Siapa
sangka serangkaian rencana serangan teror bom di Indonesia rupanya masih belum
usai. Baru-baru ini, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga
teroris di kawasan kampus Universitas Riau di Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, tepatnya pada Sabtu, 2 Juni 2018.
Dari tangan
ketiga pelaku ditemukan dua bom rakitan pipa besi, bahan peledak jenis TATP siap
pakai, dan bahan peledak lain (pupuk KNO3, sulfur, gula dan arang). Mereka juga
membawa dua busur panah dan delapan anak panah serta sepucuk senapan angin dan sebuah granat tangan rakitan.
Seperti disampaikan
Kapolda Riau Irjen Pol Nandang dalam konferensi pers di Mapolda Riau, ketiga pelaku dipastikan bukanlah mahasiswa kampus setempat melainkan sudah alumni.
Terkait penemuan bom ini pula, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menghimbau kembali
setiap kampus-kampus untuk memperkuat pengajaran agama bagi para mahasiswa untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di lembaga pendidikan.
“Radikalisme itu muncul dari pikiran, pengaruh dan pengetahuan yang salah. Maka untuk mengurangi dan menghentikan radikalisme, Universitas harus memberikan pemahaman kepada seluruh mahasiswanya hal yang benar dan sesuai,” ucap JK di Istana Wakil Presiden, Selasa (5/6).
Baca Juga:
Mengerikan, Daya Ledak Bom yang Disita di Universitas Riau Persis Bom 3 Gereja Surabaya!
Dia juga mengajak
semua pelaku akademis di kampus terlibat aktif mengawasi dan mendampingi setiap
kegiatan keagamaan di kampus supaya tidak disusupi dengan ceramah atau khotbah yang
mengandung paham radikal. Dia juga meminta supaya dosen maupun mahasiswa tetap waspada dengan kegiatan mencurigakan di lingkungan kampus.
“Mereka memakai
Universitas sebagai tempat untuk membuat bom agar mereka merasa aman, karena kan
dikira laboratorium itu tempat untuk melakukan percobaan (akademis), padahal dipakai untuk bikin bom,” terangnya.
Seperti
diketahui, ketiga terduga teroris ini mengaku menjadikan kampus Riau sebagai markas
pembuatan bom rakitan karena jauh dari jangkauan polisi. Mereka memakai mes
Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) Sakai sebagai tempat untuk tidur. Rakitan bom tersebut
rencananya akan diledakkan di kompleks Gedung DPR RI dan DPRD Riau.
Dari kasus ini,
kita diingatkan bahwa ancaman teror masih nyata. Mungkin saja masih ada
sejumlah orang di luar sana yang tengah menyusun rencana serupa. Karena itu,
sudah sepatutnya kita waspada terhadap sekelompok orang yang tampak menunjukkan
geliat yang mencurigakan. Bila perlu segera laporkan kepada pihak yang berwajib.