teralihkan kepada detik-detik pertemuan Presiden Amerika
Serikat (AS) Donald Trump bersama pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura.
Bahkan sebelum pertemuan itu digelar, CBN News melaporkan bahwa ribuan orang Kristen bahkan ikut mendukung pertemuan ini dalam doa. Mereka berharap pertemuan kedua pemimpin negara yang kurang akur ini akan menghasilkan kesepakatan damai. Bukan hanya bagi kedua belah negara tapi juga akan menghasilkan perdamaian bagi berbagai belahan negara lainnya.
Baca Juga : Dibalik Pertemuan Trump dan Kim Jong Un, Ada Ribuan Orang Kristen Yang Berdoa
Seperti
dikutip dari Reuters, pertemuan Trump
dan Kim rupanya menjadi pertanda baik bagi kedua belah negara. Dalam percakapan
yang hanya dilakukan selama 30 menit itu, keduanya melakukan pertukaran pendapat
soal hubungan AS dan DPRK, singkatan dari Democratic People's Republic of Korea
(Republik Rakyat Demokratik Korea), yang komprehensif, mendalam serta jujur. Percakapan
ini juga dinilai akan berdampak baik bagi terwujudnya perdamaian yang abadi dan kuat di Semenanjung Korea.
Malahan
Trump sendiri telah berkomitmen untuk memberi jaminan keamanan kepada DPRK dan hal
ini disambut baik oleh Kim yang juga berkomitmen untuk menyelesaikan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Alhasil, Trump dan Kim telah menandatangani kesepakatan hubungan baru AS-DPRK yang berisi 4 hal ini:
1. Amerika Serikat
dan DPRK berkomitmen untuk membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan keinginan masyarakat kedua negara demi perdamaian dan kemakmuran.
2. Amerika
Serikat dan DPRK akan bersatu dalam upaya untuk membangun rezim perdamaian yang abadi dan stabil di Semenanjung Korea.
3. Sebagai penegasan
kembali soal Deklarasi Panmunjom 27 April 2018 lalu, DPRK berkomitmen untuk bekerja menuju denuklirisasi sepenuhnya di Semenanjung Korea.
4. Amerika Serikat
dan DPRK berkomitmen untuk pemulihan POW/MIA, termasuk akan segera memulangkan warga negara Amerika yang hilang dan yang sudah teridentifikasi.
Dari empat
butir isi dokumen kesepakatan ini, masyarakat dunia meyakini bahwa pertemuan kedua
negara ini adalah peristiwa penting yang bersejarah. Karena dianggap menjadi angin
sejuk di tengah ketegangan dan permusuhan antara kedua belah negara selama puluhan tahun.
Setelah pertemuan
ini, AS dan DPRK berkomitmen untuk mengadakan negosiasi lanjutan yang akan dipimpin
oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan pejabat tingkat tinggi DPRK.
Jadi, kita patut
bersyukur kalau hari ini kita menyaksikan sejarah perdamaian baru yang pastinya
juga akan berdampak baik bagi negara-negara di berbagai belahan dunia.